Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Antrozoologi
30 September 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari ohoira Rahajaan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Monkeypox: Penelitian Yang Gagal Terhadap Monyet
Oleh: Jeremias R. Ohoira
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Semester 1, Prodi Filsafat,
Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng.
Jln. raya Manado-Tomohon, Pineleng, 95002,73, Pineleng II, Kec. Pineleng
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
Email:[email protected]
Dewasa ini banyak sekali fenomena fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat. Fenomena fenoma itu seakan akan mengisyaratkan kepada kita bahwa betapa pentingnya nilai sosial diantara kita untuk mendukung perkembangan zaman ini. Ada banyak sekali peristiwa yang dilakukan makhluk hidup terhadap makhluk hidup lainnya, baik itu peristiwa positif maupun negativ. Zaman semakin berkembang dan kecerdasan manusia semakin bertambah sesuai dengan tuntutan zaman sekarang, namun ada saja kesalahan yang dilakukan oleh manusia untuk meneliti atau membuat hal hal baru demi perkembangan manusia dan dunia. Salah satu kesalahan yang dibuat oleh manusia yang menyebabkan terjadinya populasi makhluk hidup semakin menurun ialah penelitian yang gagal dilakukan kepada monyet.
ADVERTISEMENT
Monkeypox. Nama monkeypox digunakan karena monkeypox memiliki pengeritian negative dari monyet kepada manusia dalam hal ini adalah peneliti. Dalam kasusnya para peneliti telah salah membuat eksperimen mereka terhadap monyet, alhasil lahirlah virus cacar air monyet atau monkeypox. Monkeypox?,kata ini mungkin masih asing di telinga kita, apalagi di telinga anak-anak umuran 17 tahun ke bawah. Sekarang ini Indonesia tidak baik-baik saja, mulai dari kasus pencabulan dari guru kepada siswinya, peristiwa rohingnya yang membuat sebagian masyarakat Indonesia rugi secara ekonomi, pembunuhan yang dilakukan oleh anak kepada orangtuanya sendiri dan temuan virus monkeypox atau cacar monyet yang sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia. Sekarang ini banyak ancaman yang menuntut banyak orang terkhusunya kaum muda untuk lebih berhati-hati dalam setiap situasi yang ada. Kasus-kasus yang terjadi sekarang ini banyak melibatkan kaum muda yang memang secara psikologi kematangan pemikiran mereka belum terstabil atau dewasa. kendati demikian, banyak anak muda yang sekarang jatuh sakit di usia mudanya dengan bermacam-macam penyakit yang dideritanya salah satunnya ialah penyakit / virus mongkeypox atau cacar air monyet
ADVERTISEMENT
Data menyebutkan bahwa di Indonesia, kasus cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022. Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah kembali melaporkan kasus cacar monyet. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan, bahwa hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi cacar monyet. Kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah, antara lain:
Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi. Jawa Barat 13 kasus konfirmasi.Banten 9 konfirmasi. Jawa Timur 3 konfirmasi.Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi.Kepulauan Riau 1 konfirmasi. Kabar baiknya, dari jumlah tersebut sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Bila dilihat tren mingguan kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023. Menurut Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, dari 88 kasus yang dikonfirmasi, sebanyak 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui varian virusnya.“Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada Tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual[https://www.halodoc.com]
ADVERTISEMENT
Data di atas menyebutkan bahwa kontak terjadinya virus monkeypox terjadi lebih banyak karena ada kontak seksual antar sesama. Ini adalah suatu tantangan yang cukup berat bagi kaum muda untuk melakukan hubungan seksual pada masa mudanya, mengingat penyebab virus mongkeypox ini terjadi begitu cepat dan banyak lewat hubungan seksual yang di lakukan oleh sesama.
Sangat disayangkan apabila ada kecendurungan kaum muda dalam menikmati masa mudanya, apalagi mengisi masa mudanya dengan dunia percintaan tanpa memikirkan pendidikan dan kesehatan mereka. Zaman semakin berkembang dan temuan temuan semakin nampak, virus monkeypox merupakan temuan yang dihasilkan lewat perkembangan zaman meskipun temuan virus ini dihasilkan oleh ulah manusia sendiri. Dengan memahami virus monkeypox ini, usaha manusia kedepannya untuk meneliti atau melahirkan suatu eksperimen baru hendaknya dilakukan secara hati hati dan selalu waspada, mungkin saja penelitian yang kita lakukan kedepannya sudah di anggap aman dan bagus demi sebuah perkembangan tetapi, bisa saja penelitian yang kita lakukan membuat dampak negative terhadap makhluk hidup yang lain apalagi melibatkan mereka dalam penelitian kita, naasnya penelitian itu bisa saja gagal dan menciptakan suatu masalah baru bagi perkembangan dunia apalagi perkembangan makhluk hidup yang sejalan dengan dunia saat ini. Oleh karena itu hendaknya perhatian kita terhadap makhluk hidup diperhatikan dengan baik dan dijaga selalu demi perkembangan dunia. Kesehatan dan kelancaran kehidupan sangat penting bagi kita dan dunia saat ini, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak memperdulihkan kesehatannya dan justru membuang masa mudanya demi hal hal yang bersifat objektif seperti percintaaan. Virus monkeypox menjadi pelajaran penting bagi kita untuk selalu berhati hati dalam menciptakan suatu eksperimen yang baru apalagi menciptakan eksperimen itu demi kepentingan sendiri tanpa bekerja sama dengan perkembangan dunia
ADVERTISEMENT