Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Label Bodoh dan Pintar pada Dunia Pendidikan
29 November 2023 16:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurmasyita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hal yang paling sering saya dengar bahkan kita ucapkan antara bodoh dan pintar. Dua kata yang jauh berbeda dari tulisan maupun bunyinya. Begitu pula jika kata tersebut disandangkan pada manusia. Ya.. hal yang sering saya jumpai dalam dunia pendidikan. Sang anak bodoh dan si pintar.
ADVERTISEMENT
Apakah benar si anak dikatakan bodoh jika ia belum mampu memenuhi ekspektasi kita sebagai orang dewasa, begitu juga si anak dikatakan pintar jika ia telah berhasil memenuhi ekspektasi orang dewasa, padahal dunia mereka cenderung melihat sesuatu dengan riil dan nyata. Alahkah egoisnya kita sebagai orang dewasa menyandangkan dua kata tersebut hanya karena tidak memenuhi ekspektasi orang dewasa.
Penting untuk diingat bahwa memberikan label atau julukan yang merendahkan kepada anak-anak tidak baik dan dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan mereka. Sebaiknya, kita harus mendorong penghargaan dan dukungan positif dalam lingkungan pendidikan. Memahami perbedaan individual dan mempromosikan penghargaan terhadap usaha serta pencapaian dapat membantu menciptakan atmosfer positif di sekolah.
Pemberian label seperti "anak bodoh" dan "anak pintar" dapat menyebabkan stigmatisasi dan merugikan pengembangan pribadi siswa. Sebaiknya, kita seharusnya lebih fokus pada cara untuk memberikan dukungan kepada semua siswa agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka.
ADVERTISEMENT
Jika ada kekhawatiran terkait performa akademis atau kebutuhan khusus siswa, sebaiknya melibatkan guru, orang tua, dan profesional pendidikan untuk mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa tanpa menghasilkan label yang merendahkan. Pendekatan ini lebih mendukung perkembangan anak-anak dalam suasana yang positif dan inklusif.
Potensi dan perbedaan tersebut dapat dilihat dari hal berikut ini:
1. Perbedaan Individual: Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda dan kekuatan unik. Beberapa anak mungkin menunjukkan bakat dalam bidang akademis, sementara yang lain mungkin lebih unggul dalam seni, olahraga, atau keterampilan praktis
2. Pengembangan Pribadi: Fokus seharusnya lebih pada pengembangan pribadi dan kemajuan setiap anak, bukan pada perbandingan dengan anak lain. Penting untuk memberikan dukungan positif dan dorongan kepada setiap anak untuk menjalani proses belajar dan tumbuh sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Penghargaan Terhadap Usaha: Anak-anak seharusnya dihargai atas usaha mereka, bukan hanya hasil akademis. Menekankan pentingnya usaha dan ketekunan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
4. Pendekatan Inklusif: Pendidikan seharusnya bersifat inklusif, mengakui keberagaman kemampuan dan gaya belajar. Penting untuk menciptakan lingkungan di mana setiap anak merasa diterima dan didukung.
5. Kolaborasi dengan Orang Tua: Kerja sama antara guru dan orang tua juga penting. Komunikasi terbuka dapat membantu memahami kebutuhan dan potensi anak secara lebih baik.
Dengan menghindari label-label yang merendahkan dan mengadopsi pendekatan yang inklusif, pendidik dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memberikan setiap anak kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensinya.