Wujudkan Mimpi Mang Toha Mengubah Nasib Petani

Konten dari Pengguna
20 April 2017 1:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odesa Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wujudkan Mimpi Mang Toha Mengubah Nasib Petani
zoom-in-whitePerbesar
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Namanya Toha. Petani dari Kampung Waas, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung ini dulu hidup sengsara.Setelah berkecukupan ia memberi perhatian pada mereka yang tak mampu. 
ADVERTISEMENT
“Ada beberapa buruh tani, mencari nafkah dengan mengolah lahan perhutani. Sudah bertahun-tahun mereka bekerjasama untuk menyelesaikan persoalan ekonomi keluarganya. Ini saya sudah verifikasi secara langsung dalam kurun waktu 3 bulan,” kata Agung Prihadi, Sekretaris Odesa-Indonesia yang selama ini mendampingi pemberdayaan ekonomi di Kampung Waas.
Agung memberikan penilaian lain, peran Mang Toha dalam ruang lingkup kecil di Kampungnya itu layak didorong maju karena punya jiwa kepemimpinan. Banyak keluarga miskin di kampung Waas dan Tareptep yang perlu diberdayakan. Bahkan Odesa Indonesia menemukan 16 rumah rusak yang tidak layak dihuni. Anak-anak di dua kampung terdekat Toha, yaitu Waas dan Tareptep kebanyakan lulusan SD. Bahkan ada yang jebol SD.
“Toha punya jiwa kepemimpinan level perdesaan terutama urusan ternak dan tani. Banyak orang yang salut dengan kiprah Toha karena ia memiliki perhatian terhadap sesama,” kata Alumni Teknik Geothermal Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa 11 Mei 2017. Baca juga kisah Toha Perjalanan Hidup Toha 
ADVERTISEMENT
Niat Berubah
Sementara Toha mempunyai minat bergerak bersama petani lain dengan membentuk Organisasi kecil petani dengan tujuan bergerak bersama untuk kemajuan dan melepaskan kesulitan hidup. “Kalau kami butuh modal mesin pengolahan Kopi. Ini sudah mulai panen kopi. Kemudian modal Green House untuk pembibitan agar petani mendapatkan bibit murah, syukur nanti bisa digratiskan. Kedua, kami butuh bantuan modal tani untuk sayuran. Syukur-syukur bisa membangun 16 rumah yang tidak layak huni,” terangnya.
Agung yang menganalisa kebutuhan tersebut menghitung kebutuhan untuk mesin Depulper Harga 5.5 jt, Huller 6 juta =Rp 11,5 juta. Modal Green House Rp 30.000.000. Modal tani Kolektif Rp 32.000.000. Sedangkan untuk usaha pasca panen pertanian menggerakkan beberapa ibu rumah tangga membutuhkan permodalan usaha dan pembelian mesin pengolahan pasca panen singkong dan pisang cukup Rp 20.000.000. Total yang dibutuhkan adalah Rp 93.500.000. Dengan alokasi anggaran untuk program-program tersebut Agung yakin bisa meningkatkan pendapatan penghasilan petani.
ADVERTISEMENT
“Kami menyiapkan pendampingan program kegiatan dengan maksimalisasi kerja dengan model tanaman pekarangan dan penambahan jenis bibit tanaman obat sehingga hasil panen dari lebih bervariasi dan bertambah,” kata Agung.-Teguh/Odesa
Salurkan donasi Anda ke https://embed.kitabisa.com/modalpetani?ref=3b7ae
Wujudkan Mimpi Mang Toha Mengubah Nasib Petani (1)
zoom-in-whitePerbesar