Putra-putri Soekarno dan Patung Sang Ayah

24 Mei 2017 19:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Peresmian Patung Soekarno (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Patung Soekarno (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Ada momen penting bagi keluarga Soekarno hari ini: menghadiri peresmian patung Ir Soekarno di halaman Gedung Lemhannas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Hadir dalam peresmian itu Megawati Soekarnoputri dan dua adiknya, yaitu Sukmawati dan Guruh Soekarnoputra. Tampak juga putri Megawati yang menjadi Menko PMK, Puan Maharani. Meskipun saudara Megawati lainnya seperti Rachmawati dan Guntur tidak terlihat, namun kumpul-kumpul keluarga Soekarno di depan publik cukuplah langka.
Dalam pidato peresmian, Megawati menegaskan bahwa pelajaran tentang geopolitik sangatlah penting ditanamkan kepada putra dan putri Indonesia, khususnya bagi para calon pemimpin bangsa.
"Ilmu tentang geopolitik inilah yang ditanamkan oleh Proklamator Kemerdekaan RI Ir Soekarno ketika kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan," kata Megawati seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/5).
Dia meminta agar calon pemimpin bangsa dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dikumpulkan untuk dapat saling mengenal dan mempererat persaudaraan dengan diberikan penceramah geopolitik.
ADVERTISEMENT
Peresmian monumen patung Proklamator Kemerdekaan RI di Lemhannas merupakan rangkaian dari peringatan acara HUT ke-52 Lemhannas yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei.
Pada acara yang dibuka dengan tarian Bali Sri Kamewali itu, hadir sejumlah tokoh seperti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Juga hadir Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, serta sejumlah tokoh lainnya.
Peresmian Patung Soekarno (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Patung Soekarno (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Pentingnya Geopolitik
Megawati mengatakan, geopolitik itu adalah ilmu yang harus diketahui anak bangsa agar memahami dan menyadari di mana masyarakat berada sebagai manusia Indonesia.
"Sebab kalau kita tidak tahu di mana posisi kita, maka kita akan berpikir bahwa bangsa Indonesia bukan apa-apa. Badan kita menyebut orang Indonesia tapi cara berpikir kita ikut orang luar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Megawati menambahkan, kalau calon pemimpin bangsa Indonesia ikut belajar geopolitik, maka mereka akan memahami bagaimana membangun mental sebagai bangsa yang kuat dan bagaimana membangun strategi menuju kejayaan Indonesia.
Dia menjelaskan, keberadaan monumen Proklamator Bung Karno di Lemhannas itu sangat tepat karena Bung Karno saat menjadi presiden, untuk pertama kalinya membuat tempat pendidikan yang sekaligus juga tempat pengkajian ilmu.
Oleh karena itu, sambung Megawati, hakikat dari Lemhannas ini untuk dikembalikan kepada rohnya sebagai tempat menimba pengetahuan dan mengkaji kebangsaan yang kuat. Sehingga yang ada di Papua tak akan merasa sentris Papua tapi Indonesia, begitu juga yang di Aceh dan lainnya.
"Dari sini Bhinneka Tunggal Ika benar-benar dihayati sebagai keberagaman. Tak mungkin Indonesia diseragamkan, dan dalil apa pun kalau itu berlawanan dengan kebhinnekaan akan gampang diruntuhkan. Kita sudah ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai bangsa yang keberagamannnya luar biasa. Bukan hanya manusianya saja tapi juga 'resources' nya juga luar biasa," tegas Megawati.
ADVERTISEMENT
23 Gelar Honoris Causa
Ketua Umum PDI Perjuangan ini menambahkan, sosok dan pemikiran Bung Karno sebagai Proklamator kemerdekaan haruslah diketahui. Dari sisi keilmuan, Bung Karno mendapatkan predikat honoris causa yang jumlahnya sebanyak 23 buah dalam segala ilmu dari berbagai negara.
"Jadi alangkah sayang kalau Indonesia malah ingin menenggelamkan nama Bung Karno. Semestinyalah kita secara objektif dan rasional mengetahui siapa sebenarnya sosok Bung Karno ini. Mengapa dapat memerdekakan suatu bangsa yang kemudian disebut Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, ada perkataan Bung Karno yang perlu diingat bahwa bangsa ini lemah bila mudah dipecah belah dan diadu domba. Hal itu yang membuat Indonesia dijajah hingga 350 tahun.
ADVERTISEMENT
"Karena itulah maka penting sekali dikaji dan dipelajari tentang bagaimana kebhinnekaan dan persatuan itu dibangun dan diperkuat," jelasnya.
Geopolitik Dasar Membangun Bangsa
Pada kesempatan sama, Gubernur Lemhannas Agus Widjojo mengatakan, pembangunan monumen proklamator ini sangat penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa pada 20 Mei 1965 Ir Soekarno meresmikan Lemhannas dan diikuti dengan kualiah umum kursus reguler geopolitik.
Hal itu dilakukan Bung Karno dengan dasar pemahaman bahwa seseorang tak bisa membangun bangsa yang kuat tanpa pengetahuan geopolitik.
"Dengan ilmu geopolitik, maka Indonesia bisa memahami percaturan politik dunia. Dan dengan ilmu itu kita sebagai bangsa akan mampu menapaki tujuan nasional kita," ujar Agus.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Bung Karno juga berpesan bahwa penting sekali bagi pemimpin untuk memahami jati diri bangsa dan negaranya. Setiap pemimpin harus memahami dengan jelas karakter bangsa dengan nilai lokal yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, Kebhinnekaan dan nilai-nilai persatuan.