Tak Hanya Kemacetan, Pembangunan Infrastuktur Bedampak pada Penghasilan Warga Sekitar

Dok. Pribadi : Kemacetan di Jl. Metro Pondok Indah

Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan mempersalahkan 10 proyek infrastruktur yang tak memiliki Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin). Tak adanya Andalalin disinyalir menjadi penyebab kemacetan yang semakin parah di beberapa ruas jalan Jakarta. Salah satunya, proyek underpass Kartini yang menyebabkan kemacetan panjang di sekitaran Lebak Bulus dan Metro Pondok Indah.

Kendati demikian, warga sekitar pembangunan underpass Kartini tidak terlalu mempermasalahkan kemacetan. Pasalnya, di daerah tersebut terdapat pula pembangunan terminal MRT Lebak Bulus yang berdampak pada penghasilan warga sekitar. Khususnya warga RT 09 RW 07 Kelurahan Lebak Bulu Kecamatan Cilandak.

"Sebelum ada ini kan dulunya stadion, dagangnya di stadion. Kan sering ada acara bola Persija, ada kantor, artis, ada kolam renang, ada squash, rame. Begitu digusur kita bingung tempat, kita lari ke Giant yang dulunya ada tempat nongkrong-nongkrong sore kalau orang pulang kerja (di) taman. Sekarang dipager seng kanan kiri, saya jadi sepi bukan sepi lagi tapi lebih dari sepi. Kalau sepi doang mending tapi ini lebih dari sepi," tutur Wahyono (50).

Dok.Pribadi : Pembangunan Terminal MRT Lebak Bulus

Hal senada pun dituturkan Darsono (46) jika pembangunan terminal MRT Lebak Bulus berdampak secara ekonomis. Meski begitu, Darsono lebih beruntung dibanding Wahyono, sebab pembangunan yang berada tepat di depan rumahnya menambah penghasilan. Menurutnya, pegawai dan pelaksana pembangunan terminal MRT Lebak Bulus kerap menghampiri warungnya untuk menyantap menu yang tersedia.

"Ya lumayan kalau warung, banyak pelaksana-pelaksana yang datang. Pekerja kadang pelaksana proyek (hingga) satpam datang ke sini," ucap Darsono saat ditemui di kediamannya.

Meski penghasilannya berkurang karena pembangunan infrastruktur, harapan Wahyono tidak lantas menghilang. Ia menyakini jika pembangunan telah rampung, keadaan ekonomi keluarganya dapat kembali seperti semula. Agar dirinya dapat menabung dan mengumpulkan modal untuk usaha di kampung halamannya, Purwokerto.

"Ada harapan, mudah-mudahan pemerintah bijak. Mudah-mudahan. Itu harapan saya. Pengen pulang kampung kalau saya punya modal" tutup Wahyono.