Konten dari Pengguna

Nusantara Baru, Pertanian Tetap Maju

Nurmala Sari
Dosen tetap pada Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
19 Agustus 2024 15:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurmala Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemindahan ibu kota negara ke Nusantara, Kalimantan Timur, membawa banyak harapan untuk pembangunan yang lebih merata di luar Pulau Jawa. Salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di wilayah ini adalah sektor pertanian. Dengan luas lahan yang melimpah dan berbagai karakteristik alam yang dimilikinya, Nusantara bisa menjadi pusat pertanian modern yang mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, penting untuk mempertimbangkan kesesuaian lahan di wilayah ini agar pengembangan sektor pertanian bisa berjalan optimal dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Secara geografis, Kalimantan Timur memiliki tanah yang bervariasi, mulai dari tanah gambut, lahan aluvial, hingga tanah podsolik. Setiap jenis tanah ini memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan penanganan yang tepat untuk bisa dimanfaatkan secara maksimal. Sebagai contoh, tanah gambut yang banyak terdapat di Kalimantan Timur memiliki kandungan organik yang tinggi namun bersifat asam, sehingga tidak cocok untuk semua jenis tanaman. Pengelolaan lahan gambut yang baik diperlukan agar lahan ini bisa dimanfaatkan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan.
Nusantara Baru, Pertanian Tetap Maju
zoom-in-whitePerbesar
Selain itu, iklim tropis yang dimiliki oleh Kalimantan Timur memberikan keuntungan tersendiri. Curah hujan yang tinggi dan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun membuat daerah ini cocok untuk berbagai jenis tanaman tropis seperti kelapa sawit, karet, kakao, dan berbagai tanaman hortikultura. Namun, pengelolaan air yang tepat juga menjadi kunci utama, mengingat tingginya curah hujan bisa menyebabkan masalah seperti erosi dan banjir jika tidak ditangani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara, pengembangan sektor pertanian harus diarahkan pada pertanian yang modern dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi pertanian, seperti pertanian presisi, hidroponik, dan aquaponik, bisa menjadi solusi untuk memaksimalkan hasil pertanian di lahan yang terbatas dan menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, pemanfaatan lahan tidur yang ada di sekitar ibu kota baru juga bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanpa harus membuka lahan baru yang bisa mengganggu ekosistem.
Lebih jauh, pengembangan sektor pertanian di Nusantara juga bisa menjadi peluang untuk memperkuat ekonomi lokal. Dengan mendorong pertanian berbasis komunitas dan menciptakan rantai pasok yang efisien, pertanian di ibu kota baru bisa memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat setempat. Pemerintah bisa berperan besar dengan memberikan pelatihan, akses ke teknologi, dan dukungan finansial bagi petani lokal agar mereka bisa beradaptasi dengan metode pertanian modern.
ADVERTISEMENT
Namun, semua ini tidak akan berhasil tanpa adanya perencanaan yang matang dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Studi kesesuaian lahan harus dilakukan secara menyeluruh untuk menentukan jenis tanaman apa yang paling cocok untuk ditanam di setiap jenis lahan di Nusantara. Dengan pendekatan yang tepat, Nusantara bisa menjadi pusat pertanian modern yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi model pembangunan pertanian yang berkelanjutan bagi seluruh Indonesia.
Masa depan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi harus ditopang oleh sektor-sektor vital seperti pertanian. Dengan mengembangkan sektor ini secara strategis, Nusantara tidak hanya akan menjadi pusat administrasi, tetapi juga pusat inovasi dan ketahanan pangan, yang akan memberikan dampak positif bagi seluruh negeri.
ADVERTISEMENT