Konten dari Pengguna

Bagaimana Strategi Pengelolaan Bank Sampah Berbasis 3R Oleh Kertabumi Recycling?

Nurul Fadhilah
Nurul, Seorang Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi semester 5.
22 Desember 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Observasi Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Kertabumi Recycling Center (26/9/2024). Sumber gambar: Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Observasi Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Kertabumi Recycling Center (26/9/2024). Sumber gambar: Pribadi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola.
ADVERTISEMENT
Dalam mengatasi masalah sampah yang cenderung meningkat sebagai konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk, ditambah dengan tempat pembuangan maupun pengelolaan sampah yang jumlahnya terbatas menjadi masalah yang krusial untuk diselesaikan.
Pengelolaan sampah telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi upaya keberlanjutan lingkungan di Indonesia, terutama di kawasan perkotaan yang terus mengalami peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan pesat urbanisasi dan gaya hidup modern dalam beberapa dekade terakhir telah mendorong peningkatan jumlah sampah, dengan limbah plastik menjadi salah satu penyumbang utama. Sampah yang tidak dikelola dengan baik berpotensi mencemari lingkungan, memperburuk krisis iklim global, dan secara langsung berdampak negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Kondisi ini semakin diperparah oleh terbatasnya kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA), yang memerlukan solusi segera dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, peran aktif masyarakat dan berbagai organisasi menjadi sangat penting. Salah satu organisasi yang secara konsisten bergerak dalam pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan adalah Kertabumi. Organisasi ini hadir dengan menawarkan konsep pengelolaan sampah berbasis pada prinsip-prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R), yang bertujuan untuk mengurangi produksi sampah sejak dari sumbernya, memanfaatkan kembali barang yang masih memiliki nilai guna, serta mendaur ulang material yang bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Pendekatan ini tidak hanya merespons kebutuhan mendesak akan solusi pengelolaan sampah, tetapi juga mengarah pada transformasi budaya masyarakat dalam menghadapi permasalahan lingkungan.
Fokus utama Kertabumi adalah membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah dari sumbernya (reduce), khususnya sampah plastik sekali pakai yang sering kali menjadi masalah terbesar dalam pengelolaan sampah perkotaan. Melalui berbagai kampanye dan program edukasi, Kertabumi berusaha menyadarkan masyarakat bahwa pengurangan sampah dapat dimulai dari perubahan perilaku sehari-hari, seperti membawa tas belanja sendiri, mengurangi penggunaan produk berbahan plastik, dan memilih barang-barang yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Proses daur ulang (recycle) menjadi salah satu pilar utama dalam upaya Kertabumi mengurangi beban sampah yang menumpuk. Dengan fasilitas daur ulang yang mereka kembangkan, Kertabumi memproses berbagai material seperti plastik, kertas, logam, dan material lainnya, untuk diolah menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali dalam industri. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga mendorong terbentuknya ekonomi sirkular, di mana produk dan material dapat terus digunakan tanpa harus dibuang setelah satu kali penggunaan.
Sebagai bagian dari misinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Kertabumi juga secara aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif seperti seminar, lokakarya, dan pelatihan di komunitas-komunitas. Program-program ini dirancang untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sekolah hingga orang dewasa, dengan tujuan memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar.
ADVERTISEMENT
Secara istilah, Bank Sampah terdiri dari dua kata, yaitu Bank dan Sampah. Kata Bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banque, yang berarti tempat pertukaran uang. Secara umum, bank dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya mencakup penghimpunan dana dari masyarakat, kemudian menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat, serta menyediakan layanan perbankan lainnya.
Sampah didefinisikan sebagai benda atau barang yang dibuang karena sudah tidak digunakan atau dianggap tidak memiliki nilai atau manfaat lagi. Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak dimanfaatkan, tidak digunakan, tidak diinginkan, atau dibuang, yang berasal dari aktivitas manusia dan tidak terjadi secara alami.
Dapat disimpulkan Bank Sampah adalah sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang beroperasi dengan konsep mirip seperti bank keuangan, namun fokus pada pengumpulan dan pengolahan sampah. Di dalam Bank Sampah, masyarakat dapat menukarkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas, atau logam, untuk ditabung atau mendapatkan imbalan berupa uang, barang, atau poin. Bank Sampah tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga mendorong kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan melalui prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R). Selain itu, Bank Sampah turut berkontribusi dalam menciptakan peluang ekonomi melalui kegiatan daur ulang.
ADVERTISEMENT
Krisis lingkungan yang semakin mengkhawatirkan memerlukan peran serta semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan. Anak muda, sebagai generasi penerus, memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan iklim yang ramah lingkungan. Salah satu inisiatif inspiratif datang dari Ikbal Alexander, pendiri Kertabumi Recycling Center.
Ikbal, yang merupakan seorang aktivis dan profesional yang fokus pada pengelolaan sampah dan pengendalian perubahan lingkungan, mendirikan Kertabumi Recycling Center pada tahun 2017. Ide ini muncul setelah ia terinspirasi oleh kesuksesan daur ulang sampah di berbagai negara, termasuk Jepang. Melalui Kertabumi, Ikbal berhasil membangun 123 bank sampah yang tersebar di 47 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Kertabumi merupakan penggabungan dua kata dari bahasa Sansekerta yaitu Kerta dan Bumi. Kerta yang berarti pejuang sedangkan Bumi berarti tanah. Makna dari nama tersebut adalah bahwa hadirnya Kertabumi Recycling Center sebagai kelompok yang berjuang demi bumi atau lingkungan melalui gerakan dan program yang dijalankan.
ADVERTISEMENT
Kertabumi berlokasi di Gang Beben Nomor 84 Pondok Kacang Barat Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Banten.
Waste Management (pengelolaan limbah) merupakan program Bank Sampah Kertabumi yang mencakup:
1.Corporate Waste Management (pengelolaan limbah perusahaan)
2.Extended Produces Responsibilities (tanggung jawab produsen setelah produk dijual)
3.Establishment of Waste Bank (pembentukan bank sampah)
4.Waste Management Workshop (pelatihan engelolaan limbah)