Konten dari Pengguna

Markisa 'Kaya Rasa' Dari Majalengka

Oki Kurniawan
food and traveller enthusias
19 April 2022 22:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oki Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Markisa 'Kaya Rasa' Dari Majalengka
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAJALENGKA,-Buah Markisa bukan jenis buah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Meski berasal dari Amerika, buah yang bernama ilmiah Passiflora Edulis tumbuh subur di sebagian besar wilayah Indonesia yang beriklim tropis dan sub tropis.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri ada dua jenis markisa yang umum ditemui, yaitu markisa yang tumbuh di dataran tinggi dan markisa kuning yang tumbuh di dataran rendah. Buah markisa memiliki banyak kandungan nutrisi, seperti Protein, Karbohidrat, Serat, Kalsium, Forfor, Zat Besi, serta nutrisi lainnya ini kerap diabaikan masyarakat karena rasanya yang kecut atau masam jika dikonsumsi secara langsung.
Namun, ditangan dua warga asal Blok Colom Tonggoh, Desa Jagasari, Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, Jawa Barat buah markisa disulap menjadi berbagai olahan makanan dan minuman yang bukan saja memanjakan lidah namun juga menambah nilai ekonomis yang menggiurkan.
Keduanya adalah Memen Nuryaman (46) dan Dede Hermawan (37). Sejak dua tahun terakhir konsisten dan berkonsentrasi menekuni buah markisa supaya memiliki varian olahan baru. dari hasil kerja kerasanya tersebut, keduanya berhasil membuat varian minuman yang menyegarkan berupa sirup dan dodol.
ADVERTISEMENT
"Sirup dan dodol itu tentunya berbahan dasar buah Markisa," ungkap Memen disela-sela kesibukannya melayani pembeli pada bazar produk hasil pertanian, Senin (18/4/2022)
Memen menceritakan, inovasi dua produk kuliner ini berawal dari keresahan mereka saat masih jualan buah markisa. jatuh bangun dengan kegagalan tidak meyurutkan tekad memen bersama rekannya untuk tetap mengembangkan inovasinya itu.
"Awalnya mah nanam buah markisa dulu, terus saya jualan buahnya, tapi kok nggak laku."
seiring dengan banyaknya percobaan, kedua olahan buah markisa bisa sempurna dari segi cita rasa dan juga ketahanannya. Memen memastikan, bahwa kedua produk inovasinya itu tidak menggunakan bahan pengawet. Bahkan, kini telah memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Sehingga produknya bisa merambah pasar retail modern.
ADVERTISEMENT
"Meski tanpa pengawet, ketahanan Sirup dan Dodol ini bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
Dodol kekuatannya sekitar 6 bulan, kalau Sirup mah sekitar 4 bulan. Ini tanpa bahan pengawet," ucapnya.
Sementara, Dede Hermawan yang juga salah satu penggagas Radja Markisa menyampaikan, produknya kini telah berhasil meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
"Omzet sebulan ada sekitar Rp 10 juta mah. Sekarang ada peningkatan omzet, Alhamdulillah berkah Ramadan," kata Dede.
Dikatakan dia, pemasaran Sirup dan Dodol Markisanya itu kini telah malang-melintang ke luar daerah.
"Selain di Majalengka, Radja Markisa juga sudah menjajal pasar di daerah Garut, Bantul, Sukabumi, Sumedang dan Bandung," ujarnya.