My Body My Choice, Tameng Perempuan dalam Bertindak di Luar Norma dan Aturan

Nurul Fatehah
Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan
Konten dari Pengguna
4 Desember 2022 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Fatehah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Slogan My Body My Choice dalam Bahasa Indonesia memiliki arti 'Tubuhku pilihanku'. Slogan ini digaungkan oleh kaum feminis sebagai hak dan kebebasan perempuan atas kendali tubuh mereka tanpa siapapun boleh mengaturnya. Adanya slogan ini seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perempuan untuk menjaga otoritas berkaitan dengan pengambilan keputusan dan tanggungjawab atas tubuhnya. Berbagai perspektif dan kontroversi muncul terkait penggunaan slogan tersebut. Kampanye my body my choice kerap kali dijadikan topik aksi demonstrasi terkait feminis di berbagai negara. Seperti halnya berkaitan dengan melegalkan tindakan aborsi, pencegahan kekerasan, hingga penolakan terhadap vaksinasi.
ADVERTISEMENT
My body my choice digunakan sebagai kampanye oleh aktivis perempuan berbagai negara untuk membela hak perempuan dalam menentukan nasib atas tubuhnya. Intisari dari kampanye my body my choice adalah untuk mewakili gagasan otonom tubuh pribadi yang berarti sebuah keputusan yang tidak dapat diganggu gugat dan kebebasan memilih dalam memaknai tubuh bagi seorang perempuan.
Penggunaan slogan my body my choice akan benar penempatannya, apabila yang dimaksud adalah untuk mendukung perempuan supaya tidak mengalami diskriminasi, penindasan, dan dieksploitasi secara fisik. Namun ketika masing-masing individu memiliki pengertian tersendiri atas slogan tersebut sehingga tidak ada batasan yang jelas, maka akan menimbulkan berbagai kontroversi. Ketika pemahaman my body my choice hanya dilakukan sebagai tameng kepentingan mereka tanpa melihat dan memikirkan kepentingan lainnya, maka yang mungkin terjadi justru menimbulkan aksi-aksi perempuan yang tergolong radikal dan ekstrimis.
ADVERTISEMENT
Setiap orang tentunya memiliki kuasa penuh atas tubuh yang dimilikinya. Begitu pula dengan perempuan, mereka berhak menentukan apapun hal yang akan dilakukan terhadap tubuhnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah terkait bagaimana perempuan menggunakan slogan my body my choice yang harus didasari dan atas pertimbangan bahwa keputusannya tersebut tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku, merugikan serta mengganggu orang lain. Setiap manusia memiliki hak atas kebebasan, namun kebebasan tersebut juga diiringi dengan hak kebebasan orang lain.
Sebagai makhluk sosial, tentunya banyak hal atau kegiatan yang bersinggungan dengan orang lain. Maka dari itu, masing-masing individu harus saling menghormati dan menghargai individu lainnya. Seperti halnya ketika seorang perempuan datang ke suatu acara, ia harus mempertimbangkan apakah pakaian yang ia kenakan sudah sesuai dengan acara yang dilaksanakan dan tergolong dalam artian pakaian yang sopan.
My Body My Choice
Akhir-akhir ini tagar dan postingan di media sosial twitter berkaitan dengan slogan my body my choice ramai dibincangkan. Terdapat satu postingan foto yang menunjukkan dua orang muslimah memakai hijab namun pakaian yang digunakan sangat ketat sehingga membentuk lekuk tubuh dan hijab yang digunakan tidak menutupi dada. Berbagai komentar bermunculan dan salah satu akun membalas dengan kalimat, ‘Mending berhenti ngatur-ngatur pakaian orang lain, my body my choice'. Komentar tersebut memunculkan beragam pendapat, ada yang pro dan banyak juga yang kontra.
ADVERTISEMENT
Cara berpakaian memang kerap menjadi media ekspresi diri, pakaian yang dipakai dapat menggambarkan watak maupun karakter pemakainya. Jadi sah saja perempuan memakai pakaian yang sesuai dengan kehendak dirinya sendiri. Hal yang perlu diperhatikan adalah perempuan dalam foto tersebut merupakan muslimah yang memakai hijab. Seperti yang diketahui dalam aturan dan norma agama Islam bahwa memakai hijab sesuai syariat adalah hijab yang menutup bagian dada, longgar dan tidak menonjolkan bentuk lekuk tubuh. Berbeda dengan apa yang dipakai perempuan dalam foto yang seolah menghilangkan esensi dari penggunaan hijab yaitu untuk menutup aurat dan aurat seorang perempuan adalah seluruh bagian tubuh selain wajah dan telapak tangan.
Kasus lain yang menimbulkan kontroversi adanya slogan my body my choice yaitu berkaitan dengan aborsi. Salah satu akun di media sosial memberikan komentarnya terkait postingan yang menyebutkan bahwa seorang perempuan hamil lagi dengan kondisi perekonomian terbatas dan baru 3 bulan melahirkan bayi pertamanya. Akun tersebut memberikan komentar,
ADVERTISEMENT
"Misal anak kamu nantinya cowo, mending ditiadakan karena kan konsepnya my body my choice hak otonomi tubuh
daripada nanti anaknya tidak ada masa depan yang jelas."
Komentar tersebut langsung mendapat beragam tanggapan kontra. Di Indonesia berkaitan dengan aborsi merupakan tindakan yang illegal dan diatur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 75 ayat 1. Namun hal tersebut mendapat pengecualian pada ayat kedua bahwa tindakan aborsi dapat dilakukan akibat adanya indikasi kedaruratan medis yang mengancam nyawa ibu dan janin, serta adanya kehamilan akibat pemerkosaan. Berbeda dengan yang terjadi dalam postingan, sang ibu dan janin dalam keadaan sehat dan bukanlah hamil atas dasar pemerkosaan. Sehingga tindakan aborsi tidak bisa dilakukan atas dasar kesulitan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Penggunaan slogan my body my choice dari beberapa kasus tersebut dinilai kurang pas karena tidak sesuai dengan konsep dan inti sebenarnya dari slogan tersebut. Komentar-komentar yang diberikan justru menimbulkan kesan bahwa perempuan adalah manusia anti kritik, tidak mau mendengarkan nasihat dan saran orang lain. Padahal sebagai sesama manusia tentunya memiliki kewajiban untuk saling menasehati, memberi tahu hal yang benar dan hal tidak benar.
Penggunaan slogan my body my choice hanya dijadikan alat atau tameng pembenaran dari tindakan perempuan yang tidak seharusnya dilakukan karena melanggar aturan negara dan norma yaitu salah satunya norma agama. Sudah seharusnya slogan my body my choice digunakan untuk perjuangan perempuan dalam upaya menegakkan keadilan terkait adanya kekerasan yang dialami perempuan, diskriminasi, dan supaya perempuan tidak semata menjadi objek eksploitasi. Slogan tersebut bukanlah tameng untuk menormalisasikan hal-hal yang sudah dilarang dan diatur dalam aturan suatu negara maupun norma yang berlaku dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT