Konten dari Pengguna

Sejarah Kampung Kapitan, Rumah Tua Bernuansa Tionghoa

Nurul Izzah
Journalism student at Islam Negeri Raden Fatah Palembang University.
26 November 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Izzah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa foto bersejarah disudut dinding Rumah Kampung Kapitan, 7 Ulu, Selasa (4/2/2020). Kampung Kapitan salah satu wisata sejarah yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa foto bersejarah disudut dinding Rumah Kampung Kapitan, 7 Ulu, Selasa (4/2/2020). Kampung Kapitan salah satu wisata sejarah yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen pribadi).
ADVERTISEMENT
Palembang adalah salah satu kota besar dan merupakan ibu kota dari Sumatera Selatan. Kota yang terkenal dengan makanan khasnya, yaitu pempek ini juga memiliki tempat wisata yang pernah disinggahi oleh bangsa Cina. Hal ini dapat terlihat dari sisi peradaban Tionghoa yang ada di Kampung Kapitan.
ADVERTISEMENT
Kampung Kapitan merupakan kampung etnis Tionghoa pertama di Kota Palembang. Kampung tersebut sudah ada sejak masa Dinasti Ming. Awalnya, kampung ini merupakan area pemukiman para etnis Tionghoa di Palembang.
Kawasan Kampung Kapitan terletak di tepi Sungai Musi tepat di sisi barat Jembatan Ampera yang dikenal juga dengan daerah Tuju Ulu. Kawasan ini dinamakan dengan Kampung Kapitan karena di kawasan ini terdapat 3 rumah perwira, di mana Kampung Kapitan didirikan pada tahun 1644 atau abad ke-XVI.
Dahulu kawasan ini menjadi tempat tinggal pertama kali bagi warga Tionghoa dan merupakan tempat melakukan perdagangan, hingga akhirnya menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah SU dimas pemerintahan kolonial Belanda.
Rumah Abu salah satu rumah yang wajib pertama kali dikunjungi di Kampung Kapitan (Sumber: Dokumen pribadi).
Sudut ruang tengah didalam Kampung Kapitan (Sumber: Dokumen pribadi).
Salah satu rumah bernuansa Tionghoa, milik Mayor Tjoa Kie Tjuan kini telah menjadi kawasan cagar budaya.
ADVERTISEMENT
Rumah Kapitan ternyata awalnya dihuni keluarga besar dari nenek moyang Tjoa Ham Him yang berasal dari Provinsi Hok Kian Kabupaten Ching Chow yang datang ke Palembang perkiraan pada tahun 1850.
Rumah seluas 165,9 x 85,6 meter tersebut sekarang hanya digunakan sebagai Rumah Abu, dulunya Kantor Kapitan dan Rumah Tinggal yang sekarang dihuni oleh Bapak Mulyadi Tjoa sebagai penerus generasi ke-14. Lebar rumah tersebut sekitar 24 x 50 meter yang dilengkapi 4 kamar besar dan 2 kamar kecil di setiap rumah. Serta terdapat penjara yang sudah tidak layak huni tepat di bawah dua rumah tua Kampung Kapitan.