Konten dari Pengguna

Berdakwah Virtual di Era Digital

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
16 Oktober 2020 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dakwah Virtual di Era Dijital. Sumber; freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dakwah Virtual di Era Dijital. Sumber; freepik.com
ADVERTISEMENT
Sejak kasus positif COVID-19 di Indonesia terdeteksi pertama kalinya pada tanggal 2 Maret 2020, maka sejak itu pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Era Kenormalan Baru hingga Adaptasi Kebiasaan Baru pun diterapkan di Indonesia hingga pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan tanggal 15 Oktober 2020, sebagaimana dilansir https://covid19.go.id, jumlah terpapar COVID-19 di Indonesia sebanyak 349.160 kasus positif, menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 12.268 kematian, 273.661 orang telah sembuh dan menyisakan 63.231 kasus yang sedang dirawat.
Imbas pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh sektor kehidupan di Indonesia terutama mereka yang bekerja di sektor informal termasuk para ustadz-ustadzah, kiai, dan guru mengaji yang selama masa pandemi COVID-19 sepi panggilan ceramah dan dakwah. Karena di antara mereka memang mata pencahariannya, ya..jadi ustadz, atau guru mengaji saja. Di tengah situasi saat ini, otomatis tidak bisa berjalan optimal, padahal mereka adalah aset ummat dan bangsa yang selama ini memberikan ilmunya dengan ikhlas untuk mencerdaskan anak-anak generasi penerus kita.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, bantuan banyak mengalir dari semua kalangan dari yang terekspos media maupun yang tidak. Namun bantuan tersebut sifatnya memang insidentil dan akan habis juga, sementara pandemi COVID-19 entah sampai kapan berakhir. Vaksin yang ampuh masih terus diuji coba sebagai ikhtiar pemerintah dan fihak-fihak terkait menghentikan laju korban terpapar, sementara perekonomian harus terus berjalan. Di sisi lain dakwah juga harus jalan terus meski dibatasi protokol kesehatan.
Makna dan Perintah Dakwah
Kita tinjau sejenak makna dakwah. Secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut da’i, sedangkan yang diseru disebut sebagai mad'u. Sementara secara terminologi menurut Quraish Shihab (2001), dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik dan lebih sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam Al Quran sendiri disebut kata-kata mengajak sebanyak 46 kali, 39 kali mengajak kepada Islam dan kebaikan, 7 kali mengajak menjaga dari api neraka dan kejahatan, dalam bentuk fi’il (pekerjaan) lebih dari 100 kali. Jadi berdakwah menjadi kewajiban kita untuk menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran semampu kita.
Ustadz Bahiyul Khuli dalam bukunya Tadzkiratud Du’a mendefinisikan dakwah sebagai suatu komunikasi yang ditimbulkan dari interaksi antar individu maupun kelompok manusia yang bertujuan memindahkan umat dari suatu situasi yang negatif ke situasi yang positif (dalam al-Firdaus, 2013)
Sebagaimana Allah berfirman: “Waltakum minkum ummatun yad’uuna ilal khair waya’muruuna bil ma’ruuf wayanhawna ‘anil munkar wa ulaa-ika humul muflihuun” yang artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali 'Imran: 104)
ADVERTISEMENT
Di ayat lain Al Quran, perintah berdakwah disebutkan: “Waman ahsanu qawlan mimman da’aa ilaa allaahi wa’amila shaalihan waqaala innanii minal muslimin”, yang artinya: “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fussilat: 33)
Perintah senada kita temukan pula di ayat: “Ud’u ilaa sabiili rabbika bil hikmah wal maw’izhatil hasanah wa jaadilhum billatii hiya ahsan”, yang artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl: 125)
Berdakwah dengan Video Conference Jadi Keniscayaan di Era Dijital. Sumber: Foto Pribadi Penulis Saat Berdakwah Virtual
Adopsi Teknologi Dakwah Virtual
Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah, banyak orang yang menggunakan media komunikasi baru yakni media komunikasi digital video conference. Untuk rapat dan webinar virtual dengan video conference mempunyai berbagai pilihan seperti Go To Meeting, Blue Jeans, Microsoft Team, Skype, Google Hangouts dan Cisco Webex, dan Zoom Meeting. Akhirnya, kita saksikan sekarang budaya komunikasi virtual menjadi suatu fenomena yang terus diterapkan di era dijital 4.0 sekaligus pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
Mau tak mau, para ustadz-ustadzah, kiai dan guru mengaji atau kita singkat menjadi para da’i-da’iyah harus beradaptasi dengan keadaan. Salah satunya adalah tetap mengajar ngaji dan berdakwah melalui kajian-kajian daring, dan berdaptasi dengan mengadopsi teknologi virtual dalam metode dakwahnya. Namun perlu diperhatikan juga adopsi teknologi komunikasi dakwah virtual tersebut membutuhkan tahapan-tahapan, pengertian, pembelajaran dan pembiasaan dari para da’i-da’iyah yang berdakwah tersebut tersebut. Meminjam istilah sang teorisi komunikasi Everett M. Rogers (1995), apakah menjadi early adopter atau late adopter.
Yang pasti bila tak mengikuti perubahan teknologi, maka kita akan tertinggal dan tergerus oleh perubahan zaman karena mengikuti perkembangan teknologi merupakan kunci menuju kemajuan dan perubahan termasuk para da’i-da’iyah pelan-pelan harus menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi dan teknologi sesuai zamannya baik dipelajari dan diimplementasikan sendiri maupun dibantu oleh tim khusus dari para da’i-da’iyah, atau difasilitasi oleh pihak pengundang para da’i-da’iyah tersebut.
ADVERTISEMENT
Yuks, Terus Semangat Berdakwah, “ballighu ‘anni walaw ayat”.