Konten dari Pengguna

Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial

Ochi Amanaturrosyidah
Asisten Editor di kumparan
31 Oktober 2017 21:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial
zoom-in-whitePerbesar
Dara laut Artik (Arctic tern), dikenal sebagai jenis binatang dengan jarak migrasi terjauh. Burung ini mampu terbang lebih dari 2,4 juta kilometer sepanjang hidupnya (yang biasanya mencapai 30 tahun).
ADVERTISEMENT
Saudaranya, Dara Laut Cina (Chinese crested tern), dikenal sebagai hewan langka dengan populasi hanya 50 ekor saja di dunia. Meski berbiak di dataran Tiongkok, namun setiap musim dingin, mereka akan mengembara menuju ke perairan Manila, Serawak hingga Halmahera dan Pulau Seram.
Bukan tanpa sebab, burung-burung ini rela menempuh jarak jauh demi satu tujuan: bertahan hidup. Tidak heran, migrasi bukanlah hal yang langka bagi kaum Aves.
Sebenarnya, kaum Aves bukan satu-satunya yang gemar melakukan perpindahan. Kami, kaum milenial pun juga sangat akrab dengan migrasi, meski dalam artian berbeda.
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial (1)
zoom-in-whitePerbesar
"Aku sudah tidak tahan dengan cara kantor. Sepertinya kami tidak sejalan. Aku ingin resign saja," ungkap salah seorang kawanku.
Sebenarnya, belakangan, banyak dari rekan-rekanku seprofesi --tentu, dari beragam perusahaan berbeda baik lokal maupun asing-- mengutarakan hal senada. Aku jadi bertanya-tanya, apakah memang musimnya?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh JobStreet Indonesia, 66 persen dari generasi milenial, gemar berpindah pekerjaan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Bahkan, ungkapan "Paling enggak harus setahun deh, biar bagus cv-nya" sudah tidak mempan bagi generasi ini.
"Buat apa? Justru karena masih muda, makanya kita harus memaksimalkan diri. Eksplorasi kemampuan," ungkap teman lainnya, yang ingin keluar dari kantornya dan sebenarnya sudah diterima di dua kantor berbeda.
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial (2)
zoom-in-whitePerbesar
Generasi milenial memang dikenal dengan pikirannya yang terbuka, sulit fokus namun serba bisa, lebih cepat terjun ke dunia kerja, memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, dan tentu saja, kreatif serta melek teknologi. Bagaimana tidak, generasi milenial muda, rata-rata sudah memegang gadget sejak remaja atau sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
Bagi generasi milenial, pendidikan memang tidak melulu soal pendidikan formal dan gelar. Generasi ini adalah generasi yang haus akan ilmu, meski kemudian bosan dan meninggalkannya begitu saja.
Ritme kerja yang monoton, menurut saya bisa jadi merupakan salah satu alasan mengapa para milenial gemar sekali menjadi kutu loncat.
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial (3)
zoom-in-whitePerbesar
"Di kantor gue yang sekarang, gue ngerasa enggak dapet apa-apa selain gaji dan lelah. Gue tuh pengen ada pelatihan atau ilmu lebih yang bisa didapet, kayak di kantor sebelah," tambah salah satu rekan saya seprofesi yang galau soal kepindahannya.
"Gue enggak suka dengan cara kantor gue yang senioritas. Mereka seperti bukan orang yang mengerti kondisi lapangan, kerjanya hanya bisa marah dan protes, tapi tidak mau mengerti kondisi kita di lapangan. Kalau salah, enggak minta maaf, merasa sangat senior," tambah rekan saya yang lainnya, yang bekerja di sebuah kantor berita asing.
ADVERTISEMENT
Bagi generasi milenial, sistem hierarki yang dibawa oleh generasi sebelumnya adalah hal yang kuno. Hey, jika bicara soal umur, itu hanya masalah nasib. Dan jika bicara soal pengalaman, dunia selalu berubah, seperti halnya ilmu pengetahuan dan cara berpikir seseorang. Sehingga tidak jarang, pengalaman berpuluh tahun akan basi jika diaplikasikan di masa kini.
Generasi ini, sesungguhnya hanya mendambakan dukungan dan penghargaan dari kantor atas apa pun kita kami dapatkan. Dan tentu saja, azas kesetaraan dalam pengambilan pendapat dan keputusan. Caranya? Cukup robohkan tembok besar antara atasan dab bawahan, dan dengarkan kami, pendapat para bocah milenial muda.
Menurut survei JobStreet, generasi ini juga sangat pemilih dalam.mencari pekerjaan. Selain soal gaji, kaum ini juga menginginkan perusahaan yang menyediakan pelatihan dan pengembangan diri. Tidak masalah apapun perusahaannya, besar-kecil, asing-lokal, selama bisa memenuhi syarat tersebut, kaum milenial akan dengan senang hati memberikan pengabdian, yang mungkin akan berlangsung begitu singkat.
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial (4)
zoom-in-whitePerbesar
"Gue baru kerja dua bulan. Mungkin memang terlalu singkat, dan gue yakin pasti banyak yang gue belum tahu. Tapi gue sudah muak dengan atasan-atasan gue. Kayaknya gue enggak cocok kerja di bidang ini," ujar teman saya yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Banyak pengelola sumber daya manusia (HRD) perusahaan yang mengeluhkan bagaimana generasi milenial mudah sekali menyerah. Hanya dengan satu-dua hal kecil yang tidak cocok, mereka tidak akan berpikir panjang untuk melepaskan pekerjaan mereka.
Meski memiliki banyak kompetensi yang sebenarnya lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, namun daya juangnya sangat rendah. Pasalnya, umur dari generasi ini masih relatif muda dan mengira masih memiliki banyak peluang di luar sana.
Banyaknya pekerja yang resign dari sbeuah perusahaan dalam waktu singkat, tentunya akan membuat citra perusahaan tersebut menjadi buruk. Betapapun bagusnya sebuah perusahaan, jika tidak bisa 'memantaskan diri' dengan kaum milenial yang kini menempati 75 persen usia produktif, lambat laun perusahaan tersebut akan ditinggalkan dan tergantikan oleh perusahaan muda yang milenial banget.
Burung Dara Laut Itu Bernama Generasi Milenial (5)
zoom-in-whitePerbesar
"Jadi, kamu mau kerja di situ sampai kapan?"
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, pertanyaan tersebut akhirnya tercetus dan ditujukan kepada saya, yang sebenarnya juga masih bertanya-tanya, apakah profesi yang sedang saya jalani ini memang benar cocok? Atau jangan-jangan, hanya sekadar untuk bertahan hidup semata?
Saya hanya bisa tersenyum bimbang, dan berkata, "Entah, mungkin menunggu masa migrasi altitudinal tiba, kawan."
#catatan:
Migrasi Altitudinal: migrasi ketinggian yang biasanya dilakukan karena perbedaan ketinggian di tempat hidupnya, atau karena bencana alam.