Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Daur Ulang Tanpa Batas, Berkarya dengan Kertas bersama Cemara Paper
21 Desember 2024 16:24 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Nyimas Ratu Intan Harleysha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian berpikir, “ke mana limbah kertas yang sudah tidak terpakai ya?”. Mungkin di benak kalian ada dua opsi: entah berakhir di tempat pembuangan sampah (TPS) atau dipakai kembali sama penjual gorengan hehe.
ADVERTISEMENT
Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa kertas menjadi salah satu limbah yang paling banyak disumbang dengan total 8,1 juta ton per tahun. Dengan adanya permasalahan ini, beberapa masyarakat pun tergerak untuk mencari solusi dari isu pengelolaan sampah. Salah satunya adalah membuat komunitas daur ulang kertas.
Meet Cemara Paper. Sebuah komunitas daur ulang kertas yang bergerak dalam ruangan kecil di pojok Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cicendo, Kota Bandung. Cikal bakal komunitas ini bermula di Jalan Cemara, Kota Bandung pada 2018.
Kala itu, Biofarma mengadakan sebuah pelatihan bagi kawan difabel untuk mengolah limbah kertas. Salah satu pesertanya adalah Asti Gustiasih yang kemudian menjadi founder Cemara Paper.
“Cemara Paper berawal dari pelatihan yang diadakan oleh Biofarma. Kami terdiri dari 11 orang disabilitas campur,” cerita Asti.
ADVERTISEMENT
Namun ketika pandemi Covid-19 menyerang, pelatihan di Jalan Cemara mau tidak mau harus diberhentikan untuk mematuhi protokol kesehatan. Selama 2 tahun, tidak ada kegiatan daur ulang kertas yang dibina Biofarma.
Melandainya Pandemi Covid-19 membuka harapan baru bagi Asti. Ditambah, Biofarma pun memberikan ruang bagi Cemara Paper untuk produksi di ruang kelas Isyarat Craft SLBN Cicendo. Kemudian, Asti menyalurkan pengetahuannya tentang daur ulang kertas melalui mata pelajaran keterampilan pilihan, Kelas Suvenir.
“Kita bergerak hanya 1 tahun di Jalan Cemara. Kemudian, 2020-2021 terjadi pandemi (dan) kita tidak ada kegiatan. Jangankan kegiatan, bertatap muka saja sudah tak boleh. Kemudian, 2022 kami pindah ke SLB, “ tutur Asti
Asti merupakan seorang tuna daksa. Namun, ia tidak pernah mau orang-orang mengenalnya hanya dari disabilitasnya. Asti tidak sendiri dalam menggerakkan produksi kertas daur ulang di Cemara Paper, ia turut dibantu oleh Toto.
ADVERTISEMENT
Di ruang produksi, Asti dan Toto bekerja sama untuk menciptakan 200 lembar kertas per hari (jika cuaca terik). Prinsip yang membuat mereka berjalan terus adalah untuk mencari cara bagaimana hasil akhir tidak hanya berupa kertas, tapi sesuatu kerajinan yang lebih bernilai.
“Jadi intinya, pengolahan kertas limbah di mana kertas itu tidak hanya dibuat kertas lagi tetapi bagaimana supaya kertas itu lebih berdaya, kertas itu lebih berharga,” ucap Toto.
Asti dan Toto menyadari bahwa kerajinan kertas sulit untuk dipasarkan di e-commerce. Toto juga mengatakan kalau orang-orang tidak akan bisa menangkap esensi dari kerajinan ini jika hanya melihat melalui gambar digital.
Ditambah, tidak semua orang memiliki minat dalam kesenian sehingga susah untuk menjualnya. Maka dari itu, Cemara Paper lebih sering ikut pameran-pameran sebagai ajang promosi sekaligus edukasi tentang daur ulang kertas.
ADVERTISEMENT
“Pameran-pameran dan perorangan. Tidak semua orang juga suka art karena ini cenderung masuknya lebih ke art atau seni. Kita juga belajar dari pengalaman ternyata masuk di ecommerce itu, gak jalan. Karena orang akan lihat fisiknya, baru ngeh,” ucap Asti dan Toto.
Workshop daur ulang kertas pertama kali dilaksanakan pada tahun 2022. Cemara Paper diundang oleh Universitas Budi Luhur (UBL), kemudian mereka mengikuti pameran Pasar UMKM. Mereka lebih sering mengikuti pameran untuk mengadakan workshop demi menyalurkan ilmu. Semua ini dapat diwujudkan dengan bantuan Biofarma.
“Workshop pertama di luar. Diundang oleh UBL, Universitas Budi Luhur. Kemudian dari situ, kita diundang lagi di Ina Craft. Kemudian kita juga ikut pameran Pasar UMKM di Purwakarta, itu pun berkat Biofarma,” jawab Asti.
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang diproduksi di Cemara Paper sudah jelas adalah kertas. Akan tetapi, mereka mencari cara bagaimana kertas yang notabene “membosankan” bisa diolah menjadi suatu kerajinan yang bernilai. Kerajinan olahan dari Cemara Paper sangat beragam, mulai dari sekecil kartu nama sampai sebesar payung.
“Secara produksi keseluruhan, kita itu banyak. Mulai dari yang terkecil berupa kipas, kartu nama, sampai terbesar itu kita ada lampu, ada juga payung, ada juga berbagai macam tas. Kan itu semua kita coba mengkolaborasikan kertas supaya lebih bernilai,” jelas Toto.
Semua ini dapat dilakukan berkat sumbangan kertas tak terpakai oleh berbagai pihak, salah satunya Biofarma. Perusahaan Biofarma menjadi salah satu pemasok kertas limbah terbanyak untuk Cemara Paper. Namun, Cemara Paper tidak hanya berpusat pada limbah kertas saja.
ADVERTISEMENT
Mereka sempat membuat buku tulis yang menggunakan limbah kulit kopi dan pelepah pisang untuk sampul bukunya. Hal ini sesuai dengan prinsip zero waste mereka. Namun, Toto mengaku bahwa pengerjaan produk dengan bahan tersebut lebih rumit dan memakan waktu.
“Kalau kertasnya sendiri, awalnya kami hanya disuplai dari Biofarma. Jadi, kalau ketika (kertas) kita habis, kita tinggal minta (melalui) telfon, akan datang. Tapi sekarang sudah banyak, ada dari kampus, kantor, Unpad, Tel-U, banyak yang suplai ke kita,” ucap Toto.
Murid-murid yang mengikuti kelas suvenir ini terbagi menjadi dua fokus: kelas menjahit dan kelas suvenir. Mereka yang terpilih di kelas suvenir akan bertemu dengan Asti dan Toto. Kami mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Andra, Andre, dan Zia yang melakukan kegiatan produksi kertas daur ulang pada hari Rabu pagi.
ADVERTISEMENT
Kami melihat bagaimana mereka turut antusias menyaring bubur kertas untuk menciptakan kreasi baru. Asti dan Toto memang tidak pernah menutup kesempatan murid-murid yang ingin bergabung di kelas ini.
“Semua disabilitas. Intinya kan karena ini kelompok disabilitas, memang harus disabilitas,” ujar Toto.
Kelas ini pun dibantu oleh penanggungjawabnya, yaitu Nurisma yang sekaligus menjadi penerjemah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) selama murid berinteraksi di dalam kelas.
Selain Nurisma, Cemara Paper mendapatkan tangan tambahan dari para sukarelawan, salah satunya Razin. Razin menjadi volunteer sejak tahun 2023 untuk melakukan penelitian tentang konsumen di Cemara Paper.
Ia awalnya diajak teman untuk melihat bagaimana usaha terkait bisnis daur ulang kertas di sana. Mendengar kisah Asti dan Toto, Razin melihat beberapa potensi di Cemara Paper dan setuju untuk membantu dalam pemetaan masalah.
ADVERTISEMENT
“Setelah itu, baru keliatan bahwa ternyata harus dibantu terkait memeta-metakan masalah yang ada, bagaimana cara dia (Asti) me-manage bisnisnya. Karena secara potensial bisnisnya sangat bagus gitu,” cerita Razin.
Ia mengatakan kalau green business ini akan berpotensi 10 tahun ke depan apalagi dengan dukungan komunitas-komunitas hijau di Kota Bandung.
“Bisnis ini sangat berpotensial dalam kategori sekarang. Bisnis-bisnis terkait green business gitu 10 tahun ke depan akan bagus potensinya. Setelah itu, ngeliat dari komunitasnya dan juga, di Kota Bandung, komunitas-komunitas terkait bisnis hijau itu cukup besar gitu,” katanya.
Produk kertas daur ulang akan diolah lagi menjadi kerajinan, salah satunya buku tulis. Meskipun sudah era digital, idealisme Asti dan Toto dalam membuat buku tulis adalah “setiap orang akan menulis”.
ADVERTISEMENT
“Sebenernya, main produknya itu buku. Itu idealisme Bapak dan Ibu bahwa (dengan) buku tulis, semua orang pasti akan nulis gitu,” cerita Razin.
Harapan terbesar dari Asti dengan adanya Cemara Paper adalah masyarakat semakin peduli akan lingkungan dan juga bisa mengangkat derajat anak berkebutuhan khusus di mata publik.
Selain Asti, Toto menambahkan harapan dirinya untuk bisa mengarahkan kemampuan kreativitas teman-teman difabel yang berada di Cemara Paper dalam berkarya dengan membawa mereka beserta hasil karya mereka ke acara-acara yang dihadiri.
“Saya juga berharap siapa tau rekan-rekan kita yang sama visinya, rekan-rekan yang punya misi sama juga, mau peduli dan mau memberdayakan mereka,” tutup Toto.
Penasaran dengan keseruan lainnya Cemara Paper? Cek konten kami di Instagram dan TikTok!
ADVERTISEMENT
[Instagram: bit.ly/InfografisCemaraPaper]
[TikTok: bit.ly/FeatureCemaraPaper]
-----------------------------------------------------------------------------------
Artikel ini diproduksi oleh Bertuju
Tim liputan:
Koordinator Liputan: Royyan Haykal R.
Reporter dan Penulis: Nyimas Ratu Intan H.
Camera Person: Syifa Khairunnisa Z.
Periset: Olivia A. Margareth
Editor Instagram: Zandra Xavier F.
Editor TikTok: Shakila Azzahra Maulana