Konten dari Pengguna

Pentingnya Kebijakan Moneter yang Tepat di Tengah Pandemi

Oktavia Nuratika
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
29 Desember 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oktavia Nuratika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingnya Kebijakan Moneter yang Tepat di Tengah Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 membuat perekonomian Indonesia masuk ke dalam jurang resesi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97%, pada kuartal II 2020 terkontraksi 5,32%, dan pada kuartal III 2020 terkontraksi kembali hingga 3,49%. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk domestik bruto telah mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut yang menandakan bahwa Indonesia secara resmi mengalami resesi.
ADVERTISEMENT
Keterpurukan ekonomi Indonesia ini harus diatasi dengan kebijakan yang tepat. Salah satu kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi keterpurukan ekonomi tersebut ialah kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, pemerataan distribusi, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Pandemi covid-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Untuk itu, kebijakan moneter yang tepat diterapkan saat situasi seperti ini ialah kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan moneter ekspansif merupakan suatu kebijakan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan tujuan dapat meningkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian sedang megalami resesi. Terdapat beberapa instrumen yang digunakan dalam kebijakan moneter yaitu open market operations, reserve requirement ratio, discount rate, credit rationing, dan moral persuasion.
ADVERTISEMENT
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) ialah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Di situasi pandemi ini, hal yang harus dilakukan pemerintah yaitu melakukan pembelian surat-surat berharga dari masyarakat. Uang dari pemerintah akan mengalir ke masyarakat sehingga jumlah uang beredar meningkat. Tingginya jumlah uang yang beredar dapat meningkatkan investasi. Dengan meningkatnya investasi diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terdampak covid-19.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate) ialah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral. Selama tahun 2020 suku bunga Bank Indonesia telah mengalami empat kali penurunan hingga mencapai 3,75%. Ketika suku bunga diturunkan masyarakat akan lebih tertarik untuk menggunakan uangnya karena apabila ditabung hanya akan mendapatkan keuntungan yang sedikit. Hal tersebut diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di tengah pandemi.
ADVERTISEMENT
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) ialah instrumen yang mengatur jumlah uang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Sebagai instrumen kebijakan, bank sentral menggunakan rasio cadangan wajib untuk mempengaruhi perekonomian. Ketika inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi lemah seperti saat ini, bank sentral akan menurunkan rasio cadangan wajib. Dengan demikian, akan lebih banyak porsi pinjaman yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi dan berinvestasi dengan tujuan aktivitas produksi akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi akan bergerak menguat.
Credit rationing ialah kredit yang diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Di situasi seperti ini yang diperlukan ialah kebijakan kredit longgar, kebijakan kredit longgar merupakan kebijakan bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar. Syarat pemberian kredit yang longgar akan menambah jumlah masyarakat atau pengusaha yang bisa memperoleh kredit karena kemudahan dalam memperoleh dengan syarat-syarat yang dipermudah. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat meningkat untuk menggerakkan perekonomian yang saat ini sedang melemah
ADVERTISEMENT
Imbauan Moral (Moral Persuasion) ialah instrumen kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar dengan cara memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya, di situasi seperti saat ini mengimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Berdasarkan beberapa instrumen yang telah dipaparkan, maka kebijakan moneter yang tepat diterapkan saat pandemi ini yaitu instrumen operasi pasar terbuka dengan membeli surat berharga pemerintah, instrumen fasilitas diskonto dengan menurunkan tingkat bunga bank sentral, instrumen rasio cadangan wajib dengan bank sentral menurunkan rasio cadangan wajib, instrumen credit rationing dengan kebijakan kredit longgar, dan instrumen imbauan moral dengan mengimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral. Instrumen yang digunakan tersebut memiliki tujuan agar jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat meningkat sehingga daya beli masyarakat pun dapat terjaga walau di situasi pandemi. Dengan penerapan kebijakan yang tepat bukan tidak mungkin perekonomian Indonesia dapat secepatnya bangkit kembali.
ADVERTISEMENT