Konten dari Pengguna

MACAN, Museum yang Disukai 'Kids Zaman Now'

18 Maret 2018 23:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Nurhasanah Arumsari Sihombing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MACAN kependekan dari Modern and Contemporary Art in Nusantara adalah museum yang berhasil mengajak kids zaman now untuk datang menikmati seni. Hal ini tidak lepas dari efek samping dari seni modern dan kontemporer yang memunculkan background cakep buat upload foto di Instagram.
ADVERTISEMENT
Kekuatan seni kontemporer berhasil membuat kaum milenial penasaran, dan mengunjungi museum yang terletak di lantai 5 menara berbentuk tapal kuda di bagian Barat kota Jakarta, tidak jauh dari kantor stasiun Rajawali Citra Televisi Indonesia.
Museum seluas 4000 meter persegi ini ditata dengan gaya modern dan clean. Desain interior Museum MACAN dilakukan oleh perusahaan MET Studio Design Ltd yang berbasis di London. Tak heran banyak yang mengatakannya sebagai museum keren dan kekinian.
Sejak dibuka pada 4 November 2017, Museum MACAN berhasil memukau para pengunjung dengan instalasi cahaya unik seperti "Infinity Mirrored Room - Brilliance of the Souls" karya Yayoi Kusama. Berfoto di dalam infinity mirrored room inilah tujuan utama lawatan kids zaman now.
ADVERTISEMENT
Karya Yayoi Kusama, seniman Jepang yang terkenal 'nyentrik' berhasil membawa pengunjung masuk ke dunia lain, di mana semuanya tampak tidak ada batasan. Ilusi optik dan cahaya bola-bolanya yang sangat unik memberikan sensasi takjub, seakan tidak berujung.
(Infinity Mirrored Room oleh Yayoi Kusama-dok. pribadi).
Dalam pameran pertama bertajuk ‘Art Turns, World Turns’ atau ‘Seni Berubah, Dunia Berubah’, Museum MACAN menampilkan 90 karya dari 70 seniman Indonesia dan internasional, yang dibagi ke dalam empat kategori:
(i) Land-Home-People adalah era sebelum kemerdekaan. Koleksinya terentang dari abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dari seniman asal Eropa dan Asia Tenggara. Kita bisa melihat karya Raden Saleh Indies Landscape, Miguel Covarrubia dengan Map of Bali with the Rose of the Winds, lukisan Lee Man Fong Balinese Weaver, dan lukisan Walter Spies View Across the Sawah to Gunung Agung.
ADVERTISEMENT
(Koleksi Museum MACAN: Map of Bali with the Rose of the Winds (Peta Bali dengan Mata Angin) oleh Miguel Covarrubias; http://www.museummacan.org/collection#modalhome-land-people-0-0)
(ii) Independence and After; di mana para seniman beralih menampilkan tema-tema nasionalisme bertujuan berikan dorongan moral untuk masyarakat. Terdapat karya dari S. Sudjojono, Lukisan Soekarno yang dilukis oleh Dullah. Ada juga self-portrait dari seniman Lekra Hendra Gunawan, Trubus Soedarsono and S. Sudjojono.
(Koleksi Museum MACAN: Bung Karno di Tengah Perang Revolusi (Bung Karno amidst the Revolutionary War) oleh Dullah; http://www.museummacan.org/collection#modalindependence-and-after-0-0)
(iii) Struggles Around Form and Content dapat dilihat pada Bird Market karya Soetopo, Watching Football oleh H. Widayat, dan lukisan Prostitutes Putting on Make Up on oleh Djoko Pekik. Seniman Indonesia dianggap masih mencari identitas artistik, menggunakan nilai-nilai universal, eksperimental dan kemasyarakatan.
ADVERTISEMENT
(iii) Global Soup. Lepas dari Orde Baru, para seniman bebas berekspresi dan melahirkan seni kontemporer yang beragam.
Debut Museum MACAN dianggap banyak kalangan sebagai pameran “pop art” terbaik karena tokoh-tokoh utamanya terwakili. Dari Indonesia antara lain Arahmaini, FX Harsono, dan Raden Saleh. Dari Eropa, ada Sigmar Polke dan Gerhard Richter; dan dari Amerika ada Andy Warhol, James Rosenquist dan Robert Rauschenberg.
(Koleksi Museum MACAN: Wipe Out #1 (Penghapusan #1) oleh FX Harsono; http://www.museummacan.org/collection#modalindependence-and-after-0-0)
Sebelum ditutup kemarin, Museum MACAN telah mengumumkan rencana pameran tunggal karya Yayoi Kusama yang dipamerkan di Indonesia untuk pertama kalinya. Pameran akan menyuguhkan lebih dari 130 karya dari hampir 70 tahun praktik seni Kusuma. Pameran tersebut akan menelusuri perkembangan konsep artistik yang mendasar bagi visi Kusama, termasuk ketidakterbatasan, pengulangan dan penghilangan diri.
ADVERTISEMENT
Pameran YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF A RAINBOW akan dimulai 12 Mei - 9 September 2018 di Museum MACAN, Wisma Akr, Jl. Panjang No.5, RT.11/RW.10, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Jam operasional museum dari pukul 10:00-19:00 WIB, dan buka dari hari Selasa sampai Minggu. http://www.museummacan.org/yayoi-kusama-life-is-the-heart-of-a-rainbow