Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Soal Bunga Palsu dan Tong Sampah Jerman, FORWAJA Akan Gelar Aksi Di KPK
8 Juni 2018 1:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Official News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
JAKARTA - 8 bulan sudah Anies Sandi berkuasa setelah di lantik pada 16 Oktober 2017 dengan janji Maju Kotanya Bahagia Warganya. Selama memerintah DKI Jakarta ini, Anies Sandi memiliki catatan berupa raport merah berdasarkan kebijakan yang di ambil selama memerintah. Raport merah itu antara lain, ujar Riswanto Koordinator Aksi Forum Warga Jakarta (FORWAJA) dalam undangan aksi yang di terima redaksi, Kamis malam (07/06/2018).
ADVERTISEMENT
Pertama kata Riswanto, Rapot merah Anies adalah soal Bunga Palsu di jalan-jalan trotor. Pemasangan bunga palsu di jalan trotoar yang sempit di Jakarta sangat membahayakan pejalan kaki apalagi warga penyandang disabilitas.
Kemudian harga bunga perbuah yang mencapai Rp 8 juta dengan total pengadaan sebesar Rp 8,1 Milyar menimbulkan kecurigaan, patut di duga ada unsur korupsi didalam project pengadaan Bunga Palsu ini.
"Yang mengherankan hal ini masuk dalam mata anggaran dinas kehutanan Pemprov DKI. Dinas kehutanan bukannya tanam bunga asli malah beli Bunga Palsu", tegas Riswanto.
Menurutnya, hal yang mencurigakan berikutnya adalah perusahaan yang memenangi tender bunga palsu ini seperti yang tercantum dalam LPSE adalah perusahaan pengadaan laboratorium dan alat-alat kedokteran. Apa hubungannya Bunga Palsu dengan perusahaan alat kedokteran.
ADVERTISEMENT
Koordinasi yang lemah antara aparat Pemprov di akui sendiri oleh Anies Sandi soal pemasangan bunga palsu super jumbo ini. Aparat Pemprov bekerja tanpa koordinasi pimpinan tertinggi DKI sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar.
"Bunga Palsu akhirnya di cabut setelah datang kritik bertubi-tubi dari warga. Anies Sandi harus ikut di usut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas project mubazir ini", bebernya.
Kedua, sambung Riswanto, Rapor merah kedua adalah kasus pembelian 2.640 buah tong sampah buatan Jerman seharga 3,3 juta/unit senilai total 9,581 Milyar dan ongkos kirim sebesar 79 juta dari Jerman. Ini adalah program pomborosan dan sangat tidak efisien hanya untuk tong sampah.
Jika tong sampah saja impor dari luar negeri terus dimana keberpihakan pada pribumi" seperti janji kampanye.Kenapa tidak menggunakan barang dengan kualitas lokal yang juga tidak kalah dengan memanfaatkan UMKM atau program OKE OCE seperti jualan kampanye Anies Sandi.
ADVERTISEMENT
"Patut di duga kuat ada unsur korupsi dan permainan harga dalam project ini", serunya.
Dia menambahkan dalam undangan aksi ini, buat apa ada Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang pencegahan korupsi yang bergaji puluhan juta jika project yang patut di duga barbau korupsi ini masih bisa lolos.
Berdasarkan pengamatan FORWAJA atas dua item project di Pemprov DKI di atas yaitu Project Bunga Palsu & Tong Sampah Jerman maka kami mendesak KPK agar segera turun tangan mengusut Anies Sandi atas dugaan korupsi di Pemprov DKI ini, terang Riswanto.
Untuk itu lanjut dia, Forum Warga Jakarta (FORWAJA) mengundang warga DKI dan rekan media untuk hadir dalam aksi di KPK pada Hari Senen 11 Juni 2018 di depan Gedung KPK pukul 15.30 WIB. Demikian Riswanto.(mars)
ADVERTISEMENT
Live Update