Konten dari Pengguna

Empat Manfaat Tradisi Haul

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
19 Oktober 2020 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebuah Haul Tokoh di Jakarta. Sumber: okezone.com
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah Haul Tokoh di Jakarta. Sumber: okezone.com
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, lazim kita dengar dan saksikan tradisi yang bernama haul. Tradisi haul biasanya diadakan untuk tokoh-tokoh besar Islam mulai dari haul wali songo, habib, masyayikh dan kyai. Kegiatan haul biasanya diisi dengan pembacaan Alquran, zikir, tahlil, kisah sang tokoh, doa, ceramah agama, makan bersama dan diakhiri dengan ziarah ke makam sang tokoh.
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, haul berarti satu tahun, sebagaimana dinyatakan dalam buku "Peringatan Haul Ditinjau dari Hukum Islam" dari KH. Hanif Muslih. Secara istilah, bermakna peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya tokoh masyarakat.
Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang yang sudah tiada dan sebagai pengingat kematian, sebagaimana nasehat ulama: “Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho”, yang artinya “Cukuplah Kematian Sebagai Pemberi Nasehat”. Banyak kita saksikan orang yang hidup lupa akan kematian, bak hidup 1000 tahun lamanya. Maksiat, berbuat zholim, korupsi, sikut sana sikut sini, tak ingat kematian selalu mengintainya.
Lalu, apa saja manfaat haul bagi penyelenggaranya maupun yang dihaulkan? Berikut empat manfaat yang penulis bagi dari ceramah penulis pada sebuah acara.
ADVERTISEMENT
Pertama, manfaat bagi orang yang dihaulkan. Mengapa? Karena karena didoakan oleh banyak orang. Orang yang sudah dikubur seperti orang yang tenggelam di laut. Dikasih apa saja tidak akan mau. Dikasih uang, mobil, tidak akan mau. Yang dia mau ban mobil buat ngapung. Sama seperti orang yang sudah di kubur. Yang dia perlu adalah kiriman doa dari orang yang hidup.
Allah berfirman dalam Q.S. AL Hasyr: 10: “Walladziina jaa-u mim ba’dihim yaquuluuna, Robbanaghfirlanaa wali ikhwaaninalladzina tsabaaquna bil ‘iman, walaa taj’al fii quluubina ghillan lilladzina aamanu, robbanaa innaka ro’ufurrahiim”, yang artinya: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdoa: “Yaa Rabb Kami beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.
ADVERTISEMENT
Dari Q.S. Al Hasyr tersebut menunjukkan bahwa di antara bentuk kemanfaatan yang dapat diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah doa. Ayat tersebut mencakup umum yaitu doa yang ditujukan pada orang yan masih hidup dan orang yang telah wafat.
Pada Riwayat lain, ada pula anak yang bertanya pada Rasulullah SAW: “Bagaimana cara berbakti pada orangtua yang sudah wafat? Kata Rasul: “Ash-sholaytu ‘alayhima”, yang artinya: “Doakan keduanya”.
Kedua, manfaat buat pihak yang mengadakan haul. Bagi yang mengadakan haul, supaya ingat kembali pada tokoh yang dihaulkan bahkan orangtua atau leluhur yang sudah mendahului. Sungguh kematian itu tidak mengenal usia, baik yang muda apalagi yang tua. Janganlah bangga sama umur muda, punya tubuh segar, wajah tampan/cantik, Kesehatan terjamin, mengira akan jauh dari kematian.
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, masih muda udah punya pabrik gula, cincin bukannya dipake di jari malah dipake di jantung, Apalagi sakit stroke, berat se-Truk mah, se-Colt PickUp aja berat. Artinya kematian dan sakit tidak kenal usia, kapan saja dapat menimpa seseorang.
Umur manusia tambah lama tambah berkurang, berbeda dengan zaman dulu. Nabi Adam (1000 th), Nabi Idris (865 th), Nabi Nuh (950 th), Nabi Hud (467 th), Nabi Ibrahim (200 th), Nabi Musa (120 th), Nabi Daud (100 th), Nabi Isa (33 th), Nabi Muhammad (63 th) dan Umat Nabi Muhammad SAW (50-70 th)
Allah berfirman dalam QS Al A’raf: 34, setiap umat mempunyai batas waktu: “Wali kulli ummatin ajlun fa-idzaa jaa-u, ajluhum laa yastak-khiruuna sa-atan walaa yastaqdimuun”, yang artinya: “Dan setiap umat mempunyai batas waktu maka apabila telah datang batas waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannnya”.
ADVERTISEMENT
Ketiga, manfaat haul untuk memperkuat silaturahim dan ukhuwah antar warga. Dalam acara haul kita dapat bertemu saudara, teman, senang dan bahagia kumpul bersama-sama. Habis acara, jamaah pulang dibawain besek. Rizki itu, seneng Bahagia, insya Allah panjang umur.
Dengan silaturahim, maka mempermudah rizki dan memperpanjang umur sebagaimana hadist Nabi SAW: “Man sarrohu ayyubsato lahu fii rizqihi wa ayyunsa’a lahu fii atsarihii fal yasil rohimahu”, yang artinya: “Barang siapa yang dingin dikekalkan dalam rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka supaya menyambung famili (silaturahim)” (HR. Bukhori).
Keempat, manfaat haul sebagai ibrah/ pelajaran/ hikmah bagi ummat. Dengan acara haul menjadi ibrah/pelajaran bagi ummat bahwa setiap orang akan berniat/ berusaha menjadi figur yang memberikan kesan baik supaya jadi perbincangan baik bagi orang-orang yang ditinggalkan/dunia seperti maqalah Imam Duraits: “Innamal mar’u haditsun ba’dahu, fakun haditsun hasanan liman wa’a, walaysal mar’u yuuladu ‘aliman", yang artinya; “Manusia akan menjadi perbincangan setelah ia tiada, maka bagi orang yang berakal akan berusaha menjadi perbincangan yang baik, maka jadilah figur yang dapat memberikan kesan baik”.
ADVERTISEMENT
Maka berusahalah jadi “Khoyrunnaas ‘anfa uhum linnaas”, yang artinya: ”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Bukhari Muslim).
Alangkah bahagianya sang tokoh yang dihaulkan atau orangtua/ guru yang sudah wafat melihat anak/ murid yang mendoakannya bersama sahabat, tetangganya, bahkan banyak orang lainnya. Semoga almarhum/ah tenang, terang dan luas di alam kuburnya serta dijadikan kuburnya taman dari taman surganya Allah SWT. Aamiin.