Kualitas Sumber Air Tanah di Kawasan Sekitar TPA Air Dingin Kota Padang

Nurmala Sari
Dosen tetap pada Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
12 Maret 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurmala Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Air Lindi dari TPA

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin, seperti banyak fasilitas pengelolaan sampah lainnya, menjadi sumber penting dalam pengelolaan sampah perkotaan. Namun, di balik perannya yang vital, terdapat sebuah problem lingkungan serius yang seringkali terabaikan: pencemaran air tanah akibat air lindi. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Novia Putri dari Universitas Tamansiswa Padang pada tahun 2019 mengungkapkan fakta mencengangkan tentang dampak air lindi dari TPA Air Dingin terhadap kualitas air tanah di wilayah sekitar, khususnya pada peningkatan jumlah amonia dan total coliform.
ADVERTISEMENT
Air lindi, cairan yang berasal dari proses pembusukan sampah, mengandung berbagai zat berbahaya seperti logam berat, nitrat, amonia, dan patogen. Keberadaannya menjadi perhatian utama karena kemampuannya meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air tanah yang seringkali digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk konsumsi air minum.
Foto ilustrasi tumpukan sampah pada Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Sumber : pixabay.com

Penelitian Air Lindi

Penelitian Putri menunjukkan bahwa kualitas air minum di beberapa kawasan sekitar TPA Air Dingin sudah melebihi baku mutu kualitas air yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 491/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Hal ini bukan hanya alarm bagi kesehatan publik tapi juga indikasi jelas terhadap perlunya tindakan remediasi dan pengelolaan yang lebih baik terhadap TPA dan air lindinya.
Kontaminasi amonia dan coliform dalam air tanah menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk penyakit yang berasal dari kontaminasi air seperti diare, kolera, dan keracunan logam berat. Lebih lanjut, keberadaan kontaminan ini dalam air minum dapat menurunkan kualitas hidup dan mengancam keselamatan anak-anak dan orang dewasa, terutama bagi mereka yang memiliki akses terbatas terhadap sumber air bersih alternatif.
ADVERTISEMENT

Solusi terhadap Pengingkatan Kualitas Air Tanah

Solusi terhadap masalah ini membutuhkan pendekatan multi-disiplin dan kerjasama antara pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk peningkatan teknologi pengelolaan sampah di TPA untuk mengurangi produksi air lindi, pembangunan sistem pengolahan air lindi yang efektif, serta pemantauan dan pengawasan kualitas air tanah secara berkala.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Edukasi tentang dampak lingkungan dari pembuangan sampah sembarangan dan pentingnya recyle, reduce, dan reuse dapat menjadi kunci dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, dan secara tidak langsung mengurangi produksi air lindi.
Kesimpulannya, temuan Rahmi Novia Putri tidak hanya menyoroti masalah lingkungan yang mendesak tetapi juga memanggil kepada tindakan kolektif untuk mengatasi dampak negatif TPA Air Dingin terhadap kualitas air tanah. Memperbaiki kondisi ini memerlukan kerjasama dari semua pihak serta implementasi strategi pengelolaan sampah dan air yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas hidup dan kesehatan masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT