Ketika Para Santri Mengabdi Menjadi 'Kuli Bangunan' Pesantrennya

Rumah Sosial Kutub
Lembaga pengelola ZISWAF dan inisiator Gerakan Sedekah Minyak Jelantah melalui program TERSENYUM - rumahsosialkutub.org
Konten dari Pengguna
6 September 2021 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rumah Sosial Kutub tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan Rumah Sosial Kutub, Sepriyanto Bersama Pengasuh Pesantren Tarbiyatul Mutafakkirin. Foto: Dok. Rumah Sosial Kutub
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan Rumah Sosial Kutub, Sepriyanto Bersama Pengasuh Pesantren Tarbiyatul Mutafakkirin. Foto: Dok. Rumah Sosial Kutub
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rumah Sosial Kutub dan SJAB kembali menyalurkan amanah para donatur ke salah satu pesantren di Bogor. Tepatnya di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mutafakkirin. Ini adalah kunjungan yang ke dua kalinya, setelah sebelumnya pada medio maret lalu kedua lembaga ini juga melakukan kegiatan yang sama, yakni menyalurkan amanah para donatur.
ADVERTISEMENT
Kunjungan pada Kamis (2/9) ini, Rumah Sosial Kutub dan SJAB menyalurkan amanah Wakaf Al Qur'an kepada para santri disana. Namun ada cerita semangat di balik kunjungan yang ke dua dari tim Rumah Sosial Kutub ini.
Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan Rumah Sosial Kutub, Sepriyanto, yang memimpin langsung kegiatan kunjungan dan penyaluran menyampaikan ternyata pesantrennya masih dalam proses pembangunan. Ada cerita perjuangan yang luar biasa di balik pembangunan ini.
"Ada cerita perjuangan luar biasa di balik proses pembangunan pesantren yang sedang berlangsung ini. Singkatnya, ternyata para santrilah yang berperan sebagai pekerjanya atau biasa kita sebut dengan para kuli bangunannya," tuturnya.
Proses Pembangunan yang Belum Selesai. Foto: Dok. Rumah Sosial Kutub
Alasan para santri tersebut memilih untuk menjadi relawan pembangunan pesantrennya tidak lain adalah untuk penghematan dana pembangunan. "MasyaAllah, saat kami tanya mengapa mereka tidak mengerjakan para tukang bangunan saja? Santrinya dengan semangat menjawab bahwa sayang dengan uangnya karena biaya untuk tukang bangunan bisa dialihkan untuk membeli material lain," jelasnya
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Rumah Sosial Kutub, Suhito berharap semoga pembangunan pesantren ini bisa selesai. Menurutnya ketika pembangunan pesantren cepat selesai, para santri tentu akan bisa fokus untuk kembali belajar.
"Bahkan katanya, para santri juga yang mencari batu dan pasir di kali, kemudian para santri juga yang memecahkan batu-batu besar yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan pesantren mereka," sampainya
Memang sungguh luar biasa semangat para santri ini. Semoga kita juga dapat mengoptimalkan semangat belajarnya dengan menyisihkan rezeki yang kita miliki. Membantu percepatan pembangunan tempat belajar mereka. Dengan demikian, pembangunan pesantrennya bisa lancar dan cepat selesai. Selanjutnya, para santri juga bisa belajar dengan lancar.