Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Generasi Z Tidak Punya Pacar: Jomblo Ngenes, Benarkah?
17 Oktober 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurul Hidayatul Hikmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi Z merupakan orang-orang yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh di dunia serba digital dan memiliki cara pandang yang berbeda tentang banyak hal, termasuk hubungan cinta. Banyak orang beranggapan bahwa tidak memiliki pacar adalah sebuah keterpurukan emosional dan juga kesedihan. Istilah “Jomblo Ngenes” seringkali dilabelkan kepada mereka yang tidak memiliki pasangan. Namun, apakah jomblo identik dengan kesedihan? Apakah label ini mencerminkan realitas sebenarnya atau hanya sekedar stigma sosial?
ADVERTISEMENT
Banyak anggapan bahwa memiliki pasangan adalah sebuah pencapaian. Generasi Z sekarang beranggapan bahwa kebahagiaan mereka diukur dari adanya pasangan, artinya jika mereka memiliki pasangan maka hidupnya akan bahagia dan lebih berwarna. Apalagi pada media sosial sering menampilkan konten kebahagiaan yang dihasilkan dari hubungan romantis, sehingga menciptakan tekanan bagi mereka yang masih jomblo. Namun, tidak sedikit juga dari mereka yang beranggapan bahwa tidak memiliki pasangan (jomblo) bukanlah tanda kegagalan atau sesuatu yang memalukan. Banyak dari mereka memilih tidak berpacaran karena berbagai alasan, seperti fokus pada pendidikan, karir, dan pengembangan diri. Jomblo menjadi kesempatan untuk mengekspor minat dan juga menikmati kebebasan tanpa komitmen.
Menjadi jomblo tidak selalu berarti hidup dalam kesedihan, banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Berdasarkan artikel yang bersumber dari kumparan.com yang berjudul “Dampak Positif Tidak Berpacaran yang Belum Banyak Orang Tahu” ada beberapa manfaat dari tidak adanya pasangan, diantaranya:
ADVERTISEMENT
1. Memiliki Waktu Untuk Diri Sendiri
Dampak positif dari tidak berpacaran yang pertama adalah memiliki lebih banyak waktu utnuk diri sendiri. Terkadang kesibukan dan pasangan yang ada membuat individu kehilangan momen untuk me time, sehingga membuat lebih stres dan mudah marah.
2. Terhindar Dari Hal Buruk
Salah satu dampak positif yang diberikan dari tidak berpacaran adalah terhindar dari hal buruk, seperti pergaulan bebas dan zina. Apalagi zaman sekarang sudah banyak kasus yang terjadi mengenai berpacaran yang berakhir hamil di luar nikah. Hal itu disebabkan karena gaya pacaran mereka yang pastinya sudah melewati batas. Selain itu, konflik yang muncul dalam hubungan juga dapat menyebabkan masalah yang membuat kita sulit untuk fokus.
ADVERTISEMENT
3. Fokus Meraih Cita-cita
Karena tidak terikat dengan siapapun, individu memiliki kebebasan untuk fokus pada cita-cita. Dengan tidak berpacaran, kita tidak akan berfokus pada hal yang tidak penting.
Masyarakat seringkali melabeli status jomblo sebagai sesuatu yang negatif atau menyedihkan, tentunya pemikiran ini perlu diubah. Jomblo seharusnya tidak dianggap sebagai kekurangan, melainkan sebagai pilihan yang bisa membawa banyak manfaat. Banyak dari generasi Z lebih memilih jomblo karena memang itu pilihan mereka, bukan karena tidak mampu untuk berpasangan. Apalagi setelah mengetahui dampak positif tidak adanya pasangan di atas. Dijelaskan bahwa ada banyak dampak positif yang diperoleh dari tidak adanya pasangan. Jadi, menjadi jomblo tidak selamanya ngenes dan menyedihkan, melainkan pilihan.
Label “Ngenes” seringkali melekat pada orang yang jomblo, tetapi ini adalah pandangan yang sulit dan tidak adil. Jomblo tidak seharusnya dipandang negatif, sebab itu bisa menjadi pilihan positif dan bijaksana. Banyak orang merasakan kebahagiaan dan kepuasan hidup tanpa pasangan. Mereka bisa menciptakan ruang untuk pertumbuhan pribadi dan fokus untuk cita-cita. Banyak dampak positif yang diperoleh dari tidak adanya pasangan. Alih-alih menilai seseorang berdasarkan status hubungan mereka, lebih baik kita menghargai perjalanan masing-masing individu dalam menentukan diri mereka sendiri. Kita dapat merayakan kebebasan dan kesempatan yang datang dengan status jomblo, alih-alih menganggap sebagai beban. Menjadi jomblo bisa menjadi salah satu langkah awal menuju cinta yang lebih sehat dan bermakna.
ADVERTISEMENT