Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Menyalahkan Takdir: Seandainya Aku Begini dan Begitu
23 Juni 2021 20:04 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Nurul Mawahda Iskandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang kalian lakukan jika sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan rencana? Seringkali manusia ketika mendapatkan musibah mengatakan “seandainya aku begini dan begitu.” Meratapi nasibnya yang tidak berjalan sesuai apa yang ia rencanakan.
ADVERTISEMENT
Sedih berlarut-larut menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Namun, itulah takdir yang seharusnya kita terima dengan lapang dada. Tidak semua harapan yang kita inginkan akan terwujud.

Allah SWT telah menetapkan takdir kepada setiap manusia. Takdir Allah SWT tidak pernah salah. Selalu tepat sasaran dan tepat waktu. Tidak ada yang terlewat sedikitpun. Tidak lebih dan tidak kurang, sesuai dengan kadarnya masing-masing. Sesuatu yang telah terjadi pada kita itulah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.
Kuatnya seorang muslim dapat dilihat dari keimanan. Keimanan dapat menuntun umat muslim kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW telah menyampaikan kepada umatnya untuk mengimani qadha dan qadr. Menerima dengan sabar dan rido atas apa yang Allah SWT kehendaki dan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW juga telah menyampaikan agar tidak menyalahkan takdir dalam hadis berikut:
ADVERTISEMENT
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, walaupun sama-sama memiliki kebaikan. Bersemangatlah pada hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan pada Allah, dan janganlah kamu putus asa. Jika terjadi musibah padamu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku tadi melakukan ini dan itu’, tetapi katakanlah: ‘qadarullah wamā syā’ fa‘al’ (Takdir Allah dan yang Dia kehendaki dilakukan-Nya) karena sesungguhnya ucapan ‘seandainya’ itu membuka pintu setan.” (HR. Muslim no. 4816 hadis ini memiliki penguat dalam hadis Sunan Ibnu Majah no. 76).
ADVERTISEMENT
Hadis tersebut jelas menunjukkan agar tidak berkata “seandainya aku begini dan begitu” dan lebih baik mengucapkan “qadarullah wamā syā’ fa‘al” itu adalah takdir Allah swt dan telah terjadi.
Terkadang kita sering berada di situasi di mana kita menyalahkan takdir. Takdir pasti akan datang tepat waktu disaat kita siap. Allah SWT selalu memberikan umat-Nya yang terbaik. Belum tentu apa yang menurut kita baik itu baik pula menurut Allah SWT. Allah SWT yang paling mengetahui dan memahami umat-Nya. Allah SWT paling memahami apa yang terbaik untuk umat-Nya.
Namun, apabila kita menyalahkan takdir yang tidak diinginkan. Itu bukanlah karena Allah SWT memberikan suatu yang buruk. Melainkan kitalah yang tidak memercayai Allah SWT sepenuhnya. Tidak sepatutnya kita menyalahkan takdir tersebut.
ADVERTISEMENT
Maka, cobalah untuk tidak menyalahkan atas apa yang telah terjadi. Berbaik sangka dan ber-tawakkal-lah kepada Allah SWT. Dan berharaplah yang terbaik dari Allah SWT. Karena harapan yang tidak menjadi kenyataan tidak akan menganggumu.