Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan Pancasila: Membentuk Generasi yang Toleran dan Berintegritas
12 November 2024 21:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurul Qhomariya mt tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya menjadi landasan ideologi, tetapi juga menjadi pedoman utama dalam membentuk karakter bangsa. Dalam konteks ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) memberikan landasan konstitusional yang kuat bagi implementasi pendidikan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan identitas bangsa Indonesia. Dalam Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan." Hal ini menunjukkan bahwa negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila Di tengah keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa, nilai-nilai Pancasila menjadi dasar yang kokoh untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Salah satu tujuan utama dari pendidikan Pancasila adalah menghasilkan generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki sikap toleransi dan integritas yang tinggi.
Setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai moral yang menjadi dasar dalam pendidikan dan pembentukan sikap generasi muda.
ADVERTISEMENT
Sila pertama ("Ketuhanan Yang Maha Esa") mengajarkan penghormatan terhadap agama dan kebebasan beragama, yang mendasari sikap toleransi.
Sila kedua ("Kemanusiaan yang Adil dan Beradab") mendorong kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil dan berperikemanusiaan tanpa diskriminasi.
Sila ketiga ("Persatuan Indonesia") mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesatuan bangsa dalam keragaman.
Sila keempat ("Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan") mengajarkan pentingnya musyawarah dan pengambilan keputusan yang mengutamakan kepentingan bersama, yang berkaitan dengan integritas.
Sila kelima ("Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia") mendorong pemerataan hak dan kewajiban bagi semua warga negara, serta kesadaran untuk menciptakan keadilan sosial.
Di era globalisasi, tantangan terhadap toleransi dan integritas semakin besar dengan pengaruh budaya asing dan perkembangan teknologi. Pendidikan Pancasila membantu generasi muda untuk menghadapi pengaruh eksternal tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur bangsa. Pendidikan ini membekali mereka untuk menghadapi perbedaan dengan damai, serta menjaga kejujuran dan keadilan di tengah tantangan global.
ADVERTISEMENT
Namun faktanya, masih banyak terjadi kasus yang tidak sesuai dengan nilai pancasila. Sebagai contoh, kasus korupsi Bantuan Sosial (Bansos) di era Covid-19 . Dalam pelaksanaan bansos, ada sejumlah laporan mengenai penyalahgunaan distribusi bantuan sosial, di mana bantuan tidak sampai pada yang berhak, atau bahkan ada yang mengambil keuntungan pribadi dari program tersebut. Kasus penyalahgunaan bantuan sosial ini mencerminkan pelanggaran terhadap prinsip keadilan sosial dan penghormatan terhadap martabat sesama. Dalam hal ini, nilai-nilai Pancasila, terutama sila kelima tentang keadilan sosial, harus ditegakkan untuk memastikan bahwa setiap warga negara menerima haknya secara adil tanpa diskriminasi.
Pendidikan Pancasila diharapkan dapat menanamkan pemahaman tentang pentingnya saling menghargai, menghormati hak-hak orang lain, dan menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan. Negara juga harus memastikan bahwa penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan dilakukan tanpa diskriminasi, agar tercipta masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat.
ADVERTISEMENT