Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu

Ochi Amanaturrosyidah
Asisten Editor di kumparan
Konten dari Pengguna
5 April 2018 15:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semua foto dihasilkan oleh Samsung Galaxy Young yang waktu itu hitz abis.
ADVERTISEMENT
Sesuai rencana, gue bakal bikin artikel soal ini. Based on true story kalau yang ini. Cuma, sebenarnya agak 'clikbait' karena ini adalah RANGE HARGA TAHUN 2015. Yah, meski begitu perbedaan harga dari empat tahun lalu enggak terlalu jauh sih. Jadi masih on budget lah.
Perjalanan ini ditujukan hanya untuk lo-lo pada yang punya stamina kuat, banyak waktu libur, dan tentu saja belum ada 'printilan'. Kenapa? Karena perjalanan ini akan dipenuhi jalan kaki dan tidur duduk tanpa henti.
Perjalanan ini gue mulai dari Bandung, tempat gue kuliah dan berakhir di Temanggung, Jawa Tengah, kampung halaman gue. Siap? Yuk kita mulai.
D-1 Bandung, Jawa Barat
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (1)
zoom-in-whitePerbesar
18.00 WIB - Menuju ke Terminal Cicaheum dengan menggunakan angkot Cicaheum-Ciroyom dari Dago, Rp 5 ribu.
ADVERTISEMENT
19.00 WIB - Menuju ke Wonosobo dengan bus malam. Ada dua P.O yang tersedia, pertama Sinar Jaya seharga Rp 75 ribu tanpa makan, dan Budiman Rp 85 ribu dengan makan. Dua-duanya kelas bisnis AC yang cukup nyaman. Gue memilih naik Budiman karena lagi kangen makan sopnya.
Pengeluaran hari pertama: Rp 90 ribu.
D-2 Jawa Tengah
04.00 WIB - Sampai di Terminal Wonosobo, masih gelap dan berkabut. Jangan lupa bawa jaket karena terminal Wonosobo ini letaknya tidak jauh dari pos pendakian pertama, jadi kebayang dong dinginnya kayak apa.
04.30 WIB - Menuju ke Temanggung dengan menggunakan bus kecil --atau kami menyebutnya engkel dengan pelafalan layaknya membaca UNCLE-- dengan tarif Rp 10 ribu. (Terakhir gue naik sih tarifnya Rp 12 ribu).
ADVERTISEMENT
Jangan lupa melek dan pilih tempat duduk di sebelah sopir, selain terbebas dari dingin (karena jauh kan dari pintu bus yang selalu dibuka itu), pemandangan yang ditawarkan juga jangan sampai terlewat. Itu keren banget. Bayangin aja kiri-kanan gunung, sementara depan kita sunrise. Keren abis.
05.00 WIB - Sampai di Temanggung. Karena masih subuh dan turun gunung, jadi busnya ngebut banget. Gue sih naroh tas dulu dan nyari sarapan --padahal bisa sarapan di rumah--. Kalau pagi, ada tukang gudeg enak dan tukang bubur kacang ijo legendaris. Untuk harganya sendiri, sebenarnya harga di Temanggung bisa bikin kaget, karena cukup dengan Rp 10 ribu kita udah kenyang plus minum.
07.00 WIB - Menuju ke Magelang. Gue ke Terminal Temanggung dulu yang tidak jauh dari pusat kota, jadi gue jalan kaki. Dari Temanggung menuju ke Magelang, gue naik engkel lagi dengan tarif Rp 8 ribu (sekarang Rp 10 ribu). Sebenarnya, kalian juga bisa naik langsung dari Wonosobo ke Magelang dengan tarif Rp 15 ribu (saat itu).
ADVERTISEMENT
Di terminal, gue janjian sama temen seperjalanan gue, sebut saja namanya Hetarin. Teman perjalanan menjadi hal cukup penting untuk menghemat biaya perjalanan lho, guys. Makanya gue demen ngajak orang kalau jalan-jalan.
07.30 WIB - Tiba di Magelang, keliling Magelang sebentar. Sebenarnya, letak Terminal Magelang tidak jauh dari Borobudur. Kita cukup naik angkutan umum sekali dengan tarif sekitar Rp 8 ribu (sebenernya deket padahal). Cuma untuk keliling Borobudur butuh waktu lebih emang.
11.00 WIB - Menuju ke Sidoarjo dengan menggunakan Bus Eka. Bus kelas bisnis AC ini juga menyediakan makan malam dan kalau gue total, transitnya tiga kali. Di Jogja, Solo, dan satu lagi lupa gue namanya. Harga tiketnya hanya Rp 115 ribu saja.
ADVERTISEMENT
22.00 WIB - Sampai di Sidoarjo. Iya, gue tau ini kemaleman. Sebenarnya bisa diakali dengan memangkas waktu jalan-jalan di lokasi sebelumnya. Atau malah melama-lamakan di kota sebelumnya jadi ketika sampai di Sidoarjo, sudah menjelang pagi. Tapi gue salah perhitungan, gue enggak tau kalau ke Sidoarjo memakan waktu 11 jam...
Jadi kami berdua menginap di rumah salah satu teman gue, YANG BARU GUE KENAL DARI FACEBOOK. Jadi, sebenarnya, pentingnya tergabung dalam komunitas adalah ketika lo mau jalan-jalan, lo bisa nebeng di rumah teman satu komunitas lo dan jadi menghemat biaya akomodasi.
Total hari kedua adalah Rp 113 ribu.
D-3 Jawa Timur
07.00 WIB - Jalan-jalan sepanjang Sidoarjo, menikmati pasar kaget yang rupanya diadakan setiap akhir pekan. Cukup menyenangkan sih.
ADVERTISEMENT
09.30 WIB - Naik becak keliling, tapi tujuan akhirnya tentu diusahakan dekat dengan lokasi selanjutnya. Waktu itu gue naik becak sampai Stasiun Porong dari alun-alun dengan tarif Rp 15 ribu satu orang. Ini tarif bisa dinego sih, tapi karena kami naik satu becak berdua dan abangnya saking capeknya sampai gagu, jadi kan enggak tega ngasih harga awal.
10.00 WIB - Tadinya mau naik KRL yang saat itu masih baru, tapi enggak jadi karena antreannya sampai parkiran. Tumpeh-tumpeh bos! Jadi kami memutuskan untuk naik angkot Joyoboyo dengan tarif Rp 7 ribu dan berganti dengan angkot Line F dengan tareif Rp 5 ribu menuju Stasiun Gubeng, Surabaya.
Meski tarifnya segitu, tapi sebenarnya enggak terlalu jauh. Lumayan lah keliling Surabaya. Jangan lupa duduk di sebelah sopir biar bisa puas melihat pemandangan.
ADVERTISEMENT
11.30 WIB - Sampai Stasiun Gubeng. Kami masih harus menunggu kereta menuju ke Banyuwangi Baru. Harga tiketnya waktu itu gue beli Rp 50 ribu aja. Barusan gue cek di situs, harga tiketnya udah naik jadi Rp 56 ribu. Masih terjangkau lah.
20.00 WIB - Sampai di Stasiun Banyuwangi Baru. Dari stasiun menuju ke pelabuhan cukup dekat, tinggal jalan kaki aja. Kemudian, kami membeli tiket feri menuju ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dengan harga Rp 8 ribu.
Oh, di Stasiun ini, gue kenalan sama empat orang backpacker lainnya. Setelah memutuskan untuk bergabung, jadi kelompok kami sekarang terdiri dari 6 orang yang baru kenal.
21.00 WIB - Sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Untuk menuju ke terminal bus, ini juga bisa ditempuh dengan berjalan kaki, karena lokasinya yang cuma berseberangan. Sebelum keluar dari pelabuhan, ada pengecekan kartu identitas dulu. Pastikan kalian bawa ya.
ADVERTISEMENT
Sampai di terminal, ternyata busnya ngetem lama banget. Lamanya enggak kira-kira. Sambil menunggu, kami istirahat dulu sambil makan, tidur-tiduran dan saling mengakrabkan diri. Oh, di sini kami kenalan lagi sama dua orang backpacker lain, jadi sekarang kelompok kami menjadi 8 orang.
Total hari ketiga Rp 85 ribu.
D-4 Bali
01.30 WIB - Kayak Cinderella, abang sopirnya akhirnya menyalakan mesin bus. Bus ini namanya Bahagia, meski gue sendiri enggak merasa ada bahagia-bahagianya waktu naik. Perjalanan menuju ke Terminal Ubung, Denpasar, ditempuh dalam waktu sekitar 2 setengah jam. Tarif yang dipatoh lumayan tinggi sih, Rp 40 ribu (kayaknya karena pagi deh).
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (2)
zoom-in-whitePerbesar
Dan siap-siap himpit-himpitan ya karena sopir dan kondektur rupanya enggak suka kalau ada celah sedikit di busnya yang enggak keisi manusia. Di bagian tengah yang biasanya digunakan lalu-lalang, diisi orang juga dengan bangku kecil.
ADVERTISEMENT
03.00 WIB - Sampai di Terminal Ubung, di sana udah ada sopir angkot yang menunggu. Rupanya, dia ini masih kerabat si sopir Bus Bahagia. Sebenarnya untuk menuju ke Kuta agak repot karena enggak ada transportasi umum menuju ke sana (selain TransBali yang gue belom pernah liat wujudnya).
Karena hitungannya kami mencarter angkot, jadi harganya nego. Dalam keadaan ngantuk, gue enggak tau apakah harga yang dikasih kemahalan apa kemurahan, yang jelas kami berdelapan masing-masing harus membayar Rp 20 ribu.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (3)
zoom-in-whitePerbesar
04.30 WIB - Sampai di Pantai Kuta, Bali. Langit masih gelap, niat untuk mencari penginapan belum muncul. Kami pun pecah kongsi, gue dan lima orang lainnya memilih tidur dulu di pantai sementara yang dua orang lagi memilih mulai berburu penginapan murah.
ADVERTISEMENT
Tidur di pasir sambil mendengar deburan ombak dan menikmati angin sepoy-sepoy emang mantep banget sih. Untung jaket gue lebar, jadi bisa digunakan untuk alas tidur. Kami baru beranjak waktu langit mulai terang dan pantai mulai ramai bule-bule yang lari pagi. Malu juga kan...
08.00 WIB - Cari penginapan di sekitar Poppies Lane, itu tepat di seberang Kuta dan emang isinya penginapan murah semua khusus backpacker. Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 50 ribu perkamar hingga Rp 150 ribu perkamar. Kalau kalian type yang high class, di deket situ juga ada hotel sih.
Kami memesan dua kamar penginapan seharga Rp 75 ribu permalam untuk tiga hari. Jadi hitungannya, masing-masing dari kami tetap membayar Rp 75 ribu saja. Meski murah, tempatnya bersih dan luas. Kasurnya berukuran King Size jadi cukup untuk tidur bertiga atau berempat. Kamar mandi dalam, lengkap dengan shower. Di balkon masing-masing kamar juga disediakan tempat duduk, meja, dan rak handuk.
ADVERTISEMENT
Yang paling mantap adalah, ADA SARAPAN! Ini menghemat pengeluaran banget lho. Jadi sebelum berangkat, isi perut dulu kenyang-kenyang, kalau perlu ngebungkus deh.
13.00 WIB - Abis istirahat dan mandi sebentar, kami mulai berpencar untuk menikmati sekitar Kuta. Sebenarnya agak kepagian sih, karena Kuta baru 'hidup' di malam hari. Benar-benar kayak diskotik sepanjang jalan haha. Sementara yang lain jalan-jalan, gue malah nyari warnet buat ngirim revisian laporan.
Ternyata, warnet atau tempat penyedia internet untuk umum baru buka jam 4 sore. Sebenarnya, kalau dibilang warnet pun ini lebih seperti pusat informasi bagi turis yang tersebar di mana-mana. Tapi kita bisa pinjem komputer dan internetnya dengan harga perjam (dan enggak pakai billing, cuma pakai feeling).
ADVERTISEMENT
Selain pantai dan wisata malamnya, gue juga menikmati kunjungan ke Monumen Bom Bali. Karena buta arah parah, gue malah nyasar sampai ke kampung-kampung entah di mana. Dan jangn lupa, satu lagi, menikmati sunset di Kuta.
Total pengeluaran hari keempat Rp 135 ribu.
D-5 Bali
08.00 WIB - Sarapan dulu, mumpung gratis kan?
10.00 WIB - Kami menyewa tiga motor dengan harga sewa perhari Rp 75 ribu (yang kemudian nego jadi Rp 70 ribu), jadi masing-masing membayar Rp 35 ribu. Motor yang disediakan beragam, tapi gue memilih yang matic biar enggak repot. Meski matic tapi body-nya agak besar dan gue lupa nama dan mereknya apa cuma kalau ngasih perbandingan, kira-kira kayak NMAX lah.
ADVERTISEMENT
10.30 WIB - menjelajah Pulau Bali dengan mengandalkan GPS. Ada baiknya, sebelumnya udah searching dulu mau ke mana. Gue sih waktu itu niatnya mau ke Gringsing, buat lihat proses tenunnya. Untuk bensin, waktu itu gue dan temen gue menyediakan Rp 30 ribu (jadi masing-masing Rp 15 ribu) dan ternyata cukup sampai pulang. Mantap.
Yang tadinya niat mau ke Gringsing, kemudian niat itu luntur di jalan karena jauh banget ternyata. Jalanannya sepi banget, kayak jalan tol tapi di sebelah kiri kebun kelapa, sebelah kanan laut. Kece abis sih pemandangannya. Karena sepanjang jalan liat pantai, akhirnya kami luluh dan tergoda mampir.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (4)
zoom-in-whitePerbesar
Gue mampir ke Pantai Masceti (atau Majestic?) yang sepi banget! Enggak ada orang sama sekali malah. Padahal pantainya keren banget. Di pinggir pantai, ada satu gedung yang bentuknya unik, cuma kayaknya ada uka-ukanya soalnya burem terus ada 'sliweran' yang lewat kalau difoto.
ADVERTISEMENT
Setelah berjalan menyusuri pantai, kami baru ketemu satu keluarga. Senang. Dari pantai, kami melanjutkan perjalanan dengan random mengikuti feeling dan malah sampai ke hutan-hutan dan berakhir dengan menemukan MASJID! Di Bali, kalau nemu masjid rasanya gimana gitu. Jarang-jarang, kan?
Perjalanan berikutnya makin absurd enggak jelas. Tapi kepanjangan kalau gue tulis di sini.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (5)
zoom-in-whitePerbesar
Total pengeluaran hari kelima Rp 50 ribu.
D-6 Banyuwangi
09.00 WIB - Gue dan Hetarin memutuskan untuk menyudahi petualangan di Bali. Kami pun pulang, dan karena kendaraan umum menuju ke Denpasar sulit, jadi kami naik taksi. Sebuah pengeluaran terbesar sepanjang jalan. Setelah nego harga, diputuskan tarif yang ditetapkan adalah Rp 200 ribu, dan ini sebenarnya lebih murah daripada pakai argo. Kami naik taksi sampai ke Terminal Ubung, Denpasar.
ADVERTISEMENT
11.00 WIB - Sampai terminal, kami naik Bus Bahagia lagi dan perjalanan kali ini, meski enggak penuh tapi tetap aja gue enggak bahagia. Apalagi setelah tau kalau tarifnya Rp 30 ribu. Kok lebih murah. Yaudah deh, enggak apa-apa.
14.00 WIB - Sampai di Pelabuhan Gilimanuk, istirahat dulu sambil jajan.
16.00 WIB - Naik feri menuju ke Banyuwangi. Di Banyuwangi, kita lanjut naik angkot Rp 5 ribu menuju ke alun-alun. Kalau enggak salah, di sana yang disebut alun-alun ada dua deh dan lokasinya tidak terlalu jauh. Dan karena itu malam tahun baru, jadi wisata malamnya cukup oke lah. Lain daripada yang lain.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (6)
zoom-in-whitePerbesar
Kalau di tempat lain, malam tahun baru diisi dengan band dan ajeb-ajeb, di Banyuwangi gue merasakan menikmati pergantian tahun dengan tabligh akbar. Berasa bersih gitu, adem, mengawali tahun dengan ibadah.
ADVERTISEMENT
23.00 WIB - Kami mencari penginapan, akhirnya dapat di sekitar alun-alun dengan harga Rp 50 ribu untuk double bed. Sebenarnya, penginapannya agak serem sih meski boleh juga lah. Masing-masing dari kami membayar Rp 25 ribu untuk satu malam.
Pengeluaran hari keenam Rp 185 ribu.
D-7 Jawa Timur
08.00 WIB - Kami jalan-jalan dulu ke sekitar penginapan. Jalan-jalannya beneran jalan, ya. Setelah itu, kami menuju ke terminal menggunakan angkot dengan membayar Rp 5 ribu.
Sampai di terminal, sebenarnya kami juga bingung mau ke mana. Akhirnya, setelah cap cip cup, kami memilih bus paling depan tanpa melihat rute tujuannya. Setelah jalan, baru kami tahu kalau bus itu menuju ke Jember, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Tarif yang dipatok menurut gue lumayan. Rp 90 ribu tapi busnya emang bagus sih, kelas bisnis AC. Perjalannya juga oke banget, gue duduk di depan dan bisa lihat rutenya yang WOW. Naik turun gunung, membelah hutan rimba. Seru sih.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (7)
zoom-in-whitePerbesar
13.00 WIB - Kami sampai di Jember. Jalan-jalan dulu di sekitar terminal, muter-muter enggak jelas sambil jajan makanan khas. Abis itu, menjelang sore baru balik lagi ke terminal dari kami udah enggak minat lagi buat nginep di satu kota. Hidup nomaden memang asik.
17.00 WIB - Kami naik bus menuju ke Surabaya. Tarifnya lebih enak sih, cuma Rp 40 ribu aja. Tapi busnya ya ala kadarnya, non-AC dan duduknya 2-3. Bahkan, ketika turun hujan, gue masih keujanan karena atap busnya bocor. Sial emang.
ADVERTISEMENT
22.00 WIB - Sampai di Terminal Surabaya. Terminal ini cukup bagus dan bersih, bahkan gue menyempatkan diri untuk numpang mandi dan jajan. Ngaso dulu.
23.30 WIB - Naik bus menuju ke Jogja. Kalau enggak salah kami naik Sugeng Rahayu yang melewati Mojokerto, Sragen, Solo dengan harga Rp 50 ribu. Sebenarnya pilihannya macam-macam sih, mau lebih mahal juga ada. Cuma waktu itu kami main naik aja berdasarkan feeling.
Total hari ketujuh Rp 185 ribu.
D-8 Jogjakarta
06.30 WIB - Sampai di Terminal Giwangan, cuci muka dulu sebentar, lalu naik TransJogja menuju ke Malioboro dengan tarif Rp 3.500. Kemarin sih ada diskon kalau menggunakan e-money, jadi cuma Rp 1.500 aja. Enggak tau deh masih ada apa enggak diskonnya.
ADVERTISEMENT
08.00 WIB - Perjalanannya lama karena kami mau santai-santai dulu di dalam bus, menikmati jalan-jalan keliling Jogja. Jadi enggak turun-turun, paling cuma pindah bus aja. Emang dasar kurang kerjaan. Sampai di Malioboro, tentu cari sarapan dulu. Di sini, ada gudeg legendaris yang penjualnya dinobatkan sebagai penjual gudeg tertua di dunia. Sekarang uda meninggal kayaknya.
Cara Keliling Jawa-Bali dengan Modal Rp 900 Ribu (8)
zoom-in-whitePerbesar
15.00 WIB - Setelah keliling Jogja enggak jelas, kami memutuskan untuk pulang. Tadinya ingin menginap di Hotel Backpacker yang cuma Rp 75 ribu aja satu orang, tapi kok mager banget. Jadi kami naik bus TransJogja lagi menuju ke Terminal Jombor dengan harga masih Rp 3.500.
16.00 WIB - Di Terminal Jombor, kami naik bus menuju ke arah Semarang. Tapi turunnya di Magelang dengan tarif Rp 12 ribu. Busnya selalu ada kok, dari subuh jam 5 sampai jam 7 malam. Untuk jenis busnya sendiri untung-untungan, pokoknya yang mana yang jalan duluan lah.
ADVERTISEMENT
18.30 WIB - Sampai di Terminal Magelang, kami langsung buru-buru lari naik engkel yang ke arah Wonosobo. Soalnya, engkel terakhir adanya 7 malam. Kalau ketinggalan bisa nginep deh itu di terminal atau naik taksi. Nah, tarifnya sendiri masih sama, Rp 8 ribu dan turun depan rumah. Perjalanan keliling Jawa-Bali pun berakhir.
Total yang dikeluarkan di hari ke sembilan adalah Rp 27 ribu.
TAMBAHAN D-9 dan D-10 Bandung (yang sebenarnya baru dilakukan dua bulan kemudian)
16.00 WIB - Naik bus engkel ke arah Wonosobo dari depan rumah. Karena ini perjalanan naik gunung dan di sore hari, gue harus meluangkan waktu lebih karena perjalanannya akan lebih lama. Tarifnya sendiri Rp 12 ribu, beda dikit dari waktu turun gunung di pagi buta.
ADVERTISEMENT
Soal pemandangan, sejujurnya ini lebih cantik dari waktu sunrise. Soalnya, sinar matahari terbenam bikin dua gunung kembar jadi berwarna merah. Apalagi, Gunung Sumbing-Sindoro terkenal dengan kondisinya yang tanpa-awan atau malah ada awan, tapi bentuknya kayak topi gitu.
Semakin gelap, kondisi jalan juga makin berkabut.
17.30 WIB - Sampai terminal lalu ngaso sebentar di pasar malam. Biasanya suka ada tuh pasar malam di halaman terminal. Gue baru naik bus yang jadwalnya jam 7 malam.
19.00 WIB- Naik Bus Budiman dengan tarif Rp 85 ribu.
05.00 WIB - Sampai Bandung, naik angkot menuju kos Rp 5 ribu. Berakhir sudah liburan gue.
Totalnya Rp 102 ribu.
Jadi, kalau dirinci maka total pengeluaran gue selama 10 hari keliling Jawa-Bali adalah Rp 972 ribu. Ini juga karena balik kampung dulu, guys. Kalian bisa memangkas pengeluaran dengan langsung melakukan perjalanan menuju ke Surabaya atau Jogja.
ADVERTISEMENT
Kalau ada pertanyaan, boleh lah ditanyakan.