Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ekonomi Kreatif di Bawah Pemerintahan Baru Prabowo Subianto: Potensi Besar?
17 Oktober 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yuliasti Ika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia berada di era baru dengan pemerintahan Prabowo Subianto yang dirumorkan akan memecah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi dua entitas, yakni Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Barekraf. Pemisahan ini diharapkan dapat memberikan fokus lebih besar pada sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar namun belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Kreatif: Potensi Besar untuk Perekonomian Indonesia
Sektor ekonomi kreatif terbukti memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu sebesar Rp 1.153,4 triliun menurut laporan tahun 2020 dari Kemenparekraf. Selain itu, sektor ini berhasil menyerap 19,2 juta tenaga kerja, memperlihatkan betapa pentingnya sektor ini bagi perekonomian nasional. Tentu ini akan menjadi harapan masyarakat khususnya pelaku industri kreatif terhadap calon menteri ekonomi kreatif yang baru .
Beberapa subsektor dengan pendapatan tertinggi meliputi:
Namun, meskipun potensinya sangat besar, sektor ini masih menghadapi banyak tantangan dan kendala.
Tantangan Ekonomi Kreatif: Birokrasi, Digitalisasi, dan Pembajakan
Meski berpotensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, sektor ekonomi kreatif di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Para pelaku industri kreatif sering kali dihadapkan pada hambatan birokrasi, keterbatasan dalam adopsi teknologi digital, serta masalah penegakan hukum terkait hak cipta. Tanpa penanganan yang tepat, tantangan-tantangan ini dapat menghambat inovasi dan memperlambat perkembangan bisnis kreatif. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan lebih dari pemerintah sangat dibutuhkan agar sektor ini dapat berkontribusi maksimal pada perekonomian nasional. Berikut beberapa tantangan utama yang dihadapi sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Birokrasi Berbelit: Proses ekspor produk ekonomi kreatif masih sulit karena birokrasi yang rumit, menghambat pelaku usaha untuk memperluas pasar.
Tantangan Digitalisasi: Bisnis kreatif kini juga harus menguasai algoritma internet agar bisa bersaing secara online. Kurangnya pemahaman ini menjadi hambatan tersendiri bagi beberapa pelaku industri.
Penegakan Hukum: Isu pembajakan karya menjadi masalah serius yang mengurangi motivasi dan pendapatan pelaku ekonomi kreatif. Pelaku industri berharap pada kebijakan yang lebih tegas terkait perlindungan hak cipta.
Blue Print Desain Besar tentang Industri Kreatif: Industri kreatif bisa menjadi potensi besar jika digarap dengan serius namun perlu ada cetak biru (blueprint) rencana tentang industri ini. Strategi holistik diperlukan dalam jangka panjang sehingga industri ekonomi kreatif juga bisa menjadi komoditas seperti di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Dukungan dan Anggaran Minim: Masih Kurang Perhatian Pemerintah?
Sayangnya, perhatian pemerintah terhadap sektor ini masih dirasa kurang. Anggaran definitif Kemenparekraf tahun 2024 hanya sebesar Rp 3,53 triliun—angka yang relatif kecil dibandingkan total APBN sebesar Rp 1.090,8 triliun.
Pelaku ekonomi kreatif berharap pemerintah baru dapat memberikan kemudahan perizinan, peningkatan anggaran, dan kebijakan yang lebih mendukung agar potensi besar sektor ini dapat berkembang maksimal.
Saatnya Pemerintah Fokus ke Ekonomi Kreatif
Pemerintahan baru memiliki tantangan besar untuk meningkatkan perhatian pada sektor ekonomi kreatif. Jika birokrasi bisa dipangkas, digitalisasi dimaksimalkan, dan penegakan hukum atas pembajakan diperkuat, sektor ini bisa berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian.
Wacana mengenai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan dipecah, tentu telah melalui kajian mendalam karena pengembangan industri perlu melihat dampaknya kepada pemberdayaan masyarakat dari hulu ke hilir. Dengan dukungan yang tepat, ekonomi kreatif bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
ADVERTISEMENT
Live Update