Konten dari Pengguna

Sling Bag: Estetik atau Problematik?

Nyimas Ratu Intan Harleysha
Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
3 Juli 2024 9:27 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nyimas Ratu Intan Harleysha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Dokumen Pribadi: Nyimas Ratu Intan Harleysha)
zoom-in-whitePerbesar
(Dokumen Pribadi: Nyimas Ratu Intan Harleysha)
ADVERTISEMENT
Tren fashion terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Fashion menjadi salah satu gaya hidup yang perubahannya masif dan instan. Bisa saja tren dua minggu lalu sudah tidak relevan lagi karena masyarakat, terutama pengguna internet, telah berpindah ke tren lain. Dinamika fashion pada era ini sangat bergantung pada media sosial. BPS dalam riset 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 84,37% anak Indonesia usia 16-30 tahun mengakses internet untuk berselancar di media sosial. Usia tersebut masuk ke dalam kelompok Generasi Z atau Gen Z.
ADVERTISEMENT
Dalam hal fashion, Gen Z lebih mengedepankan kenyamanan dan bentuk pengekspresian diri yang dapat diterima di dunia internet. Hal ini ditunjukkan dengan tren “fit check” untuk memperlihatkan pakaian yang mereka gunakan untuk berkegiatan di hari itu. Salah satu gaya berpakaian yang menjadi tren di kalangan Gen Z adalah model retro/vintage. Aksesoris yang menjadi fashion statement atau hal yang membuat pakaiannya mencolok adalah sling bag dengan jenis messenger bag.
Penggunaan sling bag atau tas selempang sedang menjadi tren di kalangan Gen Z. Sling bag merupakan salah satu jenis tas yang memiliki bentuk kecil dan ringkas untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari. Bagi Gen Z, sling bag digunakan sebagai fashion statement. Tas ini meningkatkan gaya berpakaian kita agar terlihat lebih “tertata”. Selain dijadikan sebagai fashion statement, sling bag juga bersifat fungsional. Karena bentuk tas ini dipakai secara menyilang, aksesibilitasnya menjadi terjangkau.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan tas ransel atau backpack yang harus dilepas dari tubuh terlebih dahulu untuk mengambil barang di dalamnya. Ditambah, pemakaian sling bag ini sangat universal dalam arti dapat digunakan di berbagai agenda: berkumpul dengan teman maupun dipakai berkuliah. Sling bag dapat memberikan impresi penampilan kasual tapi tetap menunjukkan sisi modis.
Sling bag awalnya merupakan tas berukuran kecil yang hanya digunakan oleh perempuan. Dinamika fashion yang terus berkembang membuat citra sling bag bergeser. Makin ke sini, ukuran sling bag semakin bervariasi sehingga semua orang dapat memakainya terlepas dari gender mereka. Kepraktisan sling bag dalam membantu kegiatan berkuliah untuk membawa barang-barang juga menjadi poin tambahan.
Desain yang ringkas membuatnya cocok untuk menghadapi mobilitas kampus yang tinggi. Beberapa mahasiswa ada yang perlu membawa laptop untuk menunjang kegiatan akademik mereka di kampus. Selain laptop, mereka juga membawa keperluan lain seperti buku tulis, botol minum, dompet, charger, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Keunggulan sling bag adalah kantong-kantong di dalamnya untuk menyimpan kebutuhan perkuliahan. Dengan ini, barang-barang kita lebih terorganisir dan tidak berserakan. Kepraktisan ini sekaligus membantu mahasiswa untuk menggunakannya sebagai fashion statement dan wadah untuk mengekspresikan diri mereka.
Terlepas dari keestetikan dan fungsionalitas, kebiasaan membawa sling bag justru akan berpengaruh pada beberapa hal terkait kesehatan tubuh. Semakin banyak barang yang ditaruh di tas, beban yang dibawa pun semakin berat. Beban yang berat ini akan berpengaruh pada salah satu bahu mengingat tipe tas sling bag yang hanya menggunakan satu tali panjang. Bahu yang dipaksa untuk menopang beban sling bag dalam jangka waktu panjang akan terasa pegal. Jika ini diteruskan, postur kita akan terkena dampaknya.
ADVERTISEMENT
Menurut Halodoc, penggunaan tas selempang yang terlalu sering di satu sisi akan berakibat pada gaya gerak kita. Lengan yang terbebani akan jarang mengayun ketika berjalan dan sebaliknya, lengan yang tidak dibebani akan harus sering mengayun untuk membantu sisi sebelahnya. Kemudian, otot bahu yang terus menopang beban akan mengalami disproporsi. Beban asimetris ini menyebabkan bahu yang dominan untuk menjadi lebih besar secara fisik.
Ditambah, otot akan sering mengencang dan berpengaruh pada pangkal leher. Ketika leher sudah terpengaruh, kalian akan sulit untuk memutar kepala ke belakang tanpa rasa sakit. Tidak hanya berpengaruh pada otot bahu, otot-otot di tulang belakang juga akan kesulitan untuk mengimbangi berat dari tas tersebut. Intinya, penggunaan sling bag yang terlalu berat dalam jangka waktu lama akan berpengaruh pada postur tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana untuk mengatasi ini? Jika kalian masih ingin menggunakan sling bag untuk terlihat modis, hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi beban yang ada dengan mengeluarkan barang-barang yang tidak penting untuk dibawa. Kalau tidak memungkinkan, cara satu-satunya adalah memegangnya di tangan. Seperti laptop yang secara beban memang berat untuk ditopang di salah satu bahu dalam jangka waktu lama. Hal ini bisa diakali dengan dipegang di tangan menggunakan pelindung laptop. Cara ini membiarkan kita untuk terlihat modis dengan sling bag tanpa harus mengurangi keperluan yang dibawa.
Halodoc juga menyarankan kita untuk membawa 5% dari beban tubuh kita untuk sling bag. Misalnya beban kita adalah 60 kilogram, maka beban di dalam tas selempang yang ideal dibawa adalah seberat 3 kilogram. Kemudian, sling bag yang memiliki tali lebar membuat distribusi beban menjadi lebih luas dan tidak terfokus pada satu titik di bahu. Usahakan untuk melakukan rotasi antara satu bahu dengan bahu lain agar bebannya seimbang. Sementara itu, kita harus bisa untuk menjaga tulang belakang tetap lurus untuk mengurangi dampak pada postur kita secara jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Alternatif lain adalah mengganti jenis tas dari sling bag menjadi tas ransel atau backpack. Penggunaan tas ransel lebih efektif dalam membawa beban berat pada jangka waktu yang lama. Tas ransel yang memiliki dua tali membuat distribusi beban barang bawaan menjadi lebih seimbang dan tidak fokus pada satu bahu saja. Tas ransel juga menyediakan ruang yang lebih luas daripada sling bag.
Hal ini memungkinkan kita untuk memasukkan barang berat, seperti laptop dan botol minum yang terisi, tanpa merasa terbebani pada satu sisi. Dengan ini, tidak akan terjadi disproporsi bahu dan tulang belakang. Namun, tas ransel yang membawa beban terlalu berat juga tidak baik. Hal ini pun berpengaruh pada postur tulang belakang yang terpaksa melengkung ke belakang. Dampaknya akan terasa pada tulang pinggul dan postur dengan dada busung.
ADVERTISEMENT
Sebagai Gen Z, kita harus memikirkan kesehatan dan tidak hanya penampilan saja. Meskipun sling bag memang memiliki poin plus dalam keestetikan cara berpakaian, tas ini tidak efektif untuk digunakan dalam jangka waktu lama. Keestikannya dalam menambah nilai cara berpakaian kita sebelah tidak sebanding dengan risikonya: bahu besar sebelah, tulang belakang miring ke satu sisi, dan bahu yang terus-menerus terasa kencang.
Sebaliknya bagi beberapa orang, tas ransel dinilai tidak memiliki nilai estetika tapi memiliki nilai praktis. Tas ini sangat membantu pada saat membawa beban yang lebih berat karena pembagian beban yang merata antardua bahu.
Namun, beban yang berlebihan juga memiliki risiko bagi tulang belakang. Penggunaan tas ransel dengan beban terlalu berat bisa menyebabkan kelainan tulang yang menyebabkan dada busung. Kita harus cermat dalam menilai kapan harus memakai sling bag dan kapan harus memakai tas ransel.
ADVERTISEMENT
Jika beban yang dibawa masih di bawah 5% dari total berat tubuh kita, sling bag masih bisa digunakan. Akan tetapi kalau beban yang dibawa sudah lebih dari 5%, maka kita harus beralih ke tas ransel untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi.