Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Manakah yang Lebih Berbahaya, Rokok Elektrik atau Rokok Konvensional?
15 Juni 2022 14:04 WIB
Tulisan dari Nurlia Winda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Vape atau rokok elektrik merupakan salah satu tren yang diikuti oleh banyak generasi muda di Indonesia. Penggunaan vape merupakan salah satu fenomena pergeseran kebiasaan di masyarakat Indonesia. Sebelum adanya vape, rokok merupakan benda yang sangat familier di kalangan generasi muda, rokok bahkan menjadi kebutuhan dalam hidup banyak orang. Peralihan budaya yang semakin menuju modernisasi dan berorientasi pada negara barat menyebabkan antusias masyarakat terhadap produk luar sangat mudah dilakukan. Seiring dengan berkembangnya penggunaan vape di Indonesia, pemakaian vape saat ini memiliki banyak peminat sebagai pengganti rokok konvensional.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari tren desain dan fungsinya yang memanfaatkan teknologi dan keunggulan-keunggulan lainnya yang ditawarkan dalam vape seperti penggunaannya yang dapat digunakan berkali-kali, dapat memilih rasa berdasarkan cairan yang ingin diisi, serta bentuknya yang menarik dibandingkan rokok, vape juga menghadirkan risiko dan dampak negatif yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh para penggunanya. Pada awal kemunculannya, vape diharapkan tidak menimbulkan risiko kesehatan seperti yang terkandung di dalam rokok. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai dampak penggunaan vape.
Vape pada awal kemunculannya dianggap sebagai suatu teknologi pengganti rokok yang memiliki berbagai kelebihan sehingga banyak digunakan masyarakat dan semakin berkembang hingga saat ini. Bahkan, banyak yang berpendapat bahwa penggunaan vape tidak berdampak negatif seperti yang ada di dalam rokok. Padahal aktivitasnya yang sama dengan menghirup asap dan di keluarkan kembali dan akan terkontaminasi dengan paru-paru manusia sehingga risiko kesehatan tidak bisa dihindari dalam penggunaan rokok elektrik ini.
ADVERTISEMENT
Rokok elektrik atau vape merupakan suatu inovasi yang melibatkan kemajuan teknologi dengan wujud barang seperti batang yang merupakan salah satu perpindahan kebiasaan masyarakat dari penggunaan rokok konvensional ke rokok modern (Fitriani, 2020).
Fenomena penggunaan vape ini di Indonesia sangat disukai oleh kalangan generasi muda, bahkan mayoritas wanita yang tidak menyukai rokok konvensional, jadi banyak yang menyukai rokok jenis elektrik ini (Damayanti, 2016). Perbedaan persepsi di tengah modernisasi ini mendorong penggunaan vape semakin menyebar luas ke berbagai kalangan di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini di karena kan penggunaan vape saat ini di anggap keren dan tren dan yang tidak mengikuti di cap ketinggalan zaman.
Salah satu dampak penggunaan vape yang terlihat secara fisik adalah akibat adanya asap sebagai hasil penggunaan rokok elektrik ini di udara sekitarnya. Menurut Hutapea & Fasya (2021), asap yang dihasilkan vape jauh lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh rokok konvensional. Banyaknya asap yang dihasilkan menyebabkan terganggunya orang-orang di sekitar pengguna vape. Hal ini dikarenakan stigma bahwa vape merupakan peralihan dari rokok masih mengandung risiko kesehatan yang sama dengan rokok karena udara yang sama dari satu lokasi dengan secara langsung terhirup oleh hidung dan akan diproses hingga ke paru-paru dan dikhawatirkan menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2019) menyatakan bahwa zat-zat yang terkandung di dalam rokok elektrik tidak berbeda jauh dengan rokok. Adanya zat nikotin di dalam rokok elektrik merupakan risiko kesehatan yang harus ditanggung oleh para penggunanya. Sedangkan di sisi lain, aspek ini sering kali diabaikan padahal kasus di kehidupan nyata pernah terjadi. Risiko kesehatan semakin tinggi terutama bagi pemakai yang memiliki penyakit bawaan yang berhubungan dengan pernapasan dan paru-paru. Di sisi lain, para pengguna vape yang mendominasi adalah generasi muda yang tidak begitu memperhatikan kesehatan. Dalam kasus kesehatan, survei membuktikan bahwa kesadaran generasi muda tentang kesehatan masih sangat minim dan baru memperhatikan kesehatan ketika telah terinfeksi penyakit. Hal ini menjadi serius karena ketidaktahuan telah berapa lama terinfeksi penyakit di dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai komplikasi dan berakibat pada berbagai penyakit mematikan karena paru-paru merupakan salah satu organ vital manusia.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, zat dalam rokok konvensional yang juga terkandung dalam rokok elektrik selain nikotin adalah propilen, glikol, dan gliserin. Kerusakan histologi di dalam paru-paru menggunakan mencit sebagai media uji menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa kerusakan histologi yang diakibatkan oleh penggunaan rokok konvensional dan rokok elektrik sama parahnya, teridentifikasi bahwa pada uji menggunakan rokok elektrik, terdapat partikel berbahaya yang berdampak negatif terhadap morfologi paru yang masuk melalui darah dan berakhir pada kerusakan jaringan paru (Putra et al., 2019). Berdasarkan hasil analisis ini diketahui dengan pasti bahwa penggunaan rokok elektrik dari sudut pandang kesehatan sama berbahaya dengan rokok konvensional yang perlu diketahui oleh para penggunanya. Risiko lainnya yang perlu diteliti adalah dampak penggunaan rokok elektrik terhadap kesehatan mulut dan gigi (Maharani et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada berbagai sumber relevan, para pengguna vape banyak yang belum mengetahui dampak vape terhadap kesehatan dengan beranggapan bahwa vape bersifat lebih aman dan tidak memiliki risiko kesehatan. Persepsi ini terbukti salah karena vape terbukti mengandung beberapa zat berbahaya seperti nikotin, propilen, glikol, dan gliserin yang berakibat fatal dengan kerusakan jaringan paru-paru.
Daftar Pustaka
Damayanti, A. (2016). Penggunaan rokok elektrik di komunitas personal vaporizer Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(Oktober 2016), 250–261. https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.250
Fitriani, K. (2020). Penggunaan rokok elektrik (vape) di Kota Makassar. Shautuna, 3(1), 113–135.
Hutapea, D. S., & Fasya, T. K. (2021). Rokok elektrik (vape) sebagai gaya hidup perokok masa kini di Kota Lhokseumawe. JSP,M, 2(2), 92–108.
ADVERTISEMENT
Maharani, A., Wahyuni, S., & Hanum, N. A. (2021). Gambaran pengetahuan tentang pengaruh rokok elektrik terhadap kesehatan gigi dan mulut pada komunitas vapor di Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Gigi Dan Mulut, 3(1), 44–47.
Putra, A. I., Hanriko, R., & Kurniawaty, E. (2019). Pengaruh efek paparan asap rokok elektrik dibandingkan paparan asap rokok konvensional terhadap gambaran histopatologi paru mencit jantan (Mus musculus). Majority, 8, 90–94.