Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjajal Olahraga Menembak di Shooting Range Blok M Plaza
14 Agustus 2017 18:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meski penuh lemak, tapi diam-diam dari dulu gue selalu mengagumi dan menyukai hal-hal berbau militer dan senjata. Ada perasaan keren dan merasa 'wah' ketika memegang senjata angin.
ADVERTISEMENT
Alasan lainnya, mungkin jika tanpa sengaja terjebak di medan perang atau terkena zombie apocalypse, paling enggak gue tau lah cara bertahan hidup dan memberikan serangan balik.
Nah, sebenarnya gue udah cukup lama browsing-browsing soal sekolah menembak yang resmi. Dari sekian banyak di Jakarta, rata-rata mewajibkan kita untuk mendaftar sebagai anggota dengan biaya yang cukup tinggi untuk ukuran anak sekolah (atau pekerja yang biaya hidupnya sebanyak anak sekolah).
Hasil transaksi rahasia. Love u Kiyo to Sora!
Kebetulan kemarin gue emang harus ke Blok M Plaza demi melakukan sebuah transaksi rahasia (apaan coba). Berhubung jaraknya lumayan jauh, dan kebayang macetnya separah apa menuju jalan pulang, gue ngerasa sayang kalau setelah transaksi langsung pulang. Akhirnya gue memberanikan diri menginjakkan kaki ke Shooting Range yang letaknya jadi satu dengan Game Center Amazone, lantai 4, Plaza Blok M.
ADVERTISEMENT
Meski di dalam game center, gue agak kaget karena ternyata areanya cukup luas. Apalagi, waktu gue dateng, cuma ada satu orang yang sedang bermain dengan menggunakan senapan. Jadi makin berasa deh luasnya!
Ada dua jenis paket yang ditawarkan. Paket 15 peluru seharga Rp35 ribu dan paket 35 peluru seharga Rp50 ribu. Berhubung bedanya cuma Rp15 ribu, gue memilih paket dengan 35 peluru. Itung-itung biar lama deh di sana.
Pistol dan peluru yang disediakan.
Jenis senjata api yang ditawarkan ada dua, pistol dan senapan. Gue memilih pistol. Kenapa? Enggak ada alasan khusus sih sebenarnya. Cuma karena relatif lebih kecil, kayaknya lebih ringan dan santai.
Setelah membayar, gue langsung mendapatkan tiga lembar papan sasaran dan dipersilakan untuk masuk ke area latihan. Ada 14 area (bener enggak sih itu nyebutnya?) yang tersedia. Gue memilih di nomer 12, lagi-lagi tanpa alasan khusus, cuma tempatnya agak mojok jadi enggak terlalu malu kalau keliatan banget masih super amatir. Percobaan pertama sih ya.
Karena 12 itu bisa dibagi empat.
ADVERTISEMENT
Papan sasaran harus kita pasang di semacam jepitan besi yang digerakkan dan diatur jaraknya menggunakan dua tombol. Jadi kita bisa mengatur seberapa jauh jarak papan sasaran kita.
Tidak lama, petugas datang dengan membawa senjata api sesuai dengan pesanan kita. Bagi yang belum pernah menembak sebelumnya, jangan khawatir karena kita akan langsung diberikan tutorial singkat cara penggunaan.
Lima butir peluru terbuang saat tutorial, namanya juga gue masih nyoba-nyoba dan membiasakan diri. Ternyata, saat menembak, pastikan pistol dalam keadaan tegak lurus. Pada bagian atas pistol, terdapat satu celah yang digunakan untuk mengintai.
Kira-kira begini lah percobaan pertama.
Jika selama ini gue kira yang harus menjadi pusat perhatian saat mengintai adalah titik tengah papan sasaran, ternyata salah besar. Di ujung moncong senapan, terdapat bagian menonjol yang harus kita perhatikan, dan pastikan posisi ujung teratasnya berada tepat di bawah sasaran. Saat mengintai, pastikan bagian ini tingginya tidak melebihi atau lebih pendek dari celah pengintai.
ADVERTISEMENT
Pistol yang disediakan menggunakan gas, jadi kita cukup memasukkan peluru lalu tembak. Simple kan?
Oh iya, untuk posisi menembak, sebenarnya bisa sambil berdiri atau duduk (kalau rebahan enggak bisa, selain enggak ada tempat, papan sasarannya enggak kelihatan). Berhubung gue ini pemalas, rapuh, payah, gue nyoba nembak dalam posisi duduk santai di atas kursi. Bener-bener like a boss.
Olahraga seperti ini butuh menggunakan konsentrasi yang tinggi. Karena, di 10 peluru kedua, mata gue udah panas karena dipaksa fokus di titik kecil terus menerus. Kesabaran tinggi dan ketelitian juga dibutuhkan saat membidik target, karena memastikan titik sasaran kita ternyata sulit. Apalagi kalau tangannya goyang-goyang gemetaran.
Untungnya, tidak ada patokan waktu saat kita mencoba olahraga ini di sini. Sayangnya, gue dateng pas jam mau tutup, jam 9 malam. Meski abang-abangnya bilang bakal ditungguin sampai kelar, tapi kan enggak enak juga gue. Jadi 10 peluru ketiga, bisa dibilang dimuntahkan dengan terburu-buru.
Hmm, jago juga gue.
ADVERTISEMENT
Gue yang sangat bersemangat ini, tentu tidak lupa memamerkan kegiatan seru nan keren ini ke orang tua tercinta yang berada nun jauh di kampung halaman. Responnya? Baru juga sekali latihan bokap gue langsung nyuruh beli alatnya dan daftar sebagai member untuk latihan rutin menjadi atlit menembak. Sungguh super sekali, dukungannya.
Waktu gue tanya, kita juga bisa menjadi member yang ingin mengembangkan bakat menembak. Cukup dengan Rp350 ribu tiap bulan, kita akan dilatih seminggu tiga kali oleh penembak profesional selama empat jam untuk setiap sesi.
Apakah gue bakal latihan lagi? YES! Kalau dilihat, dan diperkenankannmemuji diri sendiri, untuk ukuran baru pertama kali, kayaknya gue lumayan jago #plakk. Siapa tau setelah sekian lama mencari, ternyata ketahuan bakat gue ada di menembak hahaha.
ADVERTISEMENT
Karena ini indoor, kalau ada rejeki, waktu serta keberanian, bolehlah gue nyobain ditempat lain yang outdoor atau nyobain jenis senjata yang lain. Kayaknya seru.