Konten dari Pengguna

Kecerdasan Emosional ala Abu Bakar: Tetap Tenang di Situasi Sulit

Nurul Padilah
Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta
11 Desember 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Padilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah nggak sih merasa kewalahan dengan emosi sendiri? Terutama dalam situasi yang sulit. Abu Bakar ash-Siddiq, menunjukan kecerdasan emosional yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Bagaimana rasanya Abu Bakar bisa tetap tenang dan berpikir jernih, walaupun dalam keadaan yang sulit?
Sumber gambar: www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: www.freepik.com
Kecerdasan tidak hanya sekedar persoalaan IQ saja, tetapi juga tentang seberapa baik kita memahami dan mengendalikan emosi. Emotional Quetion (EQ) menurut Goleman merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi yang baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Abu Bakar mengendalikan emosinya?
Abu Bakar ash-Siddiq adalah sahabat terdekat Nabi Muhammad saw. dan khalifah pertama setelah wafatnya Nabi. Beliau menunjukkan EQ yang luar biasa dalam berbagai situasi yang menantang. Dalam keadaan penuh tekanan, seperti ketika kaum muslimin kehilangan Nabi, Abu Bakar tidak tenggelam dalam emosi. Beliau menggunakan kecerdasan emosionalnya untuk menjaga ketenangan pikiran dan memberikan arahan yang jelas kepada umat untuk tetap tenang. Bagi Abu Bakar, memahami emosi adalah cara untuk tetap bijaksana.
Kecerdasan emosional Abu Bakar juga terlihat ketika beliau mendapatkan fitnah dari kerabat terdekatnya sendiri Misthah bin Utsatsah (Sepupunya). Saat tersebarnya kabar dusta tentang putri tercintanya Siti Aisyah yang berzina, tentu berita dusta tersebut membuat Abu Bakar murka dan bersumpah untuk tidak membantu Misthah lagi. Namun, dengan teguran dari Allah Swt. dan kecerdasan emosi yang dimiliki beliau, Misthah pun dimaafkan dan Abu Bakar tetap membantunya.
ADVERTISEMENT
Perspektif Psikologi Islam
Menurut (Hakim, dalam Uyun 2022) Ajaran pendidikan kecerdasan emosioanal akan membentuk manusia yang kamil yaitu menanamkan pelajaran aqidah yang benar, memelihara karakter melalui ibadah dan penenaman akhlak. Dalam psikologi islam, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan menyalurkan emosi dengan cara yang positif. Abu Bakar mengajarkan kita pentingnya self-regultion mengendalikan emosi di tengah situasi yang sulit.
Bagi kita yang merasa sering overwhelmed atau implusif kecerdasan emosional sangat penting. Kerap kali kita bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu, padahal mengambil waktu sebentar untuk tenang akan membuat kita lebih bijak dan tidak akan menyesal. Emosi yang baik di miliki oleh orang yang mempunyai kecerdasan emosional.
ADVERTISEMENT
Jadi, Bagaimana Cara Belajar Mengelola emosi ala Abu Bakar?
Mengelola emosi yang baik yaitu dengan mencoba melatih diri untuk pause dulu sebelum bereaksi. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang akan di dapatkan dari setiap reaksi. Dengan berpikir tenang, kita bisa jadi pribadi yang lebih bijak dan kuat. Berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) dari kisah Abu Bakar:
a. Mengetahui dan memahami pentingnya kecerdasan emosional walaupun dalam keadaan sulit
Belajar dari kisah Abu Bakar yang selalu bersikap tenang dan bijak dimanapun dan dalam kondisi sulit sekalipun. Dengan mempelajari pemahaman tentang kecerdasan emosional dapat membantu kita dalam mengelola emosi dengan baik dan bijak serta dapat menghasilkan kecerdasan emosi dalam berbagai situasi.
ADVERTISEMENT
b. Memiliki rasa empati (Mengenali emosi orang lain)
Kecerdasan emosional yang baik bukan hanya sekedar memahami emosi diri sendiri. Tetapi, rasa empati juga sangat penting untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosional. Dengan rasa empati yang tinggi kita dapat berkomunikasi nyaman dengan orang lain dan menumbuhkan hubungan yang baik.
c. Berpikir sehat
Berpikir sebelum mengambil tindakan dan berpikir sehat sebelum mengambil keputusan. Pikiran sehat dapat membantu kita dalam mengambil keputusan yang tidak terburu-buru dan meminimalisir penyesalan. Menganalisis terlebih dahulu sebuah keputusan sebelum melakukan perbuatan.
Belajar dari Abu Bakar, kita diajak untuk berpikir tenang, memahami emosi kita, dan mengambil langkah yang bijak. Pengendalian emosi yang baik saat dihadapkan dalam berbagai situasi sangatlah penting, agar kita tidak terbawa arus yang negatif. Ciri-ciri dari orang bertaqwa adalah terlihat dari kemampuan-nya dalam mengendalikan amarah/emosi.
ADVERTISEMENT
Nurul Padilah, Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta