Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Marhaban Yaa Ramadhan
12 April 2021 22:48 WIB
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Pergi ke Medan mampir di Langsa, Di Syahbandar membeli nangka.
ADVERTISEMENT
Jelang Ramadan mari berpuasa, agar terhindar dari api neraka”
Alhamdulillah kita diizinkan kembali berjumpa dengan Ramadhan. Ketetapan sidang isbat awal Ramadhan yang jatuh pada Selasa, 12 April 2021, telah disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi persnya, pada Senin (12/4).
Sesaat setelah ditetapkan, adzan Isya’ pun bergema. Marhaban Yaa Ramadhan. Selamat Datang Ramadhan. Saya pun bergegas menuju Masjid Ar Royyan dimana saya menjadi salah satu pengurus, sekaligus ditunjuk sebagai panitia Ramadhan 1442 H.
Tak sabar rasanya menyampaikan informasi yang saya dapat barusan ke teman-teman pengurus lainnya. Meskipun sudah siap apapun hasilnya, namun ketetapan Pemerintah sebagai Ulil Amri menjadi pemutus semua ketetapan. Kaidah Fiqh ‘Hukmul Haakim Ilzaamun Yarfa'u Al-Khilaf'’ yang bermakna ‘Keputusan hakim adalah suatu yang harus ditaati sebagai pemutus perbedaan’ menjadi pegangan kami para pengurus masjid dalam penetapan awal Ramadhan 1442 H.
ADVERTISEMENT
Saudara, sebagaimana sering kita dengarkan dari ceramah para Ustadz, Ramadhan adalah bulan yang paling mulya di antara 12 bulan yang ada dalam 1 tahun Hijiriyah. Kenapa? Karena dalam bulan ini selain diwajibkannya berpuasa bagi orang-orang yang yang beriman, juga dalam bulan ini diturunkannya Kitab Suci Al Quran dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah.
Dalam kitab sucinya, Allah berfirman: “Syahru ramadhanalladzi unzila fīhil-qur`aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudā wal-furqān.” Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).(Al Baqarah: 185)
Bahkan menurut Tafsir Ibnu Katsir juz I Hal. 380, Ramadhan adalah bulan diturunkannya Kitab Taurat kepada Nabi Musa, Kitab Zabur kepada Nabi Daud dan Kitab Injil kepada Nabi Isa. Alhamdulillah juga Allah masih mengizinkan kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sambil terus berikhtiar melawan pandemi di negeri ini.
ADVERTISEMENT
***
Salah satu ikhtiar yang sudah saya jalani adalah ikhtiar vaksinasi Covid-19. Laporan dari Satgas Masjid Ar Royyan kepada saya, bahwa jama’ah cukup ramai walau tak seramai saat suasana masih belum ada si virus SARS-Cov-2, ya terakhir di tahun 2019. Teringat kembali masa-masa Ramadhan lalu. Terutama perbedaan signifikan antara hari pertama dan hari-hari terakhir Ramadhan.
Biasanya, puasa hari pertama masjid penuh, jalanan lengang. Puasa hari terakhir, jalanan penuh masjidnya lengang. Entah di Ramadhan 1442 H ini. Namun kondisi-kondisi tersebut, tidak menafikkan atmosfir ibadah di bulan Ramadhan yang memang berbeda rasanya dibanding hari-hari di luar Ramadhan.
Saudara pasti sepakat, jika ibadah Ramadhan rasanya nikmat dan sejuk. Bagaimana tidak nikmat? Yang tidak biasa bangun malam, jadi bangun malam. Walaupun ada yang sahur saja, namun sangat banyak yang memanfaatkannya waktu sepertiga malamnya untuk qiyamul lail, baca Quran, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Atmosfir Ramadhan memang membuat kita giat beribadah. Hal ini tepat seperti yang digambarkan Nabi SAW: “Idza ja’a ramadhanu futihat abwabu al-jannati wa ghulliqat abwabun-naari wa suffidatisy-syayathin.” Artinya: “Jika datang bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan ditutup pintu neraka dan diikat para syaitan” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a.)
Jadi memang Saudara, bawaannya ibadah jadi nyaman, belum lagi nilai-nilai ibadah di bulan Ramadhan dilipat gandakan 70 kali lipat untuk ibadah wajib dan yang sunnah setara dengan yang fardhu. Dan satu lagi yang istimewa, di bulan Ramadhan adalah barang siapa yang beribadah tepat di malam Lailatul Qodar maka nilai pahalanya lebih baik dari 1000 bulan (lebih kurang 83 tahun). Sebagaimana Firman Allah: “Lailatul-qadri khairum min alfi syahr” yang artinya “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
ADVERTISEMENT
***
Keistimewaan Ramadhan lainya adalah Allah berikan dua cahaya. Di dalam hadits Qudsi Allah berkata pada Nabi Musa a.s.: “A’thaitu li ummati Muhammad SAW, nuraini kayla yarudduhum zulmatan: Nuurul Quran wa Nurul Ramadhan.”
Yang artinya : Dua cahaya yang akan menaungi umat Nabi Muhammad SAW dari dua kegelapan lainnya yakni Kegelapan Kubur (zulmatal qobri) dan kegelapan kiamat (zulmatal yaumil qiyamah) adalah cahaya Quran dan Ramadhan. Dengan shaum kita di siang hari dan baca Quran kita di malam hari maka shaum dan Quran tersebut akan menjadi dua pengacara kita di yaumil akhir nanti.
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi SAW pernah bersabda bahwa Ash-shaum memohon pada Allah: “Ya Rabb, Laqod mana’tu akla, wa syurba, wa syahwatan naharon, fa syafa’anni fiih.” Yang artinya: “Ya Tuhan, engkau telah melarang makan, minum dan syahwat pada siang hari, berikanlah syafa’atmu untukku agar aku menolongnya.”
ADVERTISEMENT
Begitu juga Quran bermohon yang sama kepada Allah: “Yaa Rab, laqod mana’tu hunnauma laylan, fasyfa’anni fih”, yang artinya: “Ya Tuhan, Engkau telah melarang tidur di malam hari untuk membaca Quran, berikanlah syafa’atmu untukku agar aku menolongnya.” Lalu Allah menjawab: “Na’am Shaum, Na’am Quran, Laqod syafa’atu fiih”; yang artinya: Baik Puasa, Baik Quran, aku berikan syafa’atku.
***
Namun saudara, yang namanya ibadah termasuk puasa pasti berat. Meski sudah disebutkan di awal-awal tadi betapa Allah dan Rasulullah SAW memberikan gambaran pahala dan balasan orang-orang yang berpuasa, kadang masih saja ada orang yang tidak puasa. Terang-terangan dan vulgar ngopi, ngerokok, ninggalin sholat, subuh kesiangan, zhuhur kerepotan, ashar di jalan, maghrib kecapean dan Isya’ pun ketiduran.
ADVERTISEMENT
Kita saksikan berapa banyak orang yang meninggalkan puasa padahal tidak ada udzur yang menghalangi. Timbang sakit bisul, cantengan tangan, ada yang buka puasa. Atau karena kesiangan ada juga yang tidak puasa. "Takut nggak kuat,” katanya singkat. Laa hawla walaa quwwata illa billah.
Saudara, meskipun katanya setan dibelenggu di bulan Ramadhan, namun ada juga setan berwujud manusia selain Jin : ….“minal jinnati wannaas”, Misal ngajak ngabuburit, parkiran di depan danau, indahnyaa…dan diakhiri dengan ngajak buka puasa bersama. Akhirnya ada yang salat Maghrib waktunya terlewat, pulang pun kemalaman, hingga Isya’ pun bablas.
Mudah-mudahan kita semua yang berpuasa di Ramadhan 1442 H ini hingga penuh, Insya Allah kita dapat memasuki Surga dari pintu Ar Royyan, yakni pintu untuk orang-orang yang berpuasa. Sabda Nabi SAW: “Inna fil jannati baaban yuqoolu lahur royyaanu yadkhulu minhush shooimuuna yaumaul qiyamaati”.
ADVERTISEMENT
Yang artinya, “Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang disebut “Ar Rayyan”. Di dalamnya masuklah orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. ” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Mari Saudara, kita hadapi rintangan puasa dengan sekuat tenaga, Jadikan puasa yang amat mulya ini menjadi ajang berlomba meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan, supaya kita termasuk orang-orang yang beruntung.
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas LIPI