Konten dari Pengguna

Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice

Ochi Amanaturrosyidah
Asisten Editor di kumparan
6 April 2018 13:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mumpung masih tanggal muda, bolehlah sekali-sekali makan enak. Bingung mau makan siang di mana? Di sini gue akan merekomendasikan satu tempat makan yang lumayan baru dan mungkin bisa dijadikan referensi makan siang kamu: House of Omurice by Sunny Side Up.
ADVERTISEMENT
Lokasinya ada di lantai upper ground, Food Society, Mal Kota Kasablanka, Jakarta. Kalau dari pintu masuk depan, yang langsung masuk ke Food Society, lokasinya ada di sebelah kiri, tidak jauh dari eskalator.
Tadinya, gue pengen makan di Sunny Side Up yang ada di ujung, tapi ternyata udah enggak ada. Entah re-branding atau gimana, yang gue temukan malah House of Omurice by Sunny Side Up yang sepertinya masih baru.
Sayang gue enggak ngefotoin bagian depannya. Tapi interiornya kece banget, berasa mahal dengan dominasi warna hitam. Satu-satunya yang mencolok adalah warna kursi empuk berbalut kulit imitasi berwarna cerah (gue lupa antara orange atau toska).
Menu yang ditawarkan cukup beragam, meski tentu saja sesuai dengan namanya, didominasi oleh menu berbahan dasar telur. Untuk range harganya sendiri berkisar antara Rp 20 ribu-an hingga Rp 60 ribu-an. Mengingat porsinya yang luar biasa dan rasanya yang oke, menurut gue harga yang dipatok sangat wajar.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa menu yang gue coba di sana. Mari kita ulas satu per satu.
1. Asari Miso Soup
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sebenarnya menu ini gue pesan by accident karena yang tadinya mau gue pesen adalah Miso Soup biasa. Pas ditanya ulang sama mbak-mbaknya, karena enggak fokus gue iya-iya aja hehe. Salah deh, tapi enggak apalah, enak soalnya.
Dengan harga Rp 45 ribu, kita akan mendapatkan seporsi Miso Soup dengan 20 kerang di dalamnya. Rasa dashi-nya (kaldu rebusan rumput laut) nendang banget dengan tofu lembut dan potongan nori serta seledri cincang.
Kerang yang digunakan sendiri (kalau enggak salah) adalah kerang putih alias kerang kepa tahu, yang memiliki kulit cangkang tebal. Kerang jenis ini emang yang paling sering digunakan untuk olahan sup sih.
ADVERTISEMENT
Dengan rasa laut yang nendang, bukan berarti sup ini jadi amis. Enggak lho. Enggak amis sama sekali. Untuk pengalaman pertama makan Miso Soup kerang, ini memuaskan banget meski agak bingung aja cara makan kerangnya gimana. Ya masa mau dikobok supnya hehe.
2. Chizzu Hotate
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (2)
zoom-in-whitePerbesar
Di antara semuanya, ini adalah menu yang paling 'omoshiroi' , menyenangkan. Harganya cukup mahal untuk ukuran 'snack', yaitu Rp 59 ribu. Tapi lagi-lagi, ternyata enggak rugi!
Menu ini diantarkan langsung oleh manajer restorannya (waktu itu) dan bikin kita tepuk tangan norak. Iya, norak, malu sih sebenarnya tapi apa daya, itu respon yang tidak bisa ditahan.
Penyajiannya cukup unik, cangkang Hotate atau Scallop (kerang kampak) disajikan di atas garam laut yang terbakar. Jadi ada kobaran apinya gitu di bawah cangkang. Jadi, saat disajikan masih meletup-letup mendidih dan setiap letupannya mengeluarkan aroma kuat.
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (3)
zoom-in-whitePerbesar
Kuncinya adalah parafin gel yang diletakkan di atas garam laut. Parafin inilah yang membuat kobaran api biru yang cukup tahan lama. Keren sih menurut gue.
ADVERTISEMENT
Dari aromanya, gue menebak bahan utamanya adalah keju permesan. Keju permesan yang dilelehkan itu juga dicampur dengan kani maki (crab stick), cumi, udang, dan tentu saja sedikit daging scallop. Terakhir, untuk mempermanis tampilan, hidangan ditaburi parsley cincang dan tobiko (telur ikan cod).
Rasanya yummy banget, gurihnya berasal dari permesan. Sayang, menurut gue daging scallopnya hampir enggak berasa.
3. Creamy Salmon Omurice
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (4)
zoom-in-whitePerbesar
Masuk ke menu makanan berat, yang pertama dipesan adalah Creamy Salmon Sauce yang dibanderol dengan harga Rp 95 ribu. Tentu saja, penyajiannya dengan gaya 'omurice ala Jepang'. Jadi ada beberapa bagian yang akan gue bahas.
Mulai dari 'lalapannya'. Di mata gue itu keliatan kayak lalapan sih haha yang terdiri dari red radish (lobak merah, sorry cuma nerjemahin aja) yang diiris tipis, potongan tomat yang agak tebal, irisan bawang bombay, terus itu kayaknya lettuce (selada tapi beda sama selada, duh ngomong apa sih gue), dan terakhir horenso (gampangnya, sebut saja bayam Jepang).
ADVERTISEMENT
Karena gue enggak doyan sayur mentah, jadi kita skip aja. Pokoknya, keliatannya sih segar dan 'ijo' banget.
Lanjut ke omurice-nya. Tekstur telurnya lembut, dan cukup tipis, matang gitu. Di dalamnya, ada olahan nasi yang rasa bawangnya kerasa banget. Gurih-gurih gimana gitu. Jadi semacam nasi goreng tanpa kecap.
Lalu di bagian atasnya ada potongan salmon segar yang dipanggang dengan tingkat kematangan yang pas. Mateng, tapi masih juicy gitu. Tidak lupa, di bagian atasnya dihias dengan tobiko.
Untuk saus krimnya, menurut gue ini cukup spesial karena merupakan hidangan otentik dari restoran ini. Meski teksturnya creamy banget, tapi enggak terasa terlalu berat malah cenderung light. Terus rasanya didominasi rasa bawang. Mantap sih.
ADVERTISEMENT
4. Kuro Ika Omurice (Sorry lupa nama menunya)
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (5)
zoom-in-whitePerbesar
Sejauh ini, ini adalah menu salted egg sauce paling enak yang pernah gue makan. Menurut gue, rasa saus salted egg itu ya, begini. Berasa telur asin, gitu.
Kita bahas mulai dari ika (cumi) gorengnya. Cumi yang digoreng dengan tepung ini rasanya ya so-so aja. Bener-bener berasa seperti 'pemeran figuran'. Ada atau enggak kayak enggak ngaruh. Tapi lumayan buat isi-isi, kan.
Lanjut ke omuricenya. Nah, ini nih yang gue suka banget dari omurice: sensasi ketika membelah telurnya! Meski tidak disediakan pisau, gue tetap membelah si telurnya dengan garpu seperti cara memakan omurice pada umumnya.
Dan.... byarrr... telurnya terbelar, langsung memunculkan lelehan telur lembut di dalamnya. Kayak lava gitu. Emang sih, ketika diambil foto --karena kemampuan gue yang kurang aja-- jadinya agak gimana. Tapi percayalah, sensasi ketika 'lava'-nya meleleh itu asik banget.
Rekomendasi Menu Makan Hari Ini: House of Omurice (6)
zoom-in-whitePerbesar
Ini baru omurice! Teksturnya bener, kelembutannya oke, nice abis lah!
ADVERTISEMENT
Untuk nasinya cukup unik karena dicampur dengan tinta cumi, jadi warnanya hitam. Makanya ada kata 'kuro' yang berarti hitam di nama menunya. Rasanya enggak beda jauh dengan menu sebelumnya, cuma lebih berasa 'amis' karena ada campuran tinta dan irisan cumi kecil.
Nah, lanjut ke saus salted egg-nya yang juara banget. Rasanya benar-benar kayak telur asin, sampai waktu lo nyicip jadi mikir, "oh, ini telur asin". Meski begitu, rasanya enggak terlalu asin, pas banget.
Yah,, mungkin karena yang digunakan kan emang cuma kuning telurnya (yang paling asin dari telur asin kan putihnya). Rasanya juga cukup berat, karena ada campuran full-cream milk-nya (kayaknya). Jadi bikin cepet kenyang.
Sampai sekarang gue masih bertanya-tanya, itu item-item di sausnya apaan sih. Tadinya gue kira oregano atau black paper, tapi kok kegedhean dan enggak ada rasa itu sih. Jadi gue berasumsi, item-item itu adalah nori cincang. Asumsi.
ADVERTISEMENT
Untuk harga, gue juga lupa berapa, tapi sekitar Rp 58 ribu - Rp 68 ribu lah untuk satu porsi.
Kesimpulan!
Apakah akan datang lagi? Yes! Tentunya kalau udah tanggal muda hahaha.
Merekomendasikan ini? YES! Tapi buat yang alergi telur atau enggak suka telur, mendingan jangan sih.
Sebagai bonus, gue kasih video cara membuat Japanese Omurice dari Chef Jun. Dulu gue pernah diajarin bikin dengan cara ini sih sama nyokap. Tapi rupanya, gue lebih suka membuat omelet dengan style yang lain, yaitu dengan memasukkan udara ke dalam telur saat dikocok. Hasilnya juga fluffy, tapi beda. Kapan-kapan kita buat perbandingannya deh.