Istri Shalehah, Sebaik-Baik Perhiasan Dunia

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2020 5:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Istri Shalehah. Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Istri Shalehah. Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
Semua orang tua pasti bercita-cita mendapatkan anak yang shaleh. Tapi yang perlu difikirkan adalah bagaimana mencetak anak shaleh jika orang tuanya tidak shaleh. Sebagaimana analogi yang dikutip dari Kitab Ta’lim Muta’allim karangan Syekh az-Zarnuji mengatakan: “Karena bagaimana mungkin kayu yang bengkok menghasilkan bayangan lurus”. Artinya bagaimana mau membentuk anak shaleh-shalehah jika orang tuanya belum shaleh-shalehah”.
ADVERTISEMENT
Jadi orang tuanya haruslah shaleh dan shalehah dulu jika ingin membentuk anak shaleh/ shalehah. Begitu pun penghuni rumah, harus shaleh dan shalehah. Misalnya sebagai imam dalam rumah tangga, suami harus memperlakukan istrinya dengan baik sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Annisa’ 19:“Wa asyriruhunna bil ma’ruuf”, yang artinya: “Dan pergauilah isterimu dengan baik”
Terutama sang Ratu Rumah tangga, sang istri juga harus shalehah. Makanya Rasulullah SAW sampai bersabda bahwa dunia dalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri shalehah. “Addunya kulluhaa mata’, wa khoyru mata’uddunya al mar’atushshalehah”, yang artinya: “Dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalehah” (HR. Muslim, Ahmad dan Annasa’i).
Isteri Shalehah
Sampai Haji Rhoma Irama mengabadikan dalam lagunya: “Setiap keindahan perhiasan dunia, hanya istri salehah perhiasan terindah. Setiap keindahan yang tampak oleh mata, Itulah perhiasan, perhiasan dunia. Namun yang paling indah di antara semua, Hanya isteri shalehah, isteri yang shalehah”.
ADVERTISEMENT
Jika istri shalehah, maka beruntunglah sang suami karena sang istri akan membuat hati menjadi tenang, hati tenang fikiran terang. Cari nafkah jadi benderang, seperti pantun: “Akar gantung melentur rendah, Dahan meranti bercabang dua. Sungguh beruntung beristeri salehah, belahan hati penenang jiwa”
Lalu siapakah itu istri shalehah? Dalam Al Quran disebutkan dalam QS An Nisa’ 34 dan Al Ahzab: 32: “Takut pada Allah dan Rasulullah, memelihara diri saat suami tak ada, dan Memakai pakaian menutup aurat dan tidak pamer kecantikan (tabarruj) atau aurat seperti wanita Jahilliyah”
Oleh karena itu pula istri shalehah ini menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang Bahagia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Arba’un min sa’adatil mar’i. Antakuna zaujatuhu shalihatan, wa aulaaduhul abrara, wa khulathoouhu shalihiin, wa anyakuna rizkuhu fii baladihi" , yang artinya: “Ada empat perkara yang dapat membuat kebahagiaan seseorang: adanya istri-istri yang shalehah, adanya anak-anak yang baik, pergaulannya dengan orang-orang saleh, dan rezekinya dekat dengan tempat tinggalnya”. (H.R.Ibnu Assakir)
ADVERTISEMENT
Wanita Shalehah Melahirkan Para Nabi-Nabi
Dari istri shalehah ini pula nantinya akan dilahirkan anak-anak shaleh/ shalehah. Sejarah mencatat dari wanita-wanita shalehah menghasilkan generasi shaleh/ shalehah, misalnya: “Nabi Ibrahim dilahirkan dari seorang Bapak bernama Azar yang membuat patung-patung sesembahan rakyatnya Nabi Ibrahim. Sementara ibunya “Umayla’ adalah wanita shalehah yang melahirkan Nabi Ibrahim. Dan Nabi Ibrahim yang bergelar Khalilullah (Kesayangan Allah) menghasilkan Nabi-Nabi sebanyak 18 orang keturunannya jadi Nabi, makanya dikenal juga Nabi Ibrahim sebagai Abul Ambiya’ (Bapaknya Para Nabi).
Anak-anaknya yang jadi Nabi, yakni: Nabi Ishaq, Nabi Ismail, Nabi Syu’aib a.s. Dari Nabi Ishaq menurunkan Nabi Ilyas, Nabo Yusuf, Nabi Ayyub, Nabi Dzulkifli, Nabi Musa, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Nabi Harun, Nabi Ilyas, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yunus, Nabi Isa a.s. Sementara dari Nabi Ismail menurunkan Sayyiduna Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Makanya penganten baru harus baca doa sebelum campur suami isteri: “Allahumma Jannibnasy-Syaithaan wa jannibnasy-Syaithaan maa rozaqtanaa”, yang artinya: “Ya Allah jauhkanlah kami dari perbuatan syetan dan jauhkanlah syetan kepada apa yang Engkau rizqikan kepadaku”.
Kita Berada di Zona Masing-Masing
Buat para calon-calon pengantin atau yang masih belum menikah atau jomblo bahagia. Ada yang bilang jomblo mah status, yang bener single atau apalah laqob gelarnya. Jangan sedih dan jangan gundah. “Dapet undangan nikahan mulu’, kapan gua yang ngundang”.
Penulis katakana, “Tetap berhusnuzhzhon pada Allah, tandanya kita adab sama Allah. Tetap semangat tak putus asa berdoa dan berikhtiar. Ingat: “Bukanlah seberapa cepat engkau menikah, tapi renungkan pula seberapa lama engkau dapat mempertahankan pernikahanmu”.
ADVERTISEMENT
Tetaplah ikhtiar sambil terus berdoa untuk dapat pasangan dan menikah kelak. Karena nikah adalah sunnah Nabi SAW: “an-nikahu sunnati, man raghiba ‘an sunnati falaisa minni”, yang artinya “nikah itu sunnahku, dan yang tidak mau mengikuti sunnahku, tidaklah termasuk umatku”
Sungguh, kita berada dalam zona waktu masing-masing. Jayapura dua jam lebih cepat dari Bogor. Keduanya bekerja sesuai zona waktu masing-masing. “Ada orang yang masih sendiri, adapula yang sudah dikaruniai anak dalam setahun pernikahan”.
Ada pula yang sudah belajar Bahasa Arab sejak Tsanawiyah, wafatnya usia 45 th. Ada yang belajar Quran usia 60 tahun, eh mampu baca Quran hingga usia 90 tahun karena dikaruniai umur panjang. Allah punya rencana berbeda untuk masing-masing orang, waktu berbeda untuk setiap orang.
ADVERTISEMENT
Jadi, kita tidak terlambat. Namun anda juga tidak lebih cepat. Anda sangat tepat waktu. Tetaplah kejar keberkahan Allah dalam usia dan waktumu. Yang diperlukan hanya satu: Kesungguhan! “Man jadda wa jada!”.