Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Membangun Koneksi Gen Z dan Bank Syariah
4 Mei 2025 15:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari ODJIE SAMROJI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an, kini mulai mengambil peran aktif dalam dunia ekonomi, termasuk dalam urusan keuangan dan perbankan. Di Indonesia, generasi ini merupakan kelompok demografis yang sangat besar dan memegang potensi strategis untuk masa depan industri keuangan, termasuk bank syariah. Sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital, Gen Z memiliki karakter unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya: mereka serba cepat, melek teknologi, kritis terhadap informasi, dan sangat peduli terhadap nilai-nilai sosial dan etika, termasuk dalam urusan keuangan.
ADVERTISEMENT
Bank syariah sebagai lembaga keuangan berbasis nilai-nilai Islam sebenarnya memiliki daya tarik tersendiri bagi Gen Z Muslim yang mencari keberkahan dan kehalalan dalam setiap aspek kehidupannya. Namun, untuk benar-benar menjangkau dan memenangkan hati generasi ini, bank syariah tidak bisa hanya mengandalkan label “syariah” semata. Diperlukan pendekatan yang lebih segar, modern, dan relevan dengan gaya hidup serta kebiasaan digital Gen Z. Mereka bukan hanya menginginkan produk keuangan yang aman dan mudah, tetapi juga yang sesuai dengan prinsip dan nilai yang mereka anut. Di sinilah tantangan sekaligus peluang besar bagi bank syariah di Indonesia.
Generasi Z memiliki kecenderungan memilih layanan yang cepat, transparan, dan mudah diakses melalui gawai mereka. Oleh karena itu, bank syariah harus mampu menyediakan layanan digital yang responsif, mulai dari pembukaan rekening secara online, aplikasi mobile banking yang intuitif, hingga layanan investasi syariah berbasis aplikasi. Mereka tidak akan ragu berpindah layanan jika merasa sebuah aplikasi bank terlalu rumit atau tidak “user friendly”. Kemudahan ini menjadi prasyarat mutlak dalam menarik dan mempertahankan nasabah dari kalangan Gen Z.
ADVERTISEMENT
Namun, kemudahan saja tidak cukup. Gen Z juga cenderung kritis dan ingin tahu lebih dalam mengenai sesuatu sebelum membuat keputusan. Maka, transparansi dan edukasi menjadi hal penting. Bank syariah perlu hadir di platform digital tempat Gen Z aktif—seperti Instagram, TikTok, dan YouTube—dengan konten yang ringan, informatif, dan menarik. Konten semacam “apa bedanya bank syariah dan konvensional?”, “kenapa riba dilarang?”, atau “cara investasi halal untuk pelajar” akan jauh lebih menarik jika dikemas secara kreatif dan menyenangkan.
Di sisi lain, masih banyak anggota Gen Z yang memiliki literasi rendah tentang keuangan syariah. Tidak sedikit yang masih menganggap bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional hanya beda nama. Ini menunjukkan perlunya gerakan literasi keuangan Islam yang lebih sistematis, terstruktur, dan didesain khusus untuk anak muda. Pendekatan yang terlalu formal dan normatif sering kali gagal menyentuh mereka. Sebaliknya, pendekatan yang dialogis, relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan menggunakan bahasa anak muda akan jauh lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Citra bank syariah juga perlu diperkuat. Generasi Z tidak suka pada institusi yang terkesan kaku dan terlalu birokratis. Mereka menyukai brand yang punya “kepribadian”, yang terasa dekat dan peduli. Maka, bank syariah perlu membangun narasi merek yang lebih hangat dan manusiawi. Kampanye sosial yang menyentuh, kolaborasi dengan influencer Muslim muda, atau gerakan sosial berbasis nilai keislaman dapat menjadi cara untuk menjalin keterlibatan emosional dengan Gen Z.
Pada akhirnya, Gen Z adalah generasi yang memiliki semangat perubahan dan keberanian mengeksplorasi pilihan hidupnya, termasuk dalam hal memilih institusi keuangan. Jika bank syariah mampu menjawab kebutuhan, nilai, dan ekspektasi generasi ini, maka loyalitas mereka bukan hanya akan terbentuk, tapi juga akan diwariskan ke generasi berikutnya. Bank syariah tak cukup sekadar hadir; ia harus mampu nyambung dengan jiwa muda zaman ini—modern dalam layanan, kuat dalam nilai, dan cerdas dalam membangun hubungan. (odj)
ADVERTISEMENT