Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

Nur Taufik Al Ghifari
Saya merupakan pengajar Tahfiz di sebuah lembaga yatim didaerah Tanah Abang dan merupakan street fotografer di Jakarta
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2023 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Taufik Al Ghifari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kereta kuda atau sering kita sebut delman merupakan salah satu alat transportasi tradisional yang masih ada di kota Jakarta hingga saat ini, seiring berjalannya waktu kita bisa melihat sekarang di era modernisasi delman sudah sangat jarang sekali di jumpai dan jumlahnya pun semakin terbatas, ya paling bisa kita temui di beberapa tempat saja seperti tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi di daerah Jakarta selatan tepatnya di daerah Pesanggrahan jika kita teliti dan menelisik dengan saksama ternyata masih ada tempat penangkaran kuda yang masih berdiri hingga saat ini meskipun jumlah kudanya bisa dibilang hanya sedikit.
Jika melihat tempatnya sangat miris sekali yang membuat kita prihatin dan penuh tanda tanya? Mengapa tempat tersebut sangat tidak terawat dan tertata bahkan sangat kotor sekali dengan tumpukan sampah di mana-mana padahal kita semua tahu bahwa delman merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan.
Di sini tugas kita sebagai anak bangsa yang harus melestarikan kearifan lokal tersebut dipertanyakan, apakah layak Kuda-kuda tersebut di pelihara di tempat seperti ini padahal sejarah dan budaya dari delman ini sangat banyak sekali untuk negeri.
ADVERTISEMENT
Seperti salah satu pemilik kuda yaitu bapak Andri yang telah lima belas tahun lamanya bergelut di usaha delman. Beliau mengakui bahwa awal mula ia memelihara kuda hanya sebatas hobi, tetapi memang pada masa itu kuda ataupun delman masih sering dibutuhkan sebagai sarana transportasi oleh orang-orang yang menjadi nilai plus bagi pemilik kuda pada zamannya.
Sumber : Foto Pribadi
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang dengan adanya terobosan kendaraan yang lebih nyaman seperti sekarang akhirnya para pelaku usaha delman tersebut semakin sedikit dan memilih gulung tikar dan beralih ke pekerjaan lain, dikarenakan orang-orang lebih memilih memakai kendaraan pribadi, dan transportasi umum yang lebih modern karena jelas lebih nyaman dan menghemat waktu.
Dan dari sanalah para pengusaha delman mulai tumbang karena orang-orang tidak lagi menggunakan jasa delman, jikalau pun ada pasti sangat sedikit.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai di situ, pada tahun di mana seluruh dunia dilanda oleh wabah penyakit corona atau covid-19, mereka juga terkena imbasnya yang akhirnya membuat mereka mengganti kebijakannya yaitu tidak melayani trayek sebagai transportasi umum dan berpindah ke tempat wisata melayani para turis atau pengunjung yang datang.
Dari cerita bapak Andre ada hal menarik yang membuat beliau lebih memilih tetap bertahan menjalankan profesinya sebagai pemilik kuda, yaitu karena ia cinta dengan pekerjaannya yang menurutnya mendorong dia untuk tetap melestarikan budaya dan kearifan lokal yang ada di Kota Jakarta.
Salah satu yang membuat beliau bertahan sampai sekarang adalah karena dia tetap mengikuti perkembangan zaman yang ada, lalu menyewakan kudanya melalui internet seperti (SEWA KUDA JAKARTA), dan menurutnya itu sangat membantu terhadap perekonomiannya.
ADVERTISEMENT
Untuk tarifnya sendiri bapak Andre membanderol harga -/+ Rp 500.000 per jam tergantung jenis kudanya, untuk pelanggan yang menyewa delmannya lebih sering disewa di beberapa acara seperti pernikahan, proses prewedding sampai acara penyerahan jabatan.
sumber : Foto Pribadi
Siapa sangka ternyata kuda yang dimiliki bapak Andri ini sendiri sudah mengikuti beberapa event besar seperti ulang tahun Bogor, Karawang, hingga Pemanukkan, dan lebih kerennya lagi delman ini akan hadir pada acara PRJ atau Pesta Rakyat Jakarta pada 11 Juli 2023.
Jenis kuda yang di pelihara pun beragam jenisnya seperti Sundel Super Sundel Biasa, dan Lokal beberapa jenis tersebut adalah jenis yang sering dipakai untuk menarik delman.
Dan tak kalah menarik ternyata, jika ada pertanyaan delman di Jakarta sama atau tidak dengan delman yang ada di Jawa? Jawabannya adalah berbeda walaupun perbedaannya itu sangat sedikit yaitu dari lekukan gagang besi pengait kereta dengan kuda.
ADVERTISEMENT
Dari kisah beliau ini membuat kita berpikir ternyata kita masih sangat tidak peduli dengan kearifan lokal sendiri. Padahal jika dilihat bangsa ini terkenal karena bermacam-macam kearifan lokalnya.