Konten dari Pengguna

Sling Bag: Masihkah Efektif Dipakai Berkuliah?

Nyimas Ratu Intan Harleysha
Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
3 Juli 2024 18:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nyimas Ratu Intan Harleysha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sling Bag Berisi Keperluan Kuliah (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sling Bag Berisi Keperluan Kuliah (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Setiap zaman pasti memiliki tren fashion tersendiri. Perkembangan dari fashion sebagai gaya hidup yang bergerak secara masif dan instan mendorong penikmatnya untuk terus mencari hal baru. Media sosial mendorong merk fashion untuk mengubah iklan biasa dengan mendorong interaktivitas dan keterlibatan langsung dengan konsumen.
ADVERTISEMENT
Kecepatan tren fashion membuat relevansinya menjadi pasang - surut. Dinamika fashion pada era ini sangat bergantung pada media sosial. BPS dalam riset 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 84,37% anak Indonesia usia 16-30 tahun mengakses internet untuk bermedia sosial. Gen Z lebih mengedepankan kenyamanan dan bentuk pengekspresian diri yang dapat diterima di dunia internet.
Penggunaan sling bag atau tas selempang sedang menjadi tren di kalangan Gen Z. Bagi mereka, sling bag digunakan sebagai fashion statement. Tas ini meningkatkan gaya berpakaian kita agar terlihat lebih “tertata”.
Zulfa (19) seorang mahasiswa Unpad mengaku bahwa ia masih menggunakan sling bag karena sesuai dengan gaya berpakaiannya dia. Tas ini membuat pakaian dia terlihat kasual namun modis sehingga cocok dipakai kegiatan berkuliah.
ADVERTISEMENT
“Sling bag cocok sama style aku dan desainnya lucu. Pake sling bag bikin aku ngerasa kasual tapi tetap fashionable. Cocok banget dipake kuliah juga,” ujar Zulfa.
Selain dijadikan sebagai fashion statement, sling bag juga bersifat fungsional. Karena bentuknya yang variatif, pemakainya bisa menaruh barang sehari - hari di dalamnya. Ditambah, pemakaian sling bag ini sangat universal sehingga bisa digunakan di berbagai agenda: berkumpul dengan teman maupun dipakai berkuliah.
Desainnya yang ringkas dan ukurannya yang tidak besar membuat jenis tas ini diminati untuk dipakai berkumpul. Hal ini dikatakan oleh Syifa (19) seorang mahasiswa Unpad yang sudah beralih dari sling bag menjadi backpack. Namun, ia sesekali masih menggunakannya ketika bermain dengan teman - teman.
ADVERTISEMENT
“Pakai kalo bawaan aku sedikit dan tergantung agendanya mau kemana, misal mau main (dengan teman) aku lebih sering pake sling bag,” tutur Syifa.
Terlepas dari keestetikan dan fungsionalitas, kebiasaan membawa sling bag justru akan berpengaruh pada beberapa hal terkait kesehatan tubuh. Semakin banyak barang yang ditaruh di tas, beban yang dibawa pun semakin berat.
Hal ini membuat Syifa beralih dari sling bag menjadi backpack untuk membawa keperluan kuliah. Ia merasa bahwa backpack menjadi penyelamat ketika membawa barang bawaan yang banyak.
“Aku ganti dari sling bag ke backpack itu karena kebutuhan aku untuk pemakaian dan keperluan saat kuliah. Ternyata aku tipe orang yang segala dibawa kalo keluar, jadi aku rasa aku lebih nyaman dan suka pake backpack, karena simpel juga, terus kalo bawa laptop gak ribet. Intinya pake backpack tuh jadi penyelamat buat aku yang barang bawaannya banyak,” kata Syifa.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini berbeda bagi Zulfa. Meskipun ia setuju bahwa backpack itu praktis untuk kuliah, ia tetap bersikeras memakai sling bag. Ia tetap menaruh laptop di tas tersebut meskipun membuat pundaknya sakit.
Zulfa mengaku bahwa ada keresahan dalam pemakaian sling bag untuk kuliah sehari - hari. Penggunaan jenis tas ini memang berpengaruh pada postur tubuh pemakainya.
“Apalagi aku sehari-hari bawa laptop, tapi aku masih bersikeras ngerasa bisa pake sling bag untuk bawa laptop. Wah, sakit sebelah pundaknya. Apalagi kalau seharian kuliah pake sling bag bawa laptop, pulang - pulang aku lepas sling bag langsung pegel - pegel. Jujur aku agak khawatir buat efek jangka panjangnya gimana,” ucap Zulfa.
Keresahan Zulfa ini bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Menurut Halodoc, kebiasaan membawa sling bag di satu sisi akan memengaruhi ukuran otot bahu. Dari sini, kecenderungan terjadinya disproporsi bahu sangat tinggi. Otot bahu yang terus menopang beban akan terasa sakit dan bisa membesar seiring jalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Karena telah merasakan ini, Syifa pun beralih untuk menggunakan backpack. Ia merasa bahwa pembagian beban di backpack lebih merata sehingga tidak ada bahu yang menopang beban lebih banyak.
“Biasanya kalo pake sling bag terus bawaannya berat, bahuku tuh langsung sakit sebelah. Tapi kalo pake backpack, bebannya bisa terbagi jadi gak begitu sakit,” jawab Syifa.
Untuk Zulfa, ia sudah pernah mempertimbangkan untuk beralih dari sling bag menjadi backpack. Namun, ia masih mencari model tas ransel yang sesuai dengan seleranya. Bagi Syifa, sling bag sudah bukan opsi lagi untuk dibawa berkuliah maupun bekerja.
Dampaknya pada bahu yang menjadi terganggu di satu sisi membuatnya berhenti memakai sling bag untuk membawa barang berat. Namun, ia masih akan tetap memakai sling bag pada saat bermain dengan temannya.
ADVERTISEMENT
“Kalo untuk pemakaian sehari-hari untuk kuliah atau kerja kayaknya enggak, tapi kalo buat main santai gitu aku masih gapapa sih,” tutup Syifa.