Konten dari Pengguna

Kini, Kita Bisa Memelihara Lebah Madu dari Rumah (Urban Beekeeping)

Octy Viali Zahara
ASN Kemendikburistekdikti Bee and Beekeeping Enthusiast Founder @JagaLebah full time mom, part time writer
29 September 2021 10:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Octy Viali Zahara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Semakin tingginya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan menjadi sebuah harapan besar bagi estafet kelestarian untuk generasi yang akan datang. Tentu saja kita menginginkan agar hijaunya hutan, gemercik jernih air sungai, serta kupu-kupu dan lebah yang terbang diantara berbagai macam bunga dapat disaksikan dan dinikmati oleh penerus di masa yang akan datang. Salah satu hobi baru yang mulai diminati oleh masyarakat perkotaan adalah kegiatan memelihara lebah madu (urban beekeeping). Kegiatan ini sebenarnya bukan sebuah hal baru, tercatat sejak adanya laporan mengenai fenomena Colony Collapse Disorder (Runtuhnya Populasi Lebah Madu) oleh para peneliti pada tahun 2006 kemudian ditanggapi dengan munculnya aktivitas memelihara lebah oleh masyarakat urban di kota-kota besar di Amerika Serikat sejak 2007.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014, Michelle Obama bahkan mendesain sebuah kegiatan bernama “White House Pollinator Garden” dengan menanam berbagai jenis bunga yang dapat menarik lebah dan kupu-kupu menandakan kepedulian yang cukup besar terhadap kelestarian lebah di Amerika Serikat. Berbagai gerakan sejenis juga dilakukan oleh masyarakat, organisasi, ataupun LSM di berbagai kota besar di Eropa. Tingginya perhatian dan kepedulian masyarakat dunia terhadap lebah dikarenakan lebah merupakan salah satu spesies penting bagi ketersediaan pangan dunia. Peran lebah dan penyerbukan yang dilakukannya ternyata juga berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. Lebah dapat turut andil dalam 15 dari 17 SDGs dengan minimal 30 target (Patel, et al., 2021).

Urban Beekeeping di Indonesia

Kegiatan urban beekeeping di Indonesia yang tercatat di media massa pertama kali dilakukan pada tahun 2016 (Republika), dan sejak saat itu aktivitas urban beekeeping semakin dikenal oleh masyarakat. Apakah mungkin memelihara lebah di daerah perkotaan? Tentu saja, selama ketersediaan tanaman penghasil sumber pakan lebah terjamin dengan baik. Lebah mampu hidup selama ada sumber air, resin (getah dari tanaman), tanaman penghasil nektar (cairan manis pada bunga), polen (serbuk sari), lingkungan yang teduh, dan angin yang relatif tidak berhembus terlalu kencang.
ADVERTISEMENT
Kemudian lebah jenis apa yang bisa dipelihara oleh masyarakat umum? Karena Indonesia memiliki spesies lebah tidak bersengat (yang hanya bisa ditemukan di sekitar wilayah tropis), lebah jenis inilah yang umumnya dijadikan “hewan peliharaan”. Selain karena lebah tersebut tidak memiliki alat sengat, mereka juga memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik. Lebah madu secara umum tidak memerlukan perlakuan istimewa karena mereka bisa mencari makan, menjaga diri, dan membersihkan kandangnya sendiri. Beekeepers hanya perlu mengecek kondisi stup (kandang lebah) sekitar 1-2 minggu sekali.
Salah satu yang perlu diperhatikan adalah agar stup lebah tidak diserang oleh hama, yang umumnya berupa kumbang atau semut. Namun, di wilayah perkotaan hama lebah madu tidak sebanyak di wilayah hutan. Pengecekan juga dilakukan untuk melihat perkembangan koloni lebah, apakah jumlah telur dan kantung madu dalam stup bertambah banyak. Jika iya, maka tanaman penghasil sumber pakan relatif cukup, dan begitupun sebaliknya. Dibutuhkan penambahan jumlah dan jenis tanaman penghasil nektar dan polen jika setelah diamati koloni tidak berkembang dengan baik.
ADVERTISEMENT
Susunan telur, dan kantung madu dalam sarang lebah tidak menyengat (stingless bees) sumber: dok pribadi

Manfaat Urban Beekeeping

Memiliki hewan peliharaan yang tidak "ribet" dan mampu memberikan manfaat berupa madu bergizi yang dapat dikonsumsi langsung menjadi salah satu alasan booming-nya aktivitas ini. Salah satu kelompok masyarakat yang sukses melaksanakan kegiatan urban beekeeping berada di daerah pusat kota Bandung yang menjadi lokasi penelitian tesis penulis. Masyarakat yang tinggal di sekitar kelurahan Cibangkong bergotong royong menanam berbagai tanaman bunga penghasil sumber makanan lebah di sekitar tempat tinggal mereka. Kegiatan tersebut secara bertahap mampu meningkatkan kuantitas tanaman, membangun taman umum, dan membuat lingkungan semakin asri. Saat ini, kelompok masyarakat tersebut telah memiliki sekitar 90 stup koloni lebah tidak bersengat.
Madu yang dihasilkan oleh lebah sebagian besar dikonsumsi langsung oleh masyarakat, dan sebagian kecilnya dijual dengan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan harga madu di pasaran. Salah satu warga mengatakan bahwa sejak memelihara lebah madu di rumahnya, ia menjadi lebih bersemangat dalam merawat dan terus menambah jumlah tanaman. Ketika di pagi hari mengamati lebah yang ia pelihara keluar dari sarangnya dan berkeliling bunga-bunga, menjadi sebuah kebahagiaan bagi dirinya. Interaksi sosial antar warga pun terjalin lebih baik, mereka memiliki hobi dan minat yang sama mengenai lebah madu sehingga saling bertukar informasi dan melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan lebah madu. Aktivitas urban beekeeping yang dilaksanakan oleh warga mampu menjadi jalan terwujudnya komunikasi di daerah perkotaan yang semakin sulit dicapai.
ADVERTISEMENT
Pengalaman pribadi penulis yang juga memelihara beberapa koloni lebah madu, memang dapat menghadirkan kebahagiaan sendiri. Melihat langsung lebah madu keluar dari sarangnya, hinggap di bebungaan tanpa merusaknya, dan dapat mencicipi langsung rasa madu asli dari sarangnya benar-benar memberikan sebuah pembelajaran yang sangat besar. Anak-anak pun sangat antusias bertanya mengenai berbagai hal tentang lebah madu setelah melihat langsung lebah berkeliaran di pekarangan rumah. Kegiatan ini mampu memberikan pengalaman edukasi yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Lebah madu yang dulu pada umumnya hanya bisa ditemukan di daerah hutan atau pedesaan, kini bisa berkeliaran bahkan menjadi hewan peliharaan di wilayah perkotaan. Begitu menyenangkan. Karena kegiatan memelihara lebah ini dilakukan secara bersama-sama, selain manfaat lingkungan, terdapat manfaat sosial dan juga ekonomi yang warga rasakan. Terbentuknya sebuah komunitas inklusif mampu merekatkan hubungan warga perkotaan yang umumnya tidak terlalu dekat, selain itu tidak perlu khawatir lagi mengenai beredarnya madu palsu di pasaran karena bisa memanen madu sendiri dari sarang lebah yang kita pelihara di rumah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? Mulai tertarik untuk memelihara lebah madu di rumah?
Stingless Bees (sumber: pixabay.com)