Konten dari Pengguna

Fenomena FOMO (Fear Of Missing Out)

Nurul Iffah Majidah
Seorang mahasiswi Universitas Negeri Makassar, prodi administrasi kesehatan. Memiliki minat pada dunia editing juga literasi.
21 Oktober 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Iffah Majidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Dampaknya Pada Kesehatan Mental Di Era Media Sosial

Edited by me (nrllifh)
zoom-in-whitePerbesar
Edited by me (nrllifh)
FOMO Dari Perspektif Psikologis Dan Mental
FOMO dalam bahasa Inggris ( Fear Of Missing Out ) atau merasa tertinggal, menurut psikologi adalah salah satu fenomena seseorang merasa takut ketinggalan informasi yang sedang terjadi di sekitarnya. Penyebab yang umum adalah media sosial sebagai tempat menyebarnya informasi secara cepat. Hal ini sering kali berkaitan dengan kecemasan sosial, yaitu seseorang merasa terisolasi jika tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang diikuti oleh temannya.
ADVERTISEMENT
Di era media sosial, orang sering membandingkan kehidupan mereka dengan gambaran dan pengalaman yang dibagikan orang lain, sehingga meningkatkan FOMO. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan rendahnya harga diri. Dari sudut pandang kesehatan mental, FOMO dapat menyebabkan masalah seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, orang yang menderita FOMO cenderung membuat keputusan impulsif mengenai aktivitas hanya untuk merasa terhubung, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Untuk mengatasi FOMO, beberapa orang mencoba mengurangi penggunaan media sosial dan lebih fokus pada pengalaman pribadi, meningkatkan kesadaran diri dan belajar menghargai momen saat ini juga dapat membantu mengelola emosi tersebut. Memahami FOMO dari perspektif psikologis dapat membantu individu menemukan cara yang lebih baik untuk menjalani kehidupan sosialnya tanpa terjebak dalam perbandingan dan kecemasan yang tidak perlu.
ADVERTISEMENT
Salah satu gejala FOMO adalah penggunaan sosial media yang berlebih. Sehingga takut melewatkan momen tertentu, seperti tren yang sedang viral. Namun, hal ini dapat berdampak buruk bagi seseorang jika dilakukan terus menerus. Rasa cemas terjadi karena takut tertinggal sesuatu seperti berita, tren, dan hal lain. Istilah FOMO menjadi gambaran anak-anak muda yang merasa takut dan dicap tidak gaul. Beberapa orang menganggap jika orang lain bersenang-senang, mereka juga harus seperti itu. Contohnya saja pengguna media sosial yang ingin selalu update informasi baru.
Pengaruh Fomo Yang Diakibatkan Oleh Mental
Dampak fomo saat ini banyak berpengaruh pada gen z, terutama pada remaja saat ini yang mudah terpengaruh dengan tren viral seperti mengikuti salah satu idola mereka, atau influencer terkenal. Kita dapat saja sangat mudah terpengaruh dengan gaya hidup mereka apa yang mereka gunakan, lakukan, dan lain sebagainya. Dampak negatif bisa saja membuat seseorang lupa akan hal terjadi disekitar, mengganggu waktu tidur sehingga mengurangi daya tangkap seseorang.
ADVERTISEMENT
Hal ini sejalan dengan teori kecemasan sosial yang menjelaskan bahwa individu yang mengalami kecemasan sosial akan berperilaku lebih tertutup di lingkungannya, karena telah menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menghindari evaluasi negatif dari orang yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, muncul gangguan dari kecanduan media sosial yaitu perilaku kecemasan baru yang disebut dengan Fear of Missing Out (FoMO).
Harga diri adalah salah satu kebutuhan bagi manusia dan merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya FoMO. Tingkat tinggi atau rendahnya harga diri menentukan perilaku individu dalam penggunaan media sosial. Individu dengan harga diri rendah cenderung melakukan perbandingan kepada individu yang lebih diatas dirinya yang memberikan dampak negatif yaitu kepuasan diri yang rendah.
ADVERTISEMENT
Emerging adulthood adalah masa dimana individu dituntut untuk dapat memiliki kehidupan yang lebih mapan, dan ekonomi yang lebih baik dibandingkan orang lain. Hal ini, menimbulkan stres akibat beban tuntutan hidup yang dihadapi untutan hidup yang berat dan belum tercapai membuat individu yang berada dalam fase dewasa awal mencari alternatif pengalihan pikiran dan emosi negatif yang dirasakan dengan menggunakan internet untuk mengakses media sosial, kecenderungan untuk selalu mengakses media sosial tanpa sadar masuk ke dalam ciri-ciri Fomo.
Cara Untuk Menekan Gejala Fomo Dan Menjaga Kesehatan Mental Dengan Gaya Hidup Sehat
1. Fokus Pada Diri Sendiri
Carilah kegiatan yang kamu sukai dan bisa membuatmu merasa senang dan puas. Misalnya : Menonton anime, drakor, atau film kesukaan, membaca buku dengan cerita yang menarik, kembangkan hobi dan bakatmu, dan melakukan meditasi atau membuat planner untuk mengatur kesadaran diri.
ADVERTISEMENT
2. Batasi Penggunaan Media Sosial
Jadwalkan waktu khusus untuk bermedia sosial, jangan ragu mute akun sosmedmu sementara yang bisa membuatmu merasa tidak aman.
3. Luangkan Waktu Bersama Orang Terdekat
Buat rencana bersama teman atau keluarga umtuk mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial. Habiskan waktu yang berkualitas bersama mereka. Nikmati momen dan bersyukur atas apa yang kamu miliki.
4. Membangun Gaya Hidup Sehat
• Melakukan aktifitas fisik dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood.
• Makan makanan yang sehat baik untuk mendukung kesehatan mental dan fisik. Memakan gorengan saja tidak cukup, kita butuh asupan sayur-sayuran dan buah-buahan.
• Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga sistem imun. Juga mengurangi gangguan konsentrasi akibat masalah yang lainnya.
ADVERTISEMENT
5. Melakukan Terapi
Jika FOMO telah menyebabkan gangguan kecemasan atau depresi, sebaiknya konsultasikan dengan professional kesehatan mental. Dapat juga melakukan terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy) atau ACT (Acceptance and Commitment Therapy) kedua terapi ini membantu individu memahami dan mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif.
Kesimpulan
Dengan memahami dampak negatif FOMO dan menerapkan strategi yang tepat, kita dapat mengatasi perasaan ini dan menjalani hidup yang lebih bahagia dan memuaskan. Ingatlah bahwa kehidupan setiap orang adalah unik dan tidak ada gunanya membandingkan diri anda dengan orang lain. Mengatasi FOMO membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas.