Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kebijakan Tarif Ekspor & Impor AS Terhadap Produk Tiongkok pada Era Donal Trump
15 Oktober 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari I Dewa Made Gede Pradnya Prasetya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bergabungnya China dengan WTO sejak 2001 menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut semakin stabil dan berkembang pesat. Dibalik masifnya perkembangan ekonomi China tak lepas dari dukungan Amerika Serikat. Keuntungan perdagangan China ini sangat berdampak untuk memperkuat perekonomiannya sendiri dan China dinilai mampu mengintegrasikan kemampuan ekonominya di WTO. Akibat neraca perdagangan ekonomi China yang pesat menyebabkan Amerika Serikat mengalami ketimpangan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 ekspor China ke Amerika Serikat meningkat yang sekaligus dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun itu.
ADVERTISEMENT
Krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan banyak negara mengalami gejolak. Amerika Serikat yang pada notabenanya sebagai negara adikuasa yang besar dan kuat secara ekonomi turut merasakan dan mengalami krisis ekonomi yang menjatuhkan bursa saham dan keuangan negaranya. Disamping pemerosotan ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia, China yang juga sebagai negara yang terkena dampak krisis tersebut berangsur mengalami pemulihan yang menjadi sebuah tantangan untuk Amerika Serikat. Amerika Serikat dan China yang menjalin kerja sama ekonomi salah satunya melalui kegiatan ekspor dan impor juga mengalami kemajuan. Pada 2002, total ekspor China ke Amerika Serikat sejumlah $125 miliar lebih besar daripada total ekspor Amerika Serikat ke China yang sebesar $19 miliar saja. Penyebab hal tersebut dikarenakan masyarakat Amerika Serikat memiliki sifat lebih konsumtif dibanding dengan masyarakat China. Produk Amerika Serikat yang tergolong mahal di mata masyarakat China yang diberi upah kecil secara otomatis tidak mampu dan tidak memiliki minat untuk membeli barang produksi dari Amerika Serikat. Hal lain yang menjadi penyebab ekspor Amerika Serikat lebih rendah dibanding China karena pemerintah China menetapkan kurs yang lebih rendah daripada pemerintah Amerika Serikat pada pertukaran nilai mata uang. Rendahnya nilai mata uang China menyebabkan harga barang produksi China juga lebih murah dibandingkan barang Produksi Amerika Serikat yang masuk ke China.
ADVERTISEMENT
Hubungan Amerika Serikat dengan China sudah berlangsung sejak lama. Setiap pemimpin yang memimpin juga memiliki coraknya sendiri didalam melakukan hubungan kerja sama. Hubungan kerja sama yang dijalin tidak selalu berjalan mulus, terdapat berbagai pasang surut yang dialami Amerika Serikat dan China dari tahun 2003 sampai 2017 dinilai tidak menimbulkan permasalahan yang besar. Namun, di masa kepemimpinan Presiden Amerika Serikat yang ke-45 yaitu Donal Trump yang juga dikenal sebagai pebisnis ulung yang sukses. Dimasa kepemimpinannya, Amerika Serikat menganut sistem proteksionisme yaitu suatu negara akan berusaha mempertahankan dan melindungi industrinya sendiri dari persaingan global.
Proteksionisme ini mengacu terhadap tindakan dan kebijakan yang diatur untuk membatasi perdagangan internasional, seringkali dipahami sebagai upaya perlindungan bisnis dan pekerjaan lokal dari persaingan asing. Berdasarkan sistem yang dianut ini, Presiden Donal Trump mengeluarkan sebuah kebijakan luar negeri yang berisi mengenai kebijakan penaikan tarif impor produk China. Dengan adanya kebijakan tersebut, tentunya sangat menimbulkan kerugian terhadap China yang dimana pemasukan terbesar China ialah melalui kegiatan ekspor dan impor. Dengan adanya kebijakan tersebut, penulis berusaha menganalisis determinan yang memengaruhi keputusan Presiden Amerika Serikat yaitu Donal Trump di dalam mengeluarkan kebijakan luar negeri tersebut.
ADVERTISEMENT
Determinan Hubungan Internasional yang Memengaruhi Kebijakan Tarif Ekspor dan Impor Amerika Terhadap Produk Tiongkok
Berdasarkan buku Understanding Foreign Policy Decision Making oleh Alex Mintz dan Karl DeRouen tahun 2017 menyatakan terdapat determinan yang memengaruhi tiap negara di dalam mengeluarkan kebijakan luar negerinya masing-masing. Pada kali ini kita akan meninjau fenomena yang dibahas menggunakan determinan internasional yaitu strategic surprise yang merupakan sebuah serangan baik dengan kekuatan konvensional maupun soft power negara secara mendadak yang menyebabkan oposisi merasa terancam. Selanjutnya masuk ke determinan domestik yaitu economic interest yang terlihat pada arah pergerakan dari suatu negara dari segi keperluan pemenuhan ekonomi negaranya masing-masing. Faktor selanjutnya yaitu electoral cycles yang ditandai dengan arah kepentingan dari calon pemimpin yang akan memimpin nantinya di negara tersebut. Penulisan menggunakan landasan teoritis tersebut di dalam menganalisis kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang menaikkan biaya impor produk China ke negaranya.
ADVERTISEMENT
Pembahasan & Analisis
Presiden Amerika Serikat yang ke-45 yaitu Donal Trump sebelum menjabat dikenal sebagai pebisnis yang sukses. Dibalik sosoknya menjadi Presiden, Trump merupakan sosok yang kontroversial. Mata masyarakat Amerika pada tahun 2016 tertuju pada kampanye pemilihan presiden di bulan November. Banyak hal yang menarik perhatian salah satunya perbandingan perolehan jumlah delegasi setiap kandidat, saling menyerang secara verbal, sampai berbagai kontroversi yang ditimbulkan oleh trump yang banyak mengeluarkan pernyataan yang menyebabkan publik marah. Namun dibalik kontroversialnya sosok Donal Trump dia berhasil mengamankan posisi Partai Republik saat konvensi di Cleveland.
Slogan kampanye Donal Trump “Make America Great Again” sangat sesuai dengan visi misi kepemimpinannya. Strategi kampanye lainnya yang dilakukan Trump ialah melalui media daring yang lebih agresif dibanding oposisinya. Donal Trump mampu menarik perhatian publik Amerika dengan berbagai pernyataan-pernyataannya di media sosial twitter. Trump mendapatkan suara terbanyak dibandingkan dengan lawannya di pemilu Amerika Serikat. Selama masa kampanyenya, Trump menyampaikan visi misinya melalui beberapa program atau kebijakan salah satunya meningkatkan dana infrastuktur, memotong tarif pajak untuk bisnis serta individu, mengatur ulang perjanjian perdagangan terutama dengan China dan Meksiko yang berencana untuk mengurangi defisit perdagangan dengan menekan impor.
ADVERTISEMENT
Pada saat Trump menjabat sebagai Presiden AS ke-45, dia mengeluarkan kebijakan penaikan tarif impor produk China. Kebijakan yang dikeluarkan ini merupakan suatu rancangan kebijakan luar negeri yang dapat kita analisis ke dalam strategic surprise yaitu serangan mendadak melalui pengeluaran kebijakan luar negeri yang menyebabkan China merasa terancam. Akibat adanya kebijakan tersebut, Menteri Luar Negeri China memberi respon bahwa Amerika Serikat sepatutnya menjadi rekan bukannya musuh di dalam perdagangan. Perang dagang yang dimulai oleh Trump ini dinilai oleh Direktur IMF yaitu Christine Lagarde tidak menguntungkan siapapun.
Selanjutnya masuk ke dalam strategi Trump di dalam mempertahankan economic interest negaranya dengan menggunakan sistem proteksionisme. Proteksionisme adalah ketika suatu negara berusaha untuk mempertahankan ekonomi negaranya sendiri dengan melindungi industrinya dari persaingan global. Proteksionisme yang dicanangkan Trump adalah melindungi bisnis lokal dari daya saing pihak asing. Pendukung proteksionisme menyatakan bahwa kebijakan yang dikeluarkan memberikan keunggulan kompetitif dan menciptakan lapangan kerja. Sistem proteksionisme yang diberlakukan Trump dapat dilihat pada kebijakan yang dikeluarkan yaitu penaikkan tarif impor barang China ke negaranya. Kebijakan lainnya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kepentingan ekonomi Amerika Serikat adalah pemotongan pajak perusahaan AS yang saat itu mencapai 35% yang mengakibatkan perusahaan besar tidak memilih beroperasi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Arah kepentingan yang dapat dianalisis dari Presiden Donal Trump ialah pada saat kampanye ia memberi berbagai pernyataan yang fokus untuk memperbaiki kondisi ekonomi Amerika Serikat yang seiring dengan slogan kampanyenya “Make America Great Again” dan “America First”. Corak pemerintahan Trump yang fokus dengan urusan ekonomi Amerika Serikat sejalan dengan latar belakang Trump sebagai pebisnis sukses. Trump mencanangkan berbagai kebijakan yang berfokus kepada kepentingan ekonomi Amerika Serikat supaya dapat menjadi negara dengan masyarkat yang makmur daripada sebelumnya.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara pasti memiliki pertimbangannya masing-masing. Mulai dari keadaan negara, kepentingan negaranya, bahkan corak pemimpin yang memimpin akan terlihat melalui kebijakan yang dikeluarkan pada masa kepemimpinan mereka. Donal Trump sebagai pemimpin Amerika Serikat ke-45 yang terkenal sebagai pebisnis besar dan sukses telah menuntun Amerika Serikat dengan kebijakan yang dikeluarkannya. Mulai dari kebijakan yang mengacu pada sifat proteksionisme yang dapat dilihat dari kebijakan yang dikeluarkan yaitu penaikkan tarif impor produk China ke Amerika Serikat. Pengeluaran kebijakan luar negeri ini tentunya menimbulkan berbagai kontroversi. Namun jika dilihat dari sudut pandang Amerika Serikat, pengeluaran kebijakan tersebut tentunya tidak terlepas dari kepentingan negaranya. Melihat kondisi ekonomi global pada saat itu yang menyebabkan Amerika Serikat mengambil tindakan untuk bertahan dan menjadikan keadaan negaranya kembali stabil.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mintz, A., & Derouen, K. R. (2010). Understanding foreign policy decision making (hlmn.121–133). Cambridge University Press.
Waltz, K. (1979). Theory of International Politics. Addison-Wesley Publishing Company.
Jurnal
Seirafina, E., Jurusan, A., & Hubungan, I. (n.d.). Perang Dagang Amerika Serikat Dengan China: Trump Vs Xi Jinping?
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/26044/K.Jurnal.pdf?sequence=12&isAllowed=y
View of Analsis determinan yang mempengaruhi perdagangan luar negeri Indonesa terhadap dua negara yang terlibat perang dagang Amerika Serikat VS China. (2023).
Unja.ac.id.https://onlinejournal.unja.ac.id/paradigma/article/view/14342/11677
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini