Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengulik Lagu Apa Mungkin Karya Bernadya Lewat Teori Komunikasi
3 Februari 2025 17:09 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nurlaila Azzahro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal musisi melankolis satu ini, Bernadya . Lewat lagu-lagunya, Bernadya berhasil menjadi musisi Indonesia dengan pendengar bulanan terbanyak di layanan streaming musik Spotify. Akhir tahun 2024, ia juga diumumkan sebagai Indonesia Top Female Artist of 2024 dalam acara Spotify Wrapped Live .
ADVERTISEMENT
Salah satu karya musiknya berjudul “Apa Mungkin ” menggambarkan perasaan tokoh utama (Bernadya) berada dalam situasi di mana hubungan percintaannya yang sebelumnya tampak baik-baik saja, tiba-tiba berubah tanpa alasan yang jelas.
Di tiap liriknya, pendengar seolah ikut merasakan perasaan kebingungan, ketidakpastian, dan rasa bersalah yang dialami Bernadya ketika sikap pasangan dan dinamika hubungannya berubah. Dari perasaan tersebut, munculah pertanyaan sebenarnya siapa yang salah atau apa yang salah?
Dalam perspektif ilmu komunikasi, Lagu ini dapat kita kulik menggunakan teori penetrasi sosial oleh Altman dan Taylor (2008) . Teori ini menggambarkan pola perkembangan hubungan interpersonal melibatkan proses penetrasi sosial, di mana individu saling bergerak dari komunikasi yang superfisial (tidak akrab) ke komunikasi yang lebih intim (akrab).
ADVERTISEMENT
Dalam teori ini terdapat empat tahapan dalam hubungan interpersonal, yakni:
Ketika hubungan sudah berada pada tahap pertukaran stabil, sukar terjadi misinterpretasi dan miskomunikasi. Apabila terjadi kejanggalan atau ambiguitas keduanya akan berdiskusi hingga terdapat klarifikasi juga kesepakatan, dan masalah akan selesai. outputnya hubungan akan membaik atau malah sebaliknya akan terjadi depenetrasi (penarikan diri atau kemunduran tingkat keintiman hubungan) apabila kesepakatan antar keduanya tidak tercapai.
ADVERTISEMENT
Pada potongan lirik “Sampai sekarang dariku belum ada yang berubah” dan “Dari dulu s’mua burukku kau terima katamu, tiada yang mengganggu” digambarkan bahwa hubungan keduanya sudah dalam tahap pertukaran stabil. Di mana pengungkapan diri terjadi secara terbuka dan tanpa batasan, tidak ada lagi rasa canggung atau malu.
Bahkan pada lirik “Apa mungkin caraku bicara? Apa mungkin caraku tertawa? Apa mungkin dengkurku saat tertidur lelap? Atau mungkin kamu yang tak lagi cinta?” menggambarkan bahwa Bernadya sudah mampu menebak-nebak apa yang ada di pikiran si pasangan.
Sayangnya, kejanggalan atau ambiguitas dalam hubungan keduanya tidak dapat dikomunikasikan dengan baik. Pada lirik “Arungi malam terjaga kala semua t’lah terbenam Berkaca, bertanya, Apa kubuat salah? Kalaupun iya, apa?” digambarkan bahwa si pasangan tidak mampu melakukan komunikasi dan mengklarifikasi sebenarnya apa yang salah dalam hubungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada lirik “Apakah sebesar itu hingga kau pergi tanpa aba-aba? Bahkan tanpa alasan hingga ku harus menerka-nerka salahku di mana” digambarkan bahwa kedekatan keduanya sudah sangat berkurang, komunikasi pun terhenti secara sepihak dan tiba-tiba yang berakibat pada terjadinya depenetrasi.
Apabila sebuah hubungan mengalami depenetrasi, kedeketan hubungan keduanya akan berkurang dan keluasan serta kedalaman topik yang dikomunikasikan juga berkurang, dan di beberapa kasus semua komunikasi yang terjalin antar keduanya berhenti.
Pada kasus lain, terjadinya depenetrasi di hubungan interpersonal diawali dengan adanya transgression atau pelanggaran peraturan, seperti perdebatan tidak berujung, saling menyalahkan, sampai perselingkuhan.
Pemutusan hubungan dengan cara mengakhiri komunikasi secara sepihak dan tiba-tiba dikenal dengan fenomena ghosting. Fenomena ini terjadi karena ketidakmampuan individu mengkomunikasikan perasaannya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, teman-teman dapat membaca lebih lanjut di one valid reason for ghosting .
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadini dan Radjagukguk di tahun 2024 lalu, menunjukan bahwa fenomena ghosting ini dapat terjadi pada berbagai tahapan dalam hubungan interpersonal, baik pada tahap orientasi atau pada tahap hubungan sudah sangat dekat.
Umumnya, individu yang menjadi victim seperti Bernadya dalam lagu Apa Mungkin akan mengalami ketidaknyamanan, kebingungan, trauma dan rasa sedih yang bahkan dapat mengganggu kesehatan mental individu tersebut.
Akhir kata, hubungan interpersonal harusnya didasari oleh kemampuan komunikasi yang baik dan keinginan kedua individu (komunikator dan komunikan) untuk mencapai kesepakatan. Memutus komunikasi secara sepihak bukan cara yang baik untuk mengakhiri hubungan yang dimulai dengan cara yang baik bahkan melibatkan perasaan saling menyayangi didalamnya.
kudos for Bernadya and team for bring this masterpiece, looking forward to more good, angst, and RELATE songs!
ADVERTISEMENT