Konten dari Pengguna

Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Tantangan Daya Beli Masyarakat

ODJIE SAMROJI
CEO Baraka Surya Digita & Founder Albirru Indonesia Foundation
8 Mei 2025 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ODJIE SAMROJI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Grafik pertumbuhan ekonomi yang melambat | Foto : pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Grafik pertumbuhan ekonomi yang melambat | Foto : pixabay
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan, seperti yang diungkapkan oleh Huda dalam rilis pers CELIOS. Menurunnya daya beli masyarakat menjadi sorotan utama yang perlu kita cermati. Dalam konteks ini, kita harus bertanya: Mengapa pertumbuhan ekonomi yang seharusnya menjadi indikator kemajuan, justru melambat di tengah harapan dan potensi yang dimiliki bangsa ini?
ADVERTISEMENT
Salah satu fakta mencolok yang disampaikan adalah penurunan indeks keyakinan konsumen dari Januari hingga Maret 2025. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin pesimistis terhadap kondisi ekonomi. Ketika daya beli melemah, konsumsi rumah tangga—yang merupakan pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi—juga terpengaruh. Pertumbuhan konsumsi yang hanya mencapai 4,89 persen pada kuartal pertama 2025, dibandingkan dengan 5,22 persen pada tahun sebelumnya, adalah sinyal bahwa masyarakat tidak mampu berbelanja dengan leluasa. Ini adalah peringatan dini bahwa ada masalah mendasar yang perlu segera diatasi.
Perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang sering kali menjadi momen penting dalam meningkatkan perekonomian melalui tradisi mudik dan konsumsi, ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan pada tahun ini. Ini menandakan bahwa masyarakat mungkin sudah berada dalam kondisi keuangan yang sulit, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan momen tersebut untuk berbelanja. Dalam konteks ini, kita perlu mempertanyakan kebijakan ekonomi yang ada. Apakah pemerintah cukup responsif dalam menghadapi tantangan ini? Apakah program-program yang ada benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat?
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi adalah ketidakmerataan distribusi pendapatan. Bank Dunia mencatat bahwa sekitar 60 persen penduduk Indonesia masih tergolong miskin. Ketika sebagian besar masyarakat tidak memiliki daya beli yang memadai, maka pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan sulit tercapai. Kita perlu mendorong kebijakan yang lebih inklusif, yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan angka, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dan akses terhadap layanan keuangan bagi masyarakat. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan keuangan, diharapkan mereka dapat lebih bijak dalam berbelanja dan berinvestasi. Ini adalah langkah penting untuk membangun ketahanan ekonomi di tingkat individu dan keluarga.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangatlah penting. Kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan konsumsi semata, tetapi juga harus fokus pada penguatan daya beli masyarakat secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bukanlah masalah sepele. Ini adalah cerminan dari kondisi masyarakat yang perlu kita perhatikan secara serius. Dengan memahami akar permasalahannya dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat berharap untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.