Konten dari Pengguna

Langkah Mencetak Anak Saleh (2): Setelah Anak Lahir

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
29 Oktober 2020 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi. Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi. Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
Apa yang harus dilakukan saat anak lahir? Apa sunnah-sunnah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW? Artikel ini adalah bagian kedua tentang langkah mencetak anak saleh. Langkah pertama yakni sebelum anak lahir telah kita bahas, sekarang setelah anak lahir kita kupas.
ADVERTISEMENT
Setelah anak lahir menjadi momentum selanjutnya dalam mencetak anak saleh. Saat anak lahir ke dunia sunnah diadzani di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri oleh sang bapak atau kakeknya. Mengapa? Karena saat anak lahir, ada jin yang namnaya Ummu Shibyan yang suka mengikuti kelahiran seorang bayi. Adzan berguna menolak gangguan tersebut. Selain itu, untuk mengenalkan kalimat Tauhid pertama kalinya kepada sang anak.
Memperbagus Nama dan Budi Pekerti Anak
Setelah diadzan dan diiqamatkan, memberi nama yang bagus dan mendidik anak dengan baik adalah langkah selanjutnya sebagaimana disabdakan Nabi SAW, hadits diriwayatkan Al-Baihaqi dari Sahabat Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda : "Haqqul Waladi 'Alaa Waalidihi an Yuhsina Ismahu wa Yuhsina Adabahu", yang artinya "Hak anak yang harus diberikan oleh Orang tua nya adalah memberikan nama yang baik dan mendidik anaknya dengan baik".
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Di yaumil qiyamah, kalian akan dipanggil sesuai nama dan bapak kalian. Karena itu baguskanlah namau karena “al ismu ‘ad-du’a’, nama adalah doa. Nama yang disukai Allah adalah Abdullah, Abdurrahman. Juga dibolehkan memberi nama Nabi dan Malaikat Allah.
Kadang-kadang orang suka memberi nama seperti akronim atau singkatan-singkatan. Sebagaimana tempat lahir sang bayi, maupun saat-saat istimewa, misal: bayi lahir di Rumah Sakit Islam jadi “Rusais”. Ada juga yang dinamai "Sarbo’ah", karena bukaan hari Rabo lahirnya Jum’at.
Dahulu, zaman Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab r.a., ada seorang bapak marah-marah sama anaknya. Lalu si anak mengadu pada sang Khalifah. “Wahai Tuan, apakah seorang anak mempunyai hak pada orang tuanya?”. “Ya, jawab Sayyidina Umar”. “Apakah hak tersebut, Tuan,” tanya sang anak lagi.
ADVERTISEMENT
Lalu Khalifah Umar menjawab: “Hak anak dari orang tua adalah, diberi nama yang baik, diajarkan Al Quran dan Sunnha dan dicarikan ibu yang salehah (saat sang bapak mencari isteri). Sang anak berkata lagi,” Tuan, aku diberi nama Ja’lan (Kuda Liar), aku tak diajari Quran dan ibuku musyrik”.
Sayyidina Umar pun menemui sang Bapak si anak. “Sebelum anakmu durhaka, kamu (bapaknya) lebih durhaka pada anakmu,” ujar Umar tegas. “Siapa orang yang ingin anaknya saleh, penuhi tiga kriteria tersebut,” imbuh Umar.
Aqiqah
Langkah mencetak anak saleh setelah anak cukup umur dan siap adalah melaksanakan aqiqah. Nabi SAW bersabda: “Kullu ngulimin murtahanun bi ‘aqiqatihi”, yang artinya “Setiap anak tertuntut/tergadai dengan aqiqahnya”. Aqiqah berarti memotong atau memutus. Sedangkan arti syar’i-nya adalah menyembelih kambing untuk anak yang baru lahir pada hari ketujuh kelahiran.
ADVERTISEMENT
Hukum aqiqah adalah Sunnah Mua’akkad menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal. Sementara Imam Hanafi menyatakan tidak wajib disyari’atkan. Disisi lain ada ulama yang mewajibkannya yakni Imam Hasan Bashri, Al Laits dan Ibu Sa’ad.
Aqiqah diutamakan pada hari ketujuh, empat belasm dua puluh satu, atau kapan saja jika mampu. Daging aqiqah disedekahkan dalam keadaan matang dan sebagian boleh dimakan sendiri, diusahakan tulangnya tidak pecah, dipotong tepat persendian supaya kondisi bayi kuat kelak. Bumbu masakan dimaniskan supaya akhlak si anak jadi manis/bagus karena Rasulullah SAW juga senang yang manis dan madu. Bedanya kambing aqiqah dengan kambing qurban adalah kalau kambing qurban dagingnya masih mentah.
Doa yang biasa dibaca saat menyembelih kambing aqiqah adalah: Shalawat Nabi diikuti doa “Allaahumma minka ‘alaika taqabbal hadzihi aqiqah min …..(nama anak)….bin ….(nama ayah sang anak).
ADVERTISEMENT
Penyembelihan kambing aqiqah ini dapat dilakukan oleh sang Bapak si anak sendiri atau biasanya langsung ditangani oleh pedagang kambing aqiqah seperti yang banyak dilakukan di Indonesia umumnya. Kepraktisan sepertinya jadi alasan keluarga yang menyelenggarakan aqiqah dengan memesan daging kambing aqiqah kepada para pedagang. Jenis sajiannya pun dapat dipilih sesuai paket, ada sate, gule, sop, plus pernak pernik pelengkap hidangan makan lainnya seperti acar, kerupuk, buah hingga air minum kemasan yang dikemas praktis dalam kotak berlabel pedagangnya.
Hikmah Aqiqah menurut para ulama adalah pengorbanan yang mendekatkan anak pada Allah di masa awal kehidupan, tebusan bagi anak dari berbagai musibah sebagaimana Allah telah menebus Ismail a.s. dengan sembelihan besar, sebagaimana pembayaran hutang anak agar kelak di hari kiamat dapat memberikan syafa’at untuk orang tuanya, medium rasa syukur atas keberhasilan melaksanakan syari’at Islam, dan mempererat tali silaturahmi antar anggota masyarakat.
ADVERTISEMENT
Masih dalam rangkaian aqiqah, adalah rambut yang dicukur dalam mahalul qiyam digabung rambut yang dicukur setelah acara dikumpulkan, ditimbang, dikonversikan dengan harga emas atau perak yang berlaku saat itu sesuai daerah bayi berada.
Rasulullah SAW memerintahkan Sayyidatuna Fatimah Azzahra untuk menimbang rambut Sayyidina Husein dan bersedekah emas seberat timbangan rambut Sayyidina Husein dan memberikan hadiah khusus berupa paha/ kaki kambing kebidan yang menolongnya.
Demikian bagian kedua langkah mencetak anak saleh. Langkah ketiga akan dibahas di artikel selanjutnya yakni mendidik anak dalam budi pekerti, akhlak dan adab. Wassalaam.