Coca Cola Kolaborasikan Program Keberlanjutan Air

Nurul Nur Azizah
Womenfolk.
Konten dari Pengguna
16 November 2017 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Coca Cola Indonesia di kumparan On Boarding (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Coca Cola Indonesia di kumparan On Boarding (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Air merupakan “jantung” kehidupan. Bukan saja terkait sebagai material kebutuhan sehari-hari. Namun, juga menyangkut “hajat” keberlangsungan segala unsur kehidupan. Maka, program keberlanjutan air sangat perlu untuk digalakkan.
ADVERTISEMENT
Ialah Coca Cola, salah satu perusahaan minuman bersoda ternama yang sedang serius menggarap program keberlanjutan air (sustainable water), sebagai perusahaan yang tidak bisa terlepaskan dari bahan baku air itu.
“Jumlah air yang kita kembalikan lebih besar dibandingkan jumlah yang kita gunakan, ini komitmen,” kata Andrew Hallalu, Public Affair Manager Coca Cola Indonesia, yang hadir pada on Boarding wartawan baru Kumparan di Kuningan City Mall, Kamis (15/11). 
Setidaknya terdapat beberapa langkah yang ditempuh Coca Cola untuk mengaplikasikan komitmen itu. Di antaranya, urban life style, sumur resapan/biopori, dan embung air.
“Urban life style, bikin pipa dan disalurkan ke bak pembuangan. Sumur resapan, untuk penyelamatan mata air, seperti konsep biopori tapi agak besar, air diresapkan dalam tanah dan mendatangkan mata air. Embung air, waduk kecil untuk konservasi dan irigasi pertanian,” ujar Andrew.     
ADVERTISEMENT
Selain kolaborasi program, Andrew mengatakan bahwa Coca Cola juga melakukann kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pelaksanaannya. Ia menggandeng Yayasan Obor Tani untuk embung air atau tabung air dan desa Patenjon Kabupaten Semarang sebagai lokasi penerapan sumur resapan.
“Sistem kerja embung yaitu menampung air musim hujan dan menggunakannya di musim kemarau,” ujar Pratomo, Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani.
Pratomo mengatakan bahwa dalam penerapan embung air setidaknya dibutuhkan baskom raksasa yang diletakkan di puncak bukit. Dengan cara itu, maka manfaat air yang ditampung juga akan bermanfaat sebagai basis pemberdayaan masyarakat.
“Jadi embung air itu tidak hanya sekedar menampung air hujan saja. Tetapi air yang ditampung dialirkan ke bawah badan bukit yang dipenuhi tanaman dan durian yang menjadi pemberdayaan bagi masyarakat”, ujar Pratomo.
ADVERTISEMENT
Terdapat empat ribu sumur resapan telah dibangun sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Kabupaten Semarang, Kabupaten Salatiga, Kabupaten Malang, Mojokerto, Sibolangit dan Pematang Siantar.
 “Tahun 2012, krisis air bersih cukup parah terjadi di Desa Petenjon Kabupaten Semarang. Masyarakat setempat sampai harus membeli air bersih seharga Rp 90.000/tangki setiap harinya,” Ujar Joko.
Menurut Joko, setelah adanya program kolaborasi yang melibatkan perusahaan Coca cola itu, setidaknya dalam 3 tahun ke belakang ini ketersediaan air naik menjadi 30 persen.
“3 tahun naik 30%,” ungkapnya.