Konten dari Pengguna

Pojok Hijau: Belajar Daur Ulang Sampah Untuk Anak Usia Dini di Canan Edupark

Nurunnafel
Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi - Universitas Diponegoro
28 Agustus 2024 6:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurunnafel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antusiasme anak-anak menunjukkan hasil karyanya dalam program monodisiplin KKN Tim 2 UNDIP di Canan Edupark
zoom-in-whitePerbesar
Antusiasme anak-anak menunjukkan hasil karyanya dalam program monodisiplin KKN Tim 2 UNDIP di Canan Edupark

Pentingnya Belajar Daur Ulang Sampah Sejak Usia Dini

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Klaten, 3 Agustus 2024 -Mahasiswa KKN Tim 2 Prodi Ilmu Komunikasi, Nurun Nashriyyah Fela Sofa dari Universitas Diponegoro melaksanakan program yang mengusung tema belajar daur ulang sampah. Kegiatan ini dilaksanakan di Canan Edupark, sebuah tempat rekreasi edukatif yang menjadi pusat kegiatan lingkungan di Desa Canan, Kecamatan Wedi. Program ini dirancang khusus untuk anak-anak usia 9-10 tahun bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui aktivitas yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga edukatif, seperti kreasi dari daur ulang sampah.
ADVERTISEMENT
Dalam era modern ini, isu lingkungan menjadi semakin serius. Pengelolaan sampah yang tidak memadai dan perilaku yang kurang sadar lingkungan, khususnya di kalangan anak-anak tentunya memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, Program edukasi ini dihadirkan sebagai inisiatif untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Program ini dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan (fun learning), di mana anak-anak diajak belajar melalui kegiatan kreatif.

Pelaksanaan Kegiatan dan Reaksi Anak-Anak terhadap Kegiatan

Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari ini mendapat antusiasme dari anak-anak yang hadir. Dengan semangat tinggi, mereka mengikuti berbagai aktivitas yang telah dirancang. Di pojok daur ulang, anak-anak belajar cara memilah sampah menjadi beberapa kategori, seperti organik, anorganik, dan B3. Mereka juga diajarkan bagaimana mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang berguna. Salah satu kegiatan yang paling diminati adalah membuat tempat pensil dari botol bekas.
ADVERTISEMENT
Proses membuat tempat pensil ini dimulai dengan pengenalan bahan dan alat yang digunakan. Botol bekas yang telah dibersihkan disiapkan, lalu anak-anak diberi kebebasan untuk melukis dan menghias sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dengan cat warna-warni dan beragam hiasan, botol bekas ini diubah menjadi karya seni yang unik dan menarik. “Saya senang bisa melukis dan membawa pulang tempat pensil ini,” ujar Dimas salah satu anak yang menjadi peserta.
Dimas bersama temannya menunjukkan hasil karya lukisnya

Hasil Karya dan Pengaruhnya

Selain tempat pensil, anak-anak juga membuat pot tanaman kecil yang sederhana. Mereka belajar bahwa sesuatu yang dianggap tidak berguna masih bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Aktivitas ini dirancang tidak hanya untuk mengembangkan kreativitas anak-anak tetapi juga untuk memberikan pemahaman bahwa sampah bisa memiliki nilai guna dan estetika.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa KKN juga merasa bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif, baik bagi anak-anak maupun masyarakat sekitar. “Melalui program ini, kami berharap anak-anak lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan menyebarkan pesan ini ke keluarga dan teman-temannya,” ujar Nurun Nashriyyah Fela Sofa, salah satu pelaksana program dari KKN Universitas Diponegoro.
Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengelola Canan Edupark dan orang tua peserta. Pengelola Canan Edupark mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan edukasi lingkungan sejak dini. “Kami berharap program ini bisa menjadi contoh bagi tempat-tempat lain dalam mengajarkan dan menumbuhkan kesadaran lingkungan kepada anak-anak, yang merupakan generasi penerus bangsa,” kata salah satu perwakilan dari Canan Edupark.
ADVERTISEMENT

Harapan untuk Masa Depan

Harapannya, anak-anak tidak hanya memperoleh pengalaman baru, tetapi juga memberikan dampak positif pada sikap mereka terhadap lingkungan. Ke depannya, program seperti ini diharapkan dapat terus dilaksanakan dan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan informal yang berfokus pada pengembangan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda.