Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Membangun Madrasah Modern dengan Sistem Penjaminan Mutu: Tantangan dan Peluang
4 November 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Nurhasni Maulidiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penjaminan mutu pendidikan Islam di Indonesia pada tahun 2024 masih berfokus pada peningkatan standar dan kualitas di lembaga pendidikan Islam, terutama di madrasah, dalam rangka memenuhi tantangan zaman. Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) menerapkan beberapa strategi penjaminan mutu. Ini termasuk upaya pemerataan akses pendidikan yang berkualitas melalui kurikulum, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, dan program-program seperti akreditasi untuk menilai dan memastikan kualitas madrasah. Selain itu, ada penekanan pada tata kelola yang lebih profesional dan upaya moderasi beragama untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang relevan dengan Pancasila dan keragaman budaya di Indonesia. Pentingnya sebuah sistem penjaminan mutu agar pendidikan Islam tidak hanya memberikan pemahaman agama yang mendalam, tetapi juga relevan dengan kebutuhan dunia melalui madrasah modern.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdapat tantangan signifikan seperti keterbatasan fasilitas dan disparitas kualitas, peluang untuk berkembang tetap besar, terutama dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah dan integrasi teknologi. Dengan adanya kolaborasi dan komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah, madrasah, maupun masyarakat. Madrasah dapat menjadi institusi yang mampu menciptakan dan mendidik generasi muda dengan nilai-nilai Islam sekaligus kesiapan menghadapi tantangan global. Tidak hanya unggul secara akademik dan religius, tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman, sehingga para lulusan mampu bersaing secara global dan berkontribusi positif pada masyarakat.
Setelah ditelusuri sepanjang tahun 2024, telah ditemukan fenomena yang mencakup berbagai aspek yang kompleks sehingga menjadi problematika pada penjaminan mutu pendidikan Islam di Indonesia termasuk dalam ruang lingkup madrasah dan pesantren. Problematika yang ditemukan di antaranya adalah kesenjangan kualitas antara lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren, dibandingkan dengan sekolah umum. Banyak madrasah mengalami kekurangan anggaran, infrastruktur yang terbatas, dan minimnya akses terhadap teknologi. Hal ini berdampak pada kualitas fasilitas seperti laboratorium dan perpustakaan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran modern.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, telah diketahui terdapat beberapa tantangan yang menjadikan terhambatnya proses penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan islam, di antaranya:
1. Disparitas Kualitas antara Madrasah Negeri dan Swasta
Sebagian besar madrasah di Indonesia merupakan madrasah swasta yang sering kali menghadapi keterbatasan dana dan fasilitas. Hal ini menciptakan kesenjangan yang cukup signifikan dalam kualitas pendidikan antara madrasah negeri dan swasta. Banyak madrasah swasta bergantung pada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), yang sering kali tidak cukup untuk menopang operasional dan peningkatan mutu secara optimal.
Ketimpangan ini juga berdampak pada kesenjangan akses terhadap sumber daya pendidikan yang memadai, seperti fasilitas laboratorium, buku pelajaran, dan teknologi.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Guru dan tenaga pendidik di madrasah masih membutuhkan pelatihan yang intensif, terutama dalam hal metode pengajaran modern dan pemanfaatan teknologi. Peningkatan kompetensi guru sering kali terhambat oleh minimnya kesempatan pelatihan dan kendala finansial. Padahal, SDM yang kompeten merupakan faktor penting dalam memastikan kualitas pembelajaran di madrasah. Tanpa peningkatan keterampilan dan pengetahuan, sulit bagi madrasah untuk mencapai standar penjaminan mutu yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
3. Kurikulum yang Belum Sepenuhnya Relevan dengan Kebutuhan Modern
Salah satu tantangan besar dalam penjaminan mutu pendidikan Islam adalah menyelaraskan kurikulum agama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum madrasah sering kali masih terfokus pada mata pelajaran agama, dengan sedikit perhatian pada keterampilan teknis dan praktis yang relevan di dunia kerja saat ini. Akibatnya, lulusan madrasah dapat mengalami kesulitan bersaing di pasar kerja karena kurangnya keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja modern.
4. Tantangan Akreditasi dan Standar Kualitas
Sistem akreditasi yang diterapkan untuk menjamin kualitas madrasah juga menghadapi kendala. Banyak madrasah yang belum terakreditasi, atau hanya terakreditasi pada tingkat rendah (misalnya, C), yang menunjukkan bahwa mereka belum mencapai standar mutu yang diharapkan. Proses akreditasi yang ketat dan kebutuhan untuk memenuhi berbagai indikator kinerja menjadi tantangan tersendiri bagi madrasah yang kurang memiliki sumber daya.
ADVERTISEMENT
5. Pendanaan yang Terbatas
Madrasah, terutama yang berada di bawah pengelolaan swasta atau masyarakat, sering kali mengalami keterbatasan dalam pendanaan. Tanpa dukungan finansial yang memadai, madrasah sulit meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, membiayai pelatihan guru, serta mengembangkan program-program pendidikan yang lebih relevan. Ketergantungan pada dana BOS, yang terbatas dalam penggunaannya, semakin memperparah kendala ini dan berdampak langsung pada kualitas pendidikan.
6. Moderasi Beragama dan Tantangan Ideologis
Pendidikan Islam di Indonesia dihadapkan pada kebutuhan untuk menjaga nilai-nilai moderasi beragama agar tetap selaras dengan nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan. Kemenag (Kementerian Agama) telah mengupayakan berbagai program untuk mendorong nilai-nilai moderasi dalam pendidikan Islam, namun implementasinya masih mengalami hambatan. Tantangan ini mempengaruhi kualitas kurikulum dan proses pembelajaran, terutama dalam membentuk karakter siswa yang inklusif dan toleran terhadap perbedaan
ADVERTISEMENT
7. Integrasi Teknologi yang Belum Maksimal
Sementara teknologi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan akses informasi, banyak madrasah yang belum mampu memanfaatkan teknologi dengan optimal. Keterbatasan fasilitas dan pemahaman tenaga pendidik tentang teknologi menjadi hambatan besar dalam modernisasi sistem pendidikan di madrasah. Padahal, teknologi memiliki potensi untuk mendukung penjaminan mutu melalui pengelolaan data, evaluasi kinerja, dan metode pembelajaran yang lebih inovatif.
Tantangan-tantangan ini adalah hasil analisis yang bersumber pada informasi yang dipublikasikan di situs resmi PENDIS Kementerian Agama (KEMENAG), Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, telah mengadakan kegiatan Koordinasi Review Pelaksanaan IJOP Madrasah pada tanggal 25-27 September 2023 di Cikarang, Bekasi. Muchamad Sidik Sisdiyanto, selaku Direktur KSKK Madrasah, melaporkan bahwa pada akhir tahun 2022, jumlah madrasah di Indonesia mencapai 86.681, dengan 82.635 di antaranya adalah madrasah swasta dan 4.046 merupakan madrasah negeri. Data terbaru pada Juli 2023 menunjukkan bahwa ada sekitar 1.000 pengajuan untuk pendirian madrasah swasta baru. Namun, terdapat kekhawatiran mengenai pendirian beberapa madrasah swasta yang tidak berlandaskan pada kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas serta kurangnya perencanaan pengembangan pendidikan. Akreditasi juga menjadi isu penting yang harus diperhatikan, karena masih banyak madrasah yang memerlukan perbaikan pada berbagai komponen standar pendidikan. Berdasarkan data yang ada, terdapat 14.988 madrasah terakreditasi C, sementara 18.321 madrasah belum terakreditasi dan 374 madrasah tidak memiliki akreditasi sama sekali.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tantangan ini, Kementerian Agama telah mendorong berbagai inisiatif, termasuk menggalakkan program moderasi beragama, reformasi kurikulum, serta peningkatan anggaran untuk madrasah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pendidikan Islam di Indonesia sekaligus mempersiapkan siswa dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Membangun madrasah modern dengan sistem penjaminan mutu menghadirkan berbagai peluang yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia.
Berikut adalah beberapa peluang utama:
1. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Dengan penerapan sistem penjaminan mutu, madrasah dapat mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan proses pembelajaran. Misalnya, penggunaan platform digital untuk pembelajaran jarak jauh dan aplikasi edukatif dapat menjadikan pengalaman belajar lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Ini juga dapat membantu guru dalam pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar siswa secara lebih efektif.
ADVERTISEMENT
2. Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
Melalui sistem penjaminan mutu, terdapat peluang untuk memberikan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga pendidik. Program pengembangan profesional ini dapat mencakup workshop, seminar, dan kursus yang berfokus pada metode pengajaran inovatif dan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Dengan meningkatkan kompetensi guru, kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa juga akan meningkat.
3. Reformasi Kurikulum
Penjaminan mutu memungkinkan madrasah untuk melakukan evaluasi dan reformasi kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan mengintegrasikan mata pelajaran umum dan pendidikan agama, lulusan madrasah dapat memiliki keterampilan yang lebih baik untuk bersaing di dunia kerja dan berkontribusi positif kepada masyarakat.
4. Akreditasi dan Standardisasi
Melalui proses akreditasi yang ketat, madrasah dapat memastikan bahwa mereka memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. Ini tidak hanya memberikan kepercayaan kepada masyarakat tentang kualitas pendidikan yang ditawarkan, tetapi juga membuka akses terhadap pendanaan dan dukungan lebih lanjut dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Dengan adanya sistem penjaminan mutu, madrasah dapat lebih transparan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Ini akan mendorong keterlibatan masyarakat, baik dalam bentuk dukungan finansial maupun partisipasi dalam kegiatan pendidikan, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif.
6. Fokus pada Pendidikan Karakter
Membangun madrasah modern juga memberikan peluang untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik, seperti toleransi dan moderasi beragama, dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.
Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, madrasah dapat bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang lebih modern, berkualitas, dan mampu memenuhi tuntutan zaman, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai pendidikan Islam.
ADVERTISEMENT