Konten dari Pengguna

5 Cara Menjaga Fokus dalam Menulis

Nyi Penengah Dewanti
Suka menulis blog, membaca buku, dan menonton film/drama Korea.
11 Juli 2019 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Juni 2021 5:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nyi Penengah Dewanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah enggak sih, ketika membaca novel, cerita pendek, atau nonton film, kamu menemukan ide yang kemudian saat itu juga harus dituliskan? Pilihan satu-satunya adalah, menutup dahulu buku atau mempause film agar ide tersebut enggak menguap. Saya pernah!
Novel saya yang sudah terbit
zoom-in-whitePerbesar
Novel saya yang sudah terbit
Tapi di tengah kamu menulis cerita tadi, kemudian hari kamu mendapat ide lagi dan lagi-lagi kamu harus menuliskannya, agar cerita yang ada dalam kepala tidak hilang begitu saja. Berarti sudah ada dua cerita yang kita tulis ya kan? Di lain hari lagi, kamu menemukan ide cerita yang kamu rasa ini lebih keren dari cerita yang kemarin. Hahaha... fokus pun jadi terpecah. Lantas apa yang harus kita lakukan kalau mengalami hal demikian? Simak 5 cara menjaga fokus saat menulis.
ADVERTISEMENT
1. Bikin folder bank ide
Cara satu-satunya agar ide kita terkumpul agar suatu hari bisa kita eksekusi adalah dengan membuat folder dalam laptopmu, untuk menyimpan ide tersebut. Kalau tidak, kamu bisa menuliskan ide-ide yang berkelindan di kepala dalam buku atau ponsel. Yang penting terekam, toh enggak ada ruginya.
2. Dibuat santai saja
Saat sedang serius menggarap naskah, kerap kali kita tergoda dengan ide lain yang lebih waow. Tidak ada salahnya untuk dicatat terlebih dulu. Rekam apa yang akan diceritakan. Ibarat sedang menjalin hubungan dengan seseorang, pasti ada godaan di depan mata, yang lebih menarik dari apa yang sedang ada di sisimu hahaha. Buat santai saja, dan Kelarin dulu sama yang ini.
ADVERTISEMENT
3. Membuat komitmen
Menulis naskah yang akan jadi buku, butuh komitmen yang tinggi dan serius. Kalau nggak, mana bisa jadi bukumu berlembar-lembar halaman. Maka, seperti menjalin hubungan. Jangan pernah tergoda dengan dengan hal-hal di luar sana. Selesaikan naskahmu, dengan komitmen yang teguh. Seperti menjaga kesetiaan, hehehe ...
4. Fokus satu saja anggap yang lain nggak ada
Sebuah hubungan yang serius, harus fokus. Apalagi untuk menuju kejenjang yang lebih sakral iya kan? Perlakukan dengan demikian, naskah yang sedang kamu garap. Pikirkan semua risetnya, dari imajinasi, adegan, dialog, plot, sub-plot, paragraf pembuka dan penutup. Semua karakternya, elemen cerita, alur kilas balik dan semua yang memperdalam ceritamu harus kamu kuatin.
5. Paksa dirimu untuk menyelesaikannya
ADVERTISEMENT
Naskah yang memiliki deadline, harus memiliki komitmen dan fokus yang tinggi. Apalagi jika untuk diikutkan lomba misalnya, mereka memiliki jatah waktu untuk lekas selesai. Hal yang dipaksakan memang tidak baik, tapi ini demi dirimu sendiri. Terlebih menulis itu membutuhkan mood yang baik, emosi yang akan dibangun naik turun. Tapi ingat lagi, ini hal positif yang harus kita tanamakan dalam benak. Jika kita tidak memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan, tidaka akan pernah ada buku yang terbit satu pun. Iya nggak? Semoga berhasil, ini berlaku untuk diri saya juga. Semangat yuk! Menghasilkan satu buku, minimal satu kali dalam seumur hidupmu.