Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Saksi di Gereja Arjuna: Sosok Tak Dikenal Lempar Bom, Ada 3 Ledakan
13 Mei 2018 12:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Minggu, 13 Mei 2018, seperti biasa Yohanes Setiawan melirik jam di dinding pos sekuriti Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Sawangan, Surabaya . Sekitar 5-10 menit lagi, ibadah akan segera selesai, para jemaah akan segera keluar.
ADVERTISEMENT
Bersama rekannya, ia beranjak, bersiap untuk membuka pintu gerbang gereja. Namun siapa sangka, sosok tak dikenal di belakangnya, melempar sebuah bom ke arah gereja yang langsung meledak saat itu juga.
"Begitu dibuka, itu spontan sekali, cepat sekali. Dia masuk, dia ngelempar bom itu, akhirnya terjadilah ledakan itu. Itu baru waktu mau keluar, tapi belum sepat. Sudah berdiri, langsung meledak," tutur Yohanes di lokasi, Minggu (13/5).
Ledakan terjadi tiga kali, nyaris secara beruntun. Ledakan pertama menjadi yang paling dahsyat, menggetarkan bangunan lima lantai di sebelah gereja dan memecahkan kaca serta atapnya.
Di halaman gereja, belasan kendaraan bermotor milik jemaah habis terbakar, termasuk milik Yohanes. Asap tebal langsung mengepul tinggi, membutakan mata. Teriakan para jemaah yang histeris dan panik terdengar begitu jelas. Yohanes, masih belum percaya.
ADVERTISEMENT
"Enggak nyangka juga, kalau dipikir secara logika, di depan juga gereja. Tapi kenapa yang diserang ini?" ucapnya.
Yohanes masih ingat, para jemaah yang masih 'terkurung' di gereja berlomba-lomba untuk menyelamatkan diri. Sayang, asap tebal menutup pandangan di pintu depan, mereka pun berjubel ke pintu belakang.
Dalam panik, ia berusaha menyelamatkan diri ke depan, menjauhi kepulan asap. Hingga akhirnya ia sadar, rekannya, Giri Catur, tak berada di sisinya.
"Satu orang sekuriti terkena luka bakar, namanya Giri Catur. Waktu itu saya lari ke depan, asap masih tebal, jadi mungkin yang menolong dia adalah humas," ungkap Yohanes.
Sekitar 1.500 jemaah pagi di gereja tersebut berusaha menyelamatkan diri, berlari menuju mimbar. Di balik mimbar tersebut, ada pintu kecil menuju ke kantor sekretariat.
ADVERTISEMENT
Butuh waktu hingga 20 menit hingga seluruh jemaah berhasil dievakuasi keluar. Mereka yang terluka sempat mendapatkan pertolongan pertama di klinik kesehatan kecil di kantor sekretariat sebelum akhirnya dibawa menuju rumah sakit.
Beberapa tampak panik, menggendong anggota keluarganya terluka, berusaha mencari pertolongan secepat mungkin. Tangis histeris dan rintihan kesakitan, menyatu dengan kepulan asap.
"Yang luka parah, terbakar itu ada satu atau dua orang. Mereka dibawa ke rumah sakit. Yang luka ringan banyak, mereka ada di klinik, ada lima orang yang dirawat di belakang gereja," kata Yohanes.
Hari masih panjang, Yohanes tidak akan lupa tentang paginya yang mencekam. Ia hanya berharap para jemaah gerejanya --dua dua gereja lain yang ikut dibom--, yang masih hidup meski terluka, bisa selamat.
ADVERTISEMENT
Ia ingin mimpi buruknya bisa segera berakhir. Toh para jemaahnya hanya ingin mendapatkan hak mereka sebagai warga negara; beribadah dengan tenang dan aman. Semoga aksi terorisme ini tak berulang lagi.