Memaknai Puisi 'Di Restoran' Karya Sapardi Djoko Damono

Nurul Sinta Dewi Mulyani
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
Konten dari Pengguna
23 November 2021 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Sinta Dewi Mulyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sapardi Djoko Damono atau yang akrab dipanggil SDD telah banyak menciptakan karya sastra berupa puisi. Puisinya terkumpul dalam buku antologi Hujan Bulan Juni. Jika diperhatikan, hampir semua puisinya bertema kisah cinta atau romansa. Oleh karena itu, salah satu puisinya yang berjudul “di Restoran” yang juga bertemakan romansa, akan dikupas lebih dalam pada artikel ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun puisi tersebut hanya terdiri dari 2 bait saja, akan tetapi makna dari setiap lariknya begitu dalam. Dalam setiap lariknya, pembaca akan dibuat heran. Pembaca akan bertanya-tanya maksud dari setiap lariknya.
Untuk itu, penulis akan mengupas lebih dalam mengenai makna dibalik puisi “di Restoran” tersebut. Mungkin setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap puisi ini. Akan tetapi, menurut tafsiran penulis terhadap puisi tersebut akan diuraikan dibawah ini.
Puisi "Di Restoran" karya Sapardi Djoko Damono
Dilihat dari judulnya, yakni “di Restoran”. Seperti yang kita ketahui bahwa restoran merupakan tempat makan yang mewah dan berada di pusat kota. Hanya orang dengan kalangan atas atau menengah saja yang biasanya mengunjungi tempat tersebut. Pada umumnya, restoran menyajikan beberapa menu makanan dan minuman. Namun, berbeda dengan puisi "di Restoran" ini.
ADVERTISEMENT
Pada larik pertama “Kita berdua saja, duduk” memberikan pengertian bahwa pelaku dalam puisi ini sedang berdua atau bisa dikatakan mungkin mereka sedang berkencan.
Pada larik kedua “Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput” pada larik ini, sosok Aku memesan ilalang panjang. Yang mana kita ketahui bahwa ilalang panjang merupakan suatu tanaman parasit yang merugikan orang lain. Sosok Aku juga memesan bunga rumput. Bunga rumput sering kita temui di mana-mana dan tidak menarik seperti bunga lainnya bahkan tidak ingin dimiliki oleh semua orang.
Pada larik ketiga “Kau entah memesan apa” memberikan gambaran bahwa sosok Aku, tidak tahu apa yang diinginkan oleh sosok Kau.
Pada larik keempat “Aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras”. Sosok Aku dalam larik ini memesan batu. Batu dapat diartikan sebagai sesuatu yang keras dan sungai terjal artinya dia berada dalam kesulitan hidup.
ADVERTISEMENT
Pada larik kelima “Kau entah memesan apa”. Larik ini merupakan pengulangan dari larik ketiga yang memberikan arti bahwa sosok Aku lagi-lagi tidak tahu sosok Kau melakukan tindakan apa.
Pada larik keenam “Tapi kita berdua saja, duduk” merupakan pengulangan dari larik pertama.
Pada larik ketujuh “Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya”. Ini berarti sosok Aku yang merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Pada larik kedelapan “Memesan rasa lapar yang asing itu”. Sosok Aku juga memesan atau merasakan rasa lapar. Rasa lapar ini memberikan arti bahwa sosok Aku sedang merasakan kenelangsaan hidup. Memesan rasa lapar yang asing itu berarti sosok Aku merasakan kenelangsaan hidup yang sudah tidak aneh lagi baginya.
ADVERTISEMENT
Memang sesuatu yang dipesan oleh sosok Aku yang dapat diamati dari beberapa larik sebelumnya bukanlah pesanan yang sering kita dengar di restoran.
Jadi, kesimpulan dari beberapa makna setiap lariknya, restoran di sini adalah sebuah hubungan percintaan yang tidak dimiliki oleh orang banyak dan hanya orang-orang tertentu yang dapat merasakannya.Yang mana disebutkan bahwa “Kita berdua saja duduk” menandakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pasangan.
Restoran tersebut menawarkan berbagai macam pesanan, pesanan yang dimaksud yakni pesanan yang ada di dalam sebuah hubungan percintaan. Sosok Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput menandakan bahwa ia merasa dirinya tidak merasa berguna. Sosok Aku yang tidak tahu sosok Kau memesan apa atau melakukan tindakan apa. Mengandung arti bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diperkuat oleh pesanan restoran yaitu sosok Aku mengalami kesedihan, rasa sakit, dan kenelangsaan. Namun, sosok Aku tetap teguh seperti batu yang berada di sungai terjal yang deras. Tetap bertahan walaupun dalam keadaan yang sulit tersebut.