Warga Bekasi Korban First Travel Depresi: Guling-gulingan dan Histeris

20 Agustus 2017 14:53 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anniesa Hasibuan dan suami (Foto: Instagram @anniesahasibuan)
zoom-in-whitePerbesar
Anniesa Hasibuan dan suami (Foto: Instagram @anniesahasibuan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penipuan yang dilakukan biro umrah First Travel membuat para korbannya rugi materi, psikis, dan mental. Warga Kota Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi korban ada yang depresi dan jatuh sakit.
ADVERTISEMENT
“Keluarga saya yang tertipu ada enam orang. Mereka sekarang stres karena uang yang sudah disetorkan tidak ada kejelasan," kata salah satu korban, Maryanah (51), di Bekasi, Minggu (20/8), seperti dilansir Antara.
Warga RT03 RW19 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, itu mengaku baru menyadari telah menjadi korban penipuan saat kabar tersebut ramai disampaikan media massa.
Dia mengaku kerap depresi bila mendengar ada pemberitaan terkait First Travel lewat siaran televisi yang belakangan ini rutin tersiar hampir setiap hari.
"Saya beruntung punya anak yang baik, setiap kali saya stres, ada putra saya yang selalu memberi nasihat untuk bersabar," katanya.
Putra Maryanah, Suhendi (33) mengatakan mayoritas keluarganya yang terkena tipu saat ini mulai menunjukkan gelagat yang kurang wajar.
ADVERTISEMENT
"Ada keluarga saya bernama Bu Anah yang stres dan sempat guling-gulingan sambil menangis histeris di jalan saat tahu dirinya menjadi korban penipuan First Travel," katanya.
Namun sang ibu, kata dia, hanya menampakkan gejala depresi yang ditunjukkan dengan menurunnya nafsu makan serta melamun dalam kondisi tertentu.
"Mereka depresi karena uangnya boleh ngumpulin sedikit-sedikit. Rata-rata mereka warga berpenghasilan menengah ke bawah dan sekarang sudah menyetor ke First Travel rata-rata Rp 18 juta," katanya.
Dikatakan Suhendi, keenam anggota keluarganya telah melakukan ratiban sebagai acara syukuran atas rencana keberangkatan untuk umroh ke Tanah Suci sejak awal Januari 2017, namun sampai Agustus 2017 belum ada kejelasan pemberangkatan.
ADVERTISEMENT
"Awalnya First Travel mengundur keberangkatan karena terjadi pengurangan kuota dari Saudi Arabia, kemudian keluarga saya yang ingin berangkat sesuai dengan jadwal dimintai uang lagi Rp 2 juta dengan alasan untuk sewa pesawat. Sampai waktu yang dijanjikan, belum ada jadwal pemberangkatan umroh yang jelas," katanya.
First Travel didirikan oleh Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman sekitar 7 tahun lalu. Perusahaan ini diduga menggelapkan 550 miliar rupiah dan menelantarkan 35 ribu jemaah umrahnya.
Anniesa dan Andika, yang sebelum mendirikan First Travel berjualan pulsa dan burger di pinggir jalan, selama memimpin perusahaan itu sering meng-upload jalan-jalan mewah mereka ke luar negeri di media sosial. Keduanya saat ini ditahan polisi dalam kasus penipuan dan terancam dijerat UU Pencucian Uang yang menyebabkan mereka dimiskinkan.
Surat dari Kemenag untuk First Travel (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Surat dari Kemenag untuk First Travel (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kasus ini meledak setelah OJK mencabut operasional First Travel pada 18 Juli 2017. Saat itu juga, First Travel harus menghentikan penawaran perjalanan umroh promo sebesar Rp 14,3 juta. Selain itu, First Travel juga diminta menghentikan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa izin.
Kemenag sebagai otoritas pengawas penyelenggaraan haji-umrah, mengikuti langkah OJK dengan mencabut izin penyelenggaraan umrah First Travel pada 1 Agustus.
Korban First Travel di Bareskrim Polri (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Korban First Travel di Bareskrim Polri (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)