Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nikmatnya Menyesap Kopi Bis Kota dan Liong Bulan, Kopi Legendaris Jakarta-Bogor
30 Mei 2021 16:55 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menghabiskan masa muda di Jakarta dan masa berumah tangga di Bogor, tak pelak membuat saya telah mengenal dan menyesap nikmatnya rasa kopi khas dua kota ini, yakni Kopi Bis Kota dan Kopi Liong Bulan. Bagi Saudara yang pernah menyesap dua merk kopi yang saya sebutkan, maka beruntunglah saudara telah merasakan nikmat kopi yang telah dianggap legendaris bagi warga Jakarta dan Bogor.
ADVERTISEMENT
Saya pun tergelitik menulis dua kopi legendaris di kota yang pernah dan masih saya diami. Kopi Bis Kota yang berasal dari Jakarta dan Kopi Liong Bulan yang berasal dari Bogor, adalah dua merk yang senantiasa saya nikmati bersama kawan-kawan saat pengajian usai.
Tak afdal rasanya memang kalau berbincang santai tak ada selingan kudapan yang dikunyah dan minuman yang diseruput. Seserius—seriusnya perbincangan, pasti membutuhkan selingan minimal minuman. Dan yang paling pas untuk menemani adalah kopi panas. Dinginnya malam menjadi tak terasa jika kita menghirup aroma kopi yang khas ditambah kekentalan kopi saat diseduh, membuat kenikmatan yang tiada tara saat dihirup.
Baiklah Saudara, tanpa berpanjang kalam, mari saya perkenalkan dua kopi legendaris Jakarta dan Bogor.
ADVERTISEMENT
#1. Kopi Bis Kota
Kopi yang sudah ada sejak zaman Kakek saya hidup di Jakarta ini, awalnya dikenal dengan nama Kopi Terompet merujuk keberadaan terompet di atas bis, namun akhirnya berubah namanya menjadi Kopi Bis Kota seiring disematkannya gambar bis kota berplat nomor B 1943 D yang menandai lahirnya si kopi di dunia perkopian tanah air. Wuiih, 1943?
Meskipun kemunculan kopi-kopi merk baru kemasan saset dengan merk beragam menggempur eksistensinya, namun hingga kini Kopi Bis Kota tetap bertahan. Jenis kopi yang menjadi andalannya adalah jenis robusta yang didatangkan langsung dari Lampung.
Kopi Bis Kota dikemas dengan kertas kopi warna cokelat 100 gram yang dijual dengan harga 8.000 rupiah dan kemasan 250 gram yang dijual seharga 17.000 rupiah. Ada pula jenis Arabika 250 gram, dihargai 47.500 rupiah, dan didatangkan langsung kopinya dari Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Untuk jenis robusta, selain aroma khas yang menyengat hidung, menurut saya kopi robusta khas kopi Bis Kota tidak terlalu berat di lidah. Apalagi untuk newbie dalam dunia perkopian. Tidak akan membuat kapok bagi yang pertama kali menyesap kopi, yang biasanya pahitnya duluan dikesankan.
Untuk takaran gula, tentu saja tergantung selera. Kalau senior penikmat kopi, biasanya enggan memakai gula. Lagi-lagi kembali pada selera. Yang pasti, kalau mampir ke Jakarta, sempatkan nitip minta dibelikan atau dijadikan oleh-oleh teman dari daerah yang kebetulan dinas ke Jakarta.
#2. Kopi Liong Bulan
Saudara, kita beranjak ke kopi Liong Bulan legendarisnya kopi khas Bogor. Kopi yang identik dengan kemasan saset-nya ini mempunyai ciri khas gambar sang naga hijau berpasangan dengan bulan sabit kuning yang sedang tersenyum simpul, membuatnya gampang dikenali dalam deretan gantungan berbagai jenis kopi saset masa kini di warung-warung kopi seputaran Bogor.
ADVERTISEMENT
Usia kemunculan kopi liong bulan hanya berjarak dua tahun saja dengan kopi bis kota, yakni tahun 1945. Menurut cerita dari turun temurun, saat para pejuang berangkat ke medan perang tahun 1945, mereka minum kopi Liong Bulan dulu sebagai penyemangat. Mantap!
Sampai saat ini, meskipun harganya murah dengan harga 21.000 rupiah per 1 pack isi 30 saset (tanpa gula), ada pula kemasan 2 in 1 yang disertai gula, persaset-nya 2000 rupiah, kopi Liong Bulan telah mendapat tempat di hati para penikmat kopi di Bogor. Di warung-warung kelontong di Bogor selalu menyediakan kopi merk Liong Bulan ini. Kalau di warung-warung lebih dikenal dengan istilah satu renceng berisi 10 saset.
Kalau kata kawan-kawan saya yang asli Bogor, dengan harga yang ramah di kantong tapi tidak mengurangi harumnya aroma kopi, dan rasanya nampol. Dari aroma dan rasanya, nampol-nya si kopi sepertinya disebabkan liong bulan menggunakan kopi jenis arabica.
ADVERTISEMENT
Menemukannya sangat gampang di Bogor. Ya, ialah karena memang pabriknya di Bogor, tepatnya di Jalan Bintang Mas, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, dekat dengan rumah dan kantor saya. Makanya, kantor saya pun selalu menyajikan kopi Liong Bulan ini kepada tamu yang datang berkunjung.
Saudara, sebagai penutup artikel, untuk mendapatkan aroma kopi yang pas, maka jangan sekali-kali menggunakan air panas yang sudah masak agak lama atau air yang dimasak tidak mendidih. Menyeduh kopi pun tak sembarangan. Tak perlu air kopi memenuhi hingga puncak gelas, cukup setengah gelas saja.
Atau gunakan cangkir khas takaran kopi yang sudah banyak beredar di pasaran, mirip cangkir zaman kakek saya zaman dulu. Lantas jangan buru-buru diaduk, sebaiknya diamkan dulu beberapa saat supaya kopi ngeblend dengan air panas.
ADVERTISEMENT
Setelah kopi diaduk halus, maka segelas atau secangkir kopi panas tersebut siap diminum. Ada juga kebiasaan orang Indonesia yang menumpahkan sedikit demi sedikit kopi panas ke piring kecil dan menyesapnya pelan-pelan. Terserah, sih. Tergantung kebiasaan. Yuk, ngopi.
***
Suzan Lesmana - Pranata Humas LIPI