Tsai Ing-Wen dan Keberhasilan Taiwan Menangani Pandemi COVID-19

Nurul Meutia
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
13 Desember 2021 15:29 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Meutia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan pidato usai menjalani pelantikan di Taipei, Taiwan, Rabu (20/5). Foto: Wang Yu Ching/Taiwan Presidential Office/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan pidato usai menjalani pelantikan di Taipei, Taiwan, Rabu (20/5). Foto: Wang Yu Ching/Taiwan Presidential Office/Handout via REUTERS

Karier Politik Tsai Ing-Wen

ADVERTISEMENT
Sebelum terpilih sebagai orang nomor satu di Taiwan, Tsai Ing-Wen telah lama berkarier di dunia politik internasional. Tsai Ing-Wen merupakan kepala penasihat hukum dalam upaya negosiasi Taiwan dalam GATT, sebelum resmi menjadi anggota WTO di tahun 2002. Selain itu, Tsai Ing-Wen juga terlibat dalam sengketa antara Tiongkok dan Taiwan yang masih berlangsung hingga saat ini. Dalam kurun waktu 2000-2004, Tsai Ing-Wen menjabat sebagai Ketua Dewan Urusan Daratan sebelum akhirnya bergabung dengan Democratic Progressive Party (DPP). Sempat menjadi anggota legislatif, Tsai Ing-Wen kemudian diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Taiwan pada tahun 2006. Beliau kemudian terpilih sebagai Ketua Democratic Progressive Party (DPP) yang merupakan partai politik terbesar di Taiwan. Tsai Ing-Wen terpilih sebagai Presiden Taiwan ke-14 pada 2016 silam dan terpilih kembali pada pemilihan tahun 2020 untuk periode kedua.
ADVERTISEMENT

Refleksi Kepemimpinan Tsai Ing-Wen Dengan Pendekatan Situasional

Untuk memahami kepemimpinan, terdapat beberapa pendekatan kepemimpinan yang bisa kita gunakan. Salah satu pendekatan kepemimpinan yang sesuai dengan sosok Tsai Ing-Wen adalah pendekatan situasional. Merujuk Yukl (2013), pendekatan situasional merupakan pendekatan yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk menentukan gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku para pengikut dalam situasi-situasi yang berbeda. Kedewasaan dari para bawahan (subordinate maturity) merupakan variabel di dalam pendekatan situasional yang terdiri atas kemampuan dan kepercayaan diri dalam menjalankan suatu pekerjaan yang dimiliki oleh para pengikut.
Terdapat tingkatan pada variabel subordinate maturity yang dapat memengaruhi cara kerja seorang pemimpin. Tingkat subordinate maturity yang rendah mengharuskan seorang pemimpin berorientasi pada pekerjaan sehingga pemimpin tersebut harus dapat menjelaskan peran, mengklarifikasi standar dan prosedur, mengatur arah pekerjaan, serta mengawasi perkembangan dari para bawahannya. Kemudian, di tingkat subordinate maturity yang sedang, pemimpin dapat beralih pada orientasi hubungan. Pada tingkat tersebut, pemimpin dapat melakukan konsultasi dengan para bawahan, serta memberikan apresiasi dan atensi. Selanjutnya, pada tingkat subordinate maturity yang tinggi, pemimpin dapat mendelegasikan pekerjaan kepada para bawahannya tanpa terlalu banyak mendapat arahan dari pemimpin karena para bawahan memiliki kompetensi yang cukup untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dalam perspektif situasional, Tsai Ing-Wen menunjukkan kemampuannya untuk melihat situasi yang sedang dialami dan dirasakan oleh masyarakat Taiwan. Presiden Tsai mengeluarkan pernyataan maaf dengan melonjaknya kasus Covid-19 serta tingkat kematian di Taiwan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kematian yang tinggi tersebut menyebabkan duka mendalam bagi Taiwan sebagai sebuah negara, serta duka juga dirasakan oleh anggota keluarga yang ditinggalkan. Permintaan maaf Presiden Tsai menunjukkan rasa penyesalan sekaligus kepedulian beliau terhadap duka yang dirasakan oleh masyarakat Taiwan saat itu.
Selain itu, Presiden Tsai juga menggunakan perspektif situasional dalam kebijakan penangan Covid-19. Di awal situasi pandemi ketika masyarakat belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap Covid-19, kebijakan yang dikeluarkan Presiden Tsai cenderung dilaksanakan terpusat. Sebelumnya, pemerintah pusat mengambil kontrol penuh atas kegiatan tracing dan testing. Pemerintah pusat juga mengambil alih produksi dan distribusi atas masker dan alat kesehatan lainnya sebagai langkah pencegahan terjadinya panic buying di masyarakat. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pemahaman serta kemampuan pemerintah daerah dalam menangani situasi Covid-19, Presiden Tsai mulai menyerahkan tugas yang sebelumnya dilaksanakan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, salah satunya dengan membangun pusat testing dan vaksinasi di daerah-daerah tertentu. Presiden Tsai juga bekerja sama dengan pihak swasta dalam penyelenggaraan rapid testing sebagai upaya percepatan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
ADVERTISEMENT

Gaya Kepemimpinan Adaptif, Strategi Utama Tsai Ing-Wen Untuk Menghadapi Pandemi Covid-19

Di dalam suatu organisasi, perubahan merupakan suatu hal yang mustahil untuk dapat dihindari. Dengan perubahan lingkungan yang dinamis serta ketidakpastian di sekitar kita, organisasi sangat rentan mengalami perubahan baik secara internal maupun eksternal. Gaya kepemimpinan adaptif merupakan gaya kepemimpinan yang menitikberatkan pada kemampuan seorang pemimpin untuk dapat beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah. Adanya perubahan organisasi tersebut menyebabkan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan adaptif untuk mendorong para anggota organisasi agar dapat menghadapi serta menyelesaikan permasalahan, tantangan, serta perubahan yang dialami (Northouse, 2009).
Pada situasi krisis akibat pandemi Covid-19, gaya kepemimpinan adaptif sangat cocok untuk diterapkan oleh seorang pemimpin. Tsai Ing-Wen menjadi salah satu pemimpin yang berhasil mengadopsi gaya kepemimpinan adaptif untuk menangani pandemi Covid-19 di Taiwan. Hal tersebut dapat dilihat dari respon Presiden Tsai melalui berbagai kebijakannya mengenai pandemi Covid-19. Dalam kasus keterlambatan distribusi yang dialami Taiwan, Presiden Tsai mengambil langkah adaptif dengan memberikan subsidi pada vaksin Medigen buatan Taiwan agar produksi vaksin dapat lebih masif lagi. Selain itu, Presiden Tsai juga memberikan izin edar bagi vaksin Medigen walaupun belum selesai mengikuti seluruh fase uji. Kebijakan tersebut memang sempat menjadi kontroversi, tetapi kebijakan tersebut berhasil menurunkan angka kasus Covid-19 di Taiwan yang disebabkan oleh keterlambatan distribusi vaksin.
ADVERTISEMENT

Mendobrak Fenomena Glass Ceiling Sebagai Presiden Perempuan Pertama di Taiwan

Penelitian oleh Simon dan Hoyt menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan fundamental antara gender dan kepemimpinan. Sebagai seorang pemimpin, keberhasilan pemimpin tersebut terletak pada efektivitas dan gaya kepemimpinan yang digunakannya (Northouse, 2019). Dalam kepemimpinan dan gender, fenomena glass ceiling merupakan suatu hal yang kerap dikaitkan dengan perempuan sebagai pemimpin. Glass ceiling merujuk pada fenomena di mana seorang perempuan terhambat untuk menduduki jabatan-jabatan strategis pada pekerjaannya. Stigma terhadap seorang perempuan yang menjadi pemimpin merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena glass ceiling. Perempuan seringkali dihadapkan oleh tuntutan-tuntutan sosial yang berkaitan dengan ranah domestik. Tuntutan tersebut menyebabkan perempuan mengalami kesulitan untuk bisa menduduki posisi strategis dalam pekerjaannya. Bahkan, tuntutan sosial yang ada kerap memaksa seorang perempuan untuk meninggalkan pekerjaannya sebelum perempuan tersebut berhasil menduduki jabatan tertinggi.
ADVERTISEMENT
Apabila kembali pada kasus Tsai Ing-Wen, beliau merupakan salah satu tokoh yang berhasil mendobrak fenomena glass ceiling pada jabatan pemerintahan di Taiwan. Kemenangan Tsai-Ing Wen pada pemilihan tahun 2016 menobatkannya sebagai presiden ke-14 Taiwan serta menjadi presiden perempuan pertama di Taiwan. Posisi presiden Taiwan sebelum Presiden Tsai hanya diduduki oleh laki-laki. Terpilihnya beliau sebagai presiden pada 2016 silam, menunjukkan adanya dukungan yang besar terhadap permasalahan ketimpangan gender pada jabatan di pemerintahan. Dalam pemerintahannya, Presiden Tsai juga aktif dalam mendorong kesetaraan gender. Saat ini, Taiwan menduduki posisi pertama di Asia dan posisi keenam di dunia dalam hal kesetaraan gender. Tsai Ing-Wen juga merupakan salah satu pemimpin perempuan yang tidak memiliki keluarga dengan latar belakang politik seperti yang terjadi pada beberapa pemimpin perempuan lain. Dalam banyak kasus, sering ditemukan bahwa pemimpin perempuan mendapatkan jabatannya karena ada latar belakang keluarga di bidang politik.
ADVERTISEMENT
Selama masa pemerintahannya di Taiwan, kepemimpinan Tsai Ing-Wen terbukti efektif dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 di Taiwan. Kepemimpinan Tsai Ing-Wen yang berhasil menghadapi permasalahan akibat Covid-19 di Taiwan bahkan telah dijadikan rujukan bagi banyak pemimpin di dunia. Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa perempuan dapat memimpin layaknya seorang laki-laki pada jabatan yang strategis.

Seorang Pemimpin Sekaligus Manajer

Berdasarkan Yukl (2009), pemimpin merupakan seseorang yang memberikan pengaruh terhadap para pengikutnya untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara itu, manajer merupakan seseorang yang berfungsi untuk melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengontrolan dalam kegiatan-kegiatan yang terselenggara di dalam suatu organisasi. Dalam menghadapi permasalahan Covid-19 di Taiwan, Tsai Ing-Wen menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pemimpin sekaligus manajer.
ADVERTISEMENT
Dalam hal kepemimpinan, Presiden Tsai juga menunda penerimaan vaksin dengan Moderna dan AstraZeneca karena melihat keterbatasan pasokan vaksin di Taiwan saat itu. Beliau memprioritaskan masyarakat Taiwan agar lebih dulu menerima vaksinasi sebelum dirinya. Kemudian, Presiden Tsai menjadi orang pertama yang menerima vaksin Medigen asal Taiwan. Hal tersebut beliau lakukan karena adanya kekhawatiran di masyarakat terkait efektivitas maupun keamanan vaksin tersebut. Langkah beliau yang menjadikannya penerima vaksin Medigen pertama berhasil memengaruhi masyarakat Taiwan untuk dapat ikut menggunakan vaksin Medigen karena adanya kepercayaan publik terhadap Presiden Tsai. Sementara itu, Presiden Tsai juga kerap melaksanakan fungsi manajerial yang terlihat pada kemampuan beliau untuk menyusun strategi-strategi dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, mulai dari kebijakan pembatasan penerbangan domestik dan internasional, penutupan perbatasan, penetapan protokol kesehatan, serta penerapan lockdown pada daerah-daerah di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kasus tersebut, Presiden Tsai terbukti dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat Taiwan dalam hal vaksinasi. Selain itu, Tsai Ing-Wen juga memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui kebijakan-kebijakannya dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Taiwan sebagai bentuk kemampuan manajerialnya. Oleh karena itu, Tsai Ing-Wen patut dikatakan sebagai seorang pemimpin dan manajer.

Referensi

Hioe, B., & Hunt, L. (2021, September 10). The Politics of Taiwan's COVID-19 Response – The Diplomat. The Diplomat. https://thediplomat.com/2021/09/the-politics-of-taiwans-covid-19-response/
Mala, D. (2021, March 1). Tsai's leadership makes its mark in Taiwan. The Bangkok Post. https://www.bangkokpost.com/thailand/general/2076187/tsais-leadership-makes-its-mark-in-taiwan
Northouse, P. G. (2018). Leadership: Theory and Practice. SAGE Publications.
Rahman, V. E. (2021, Maret 2). Profil Tsai Ing-wen, Presiden Taiwan yang Berani Lawan Tiongkok. IDN Times.
ADVERTISEMENT
Yukl, G. A. (2013). Leadership in Organizations. Pearson.