Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Revolusi Ekonomi BRICS: Siapkah Barat Menghadapi Tantangan Ini?
31 Oktober 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurul hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Nurul Hasanah, Universitas Sriwijaya
Artikel ini akan membahas perubahan besar yang dibawa oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) dalam ekonomi global dan tantangan yang dihadapi Barat untuk beradaptasi dengan dinamika baru ini. Penulis berpendapat bahwa revolusi ekonomi BRICS ini bukan hanya menandai transformasi kekuatan ekonomi global, tetapi juga berpotensi menggoyahkan dominasi ekonomi Barat. Untuk itu, penulis akan fokus pada tiga argumen utama: pertama, peningkatan pengaruh ekonomi BRICS; kedua, strategi diversifikasi aliansi oleh negara-negara berkembang; dan ketiga, implikasi dari hilangnya monopoli Barat di sektor keuangan global.
ADVERTISEMENT
Pertama, terkait dengan pengaruh ekonomi BRICS yang semakin nyata di berbagai sektor. Dengan populasi besar dan ekonomi yang tumbuh cepat, negara-negara BRICS telah berhasil menarik investasi dan memperluas jaringan perdagangan internasional, yang memberi mereka kekuatan tawar yang lebih besar di panggung ekonomi global.
Selain itu, melalui inisiatif seperti New Development Bank (NDB), BRICS menawarkan alternatif pembiayaan bagi negara-negara berkembang. Hal ini mengurangi ketergantungan pada institusi Barat seperti Bank Dunia dan IMF, sekaligus memperkuat posisi BRICS sebagai pemain utama dalam pembiayaan pembangunan global.
Perdagangan antar-negara BRICS ini juga telah melampaui batas-batas regional. BRICS memanfaatkan keunggulan kompetitif masing-masing untuk saling mendukung dalam sektor energi, teknologi, dan perdagangan, yang menambah ketangguhan ekonomi mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Kedua, bahwa BRICS berusaha membentuk aliansi yang lebih luas dengan negara-negara berkembang lainnya. Melalui kerja sama dengan negara-negara seperti Iran, Turki, dan negara-negara Afrika lainnya, BRICS membangun basis ekonomi yang lebih luas dan menyebarkan pengaruh mereka dalam skala yang lebih besar.
Kolaborasi ini menunjukkan adanya keinginan untuk menciptakan sistem ekonomi multipolar, yang pada akhirnya akan mengurangi dominasi Barat di berbagai sektor ekonomi. Strategi ini juga menyoroti bahwa ketergantungan pada Barat tidak lagi menjadi pilihan tunggal bagi negara-negara berkembang.
Negara-negara BRICS terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, yang merupakan langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Ini memberi negara-negara berkembang kemampuan lebih besar untuk mengatur kebijakan ekonomi mereka sendiri tanpa campur tangan eksternal.
ADVERTISEMENT
Terakhir, hilangnya monopoli Barat dalam sektor keuangan global akan berdampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi mereka. Dengan berkurangnya ketergantungan dunia pada dolar AS, negara-negara Barat mungkin harus menyesuaikan kembali strategi ekonomi mereka untuk tetap relevan dalam lingkungan ekonomi yang semakin kompetitif.
Sebagai contoh, Amerika Serikat dan sekutunya mungkin akan menghadapi tantangan inflasi yang lebih besar karena kurangnya permintaan untuk dolar AS. Hal ini memicu perubahan kebijakan moneter yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik mereka.
Kesimpulan dari ketiga argumen di atas yakni peningkatan pengaruh ekonomi BRICS, aliansi strategis dengan negara-negara berkembang, dan perubahan dalam sektor keuangan global, menunjukkan bahwa Barat berada di persimpangan jalan. Jika mereka ingin tetap relevan dalam tatanan ekonomi global baru yang sedang dibentuk oleh BRICS, Barat harus siap untuk mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan kolaboratif.
ADVERTISEMENT
Reference:
1. World Economic Forum (WEF) - “Global Economic Outlook”
2. New Development Bank (NDB) Annual Reports